Hanya Seperempat Pasien Bisa Pulih Setelah Setahun Infeksi
Studi terhadap lebih dari 2.000 pasien rawat inap Covid-19 di Inggris menemukan, hanya satu dari empat pasien yang merasa sehat kembali setahun setelah infeksi.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM)
Petugas medis merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ), Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (30/4/2020). RSPJ merawat pasien Covid-19 kategori pasien dalam pengawasan (PDP) ataupun pasien yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala klinis sedang, berat, dan kritis.
JAKARTA, KOMPAS — Studi terbaru terhadap lebih dari 2.000 pasien rawat inap Covid-19 di Inggris menemukan, hanya satu dari empat pasien yang merasa sehat kembali setahun setelah infeksi. Gejala Covid-19 berkepanjangan yang paling umum dialami mereka, di antaranya, kelelahan, nyeri otot, perlambatan fisik, sulit tidur, dan sesak napas.
Studi ini dipresentasikan di Kongres Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular Eropa dan diterbitkan dalam The Lancet Respiratory Medicine pada Minggu (24/4/2022). Studi ini dipimpin oleh Christopher Brightling, Rachael Evans, dan Louise Wain dari National Institute for Health Research, Leicester Biomedical Research Center, University of Leicester, Inggris.
Para peneliti menggunakan data dari studi Covid-19 pascarawat inap (PHOSP-COVID) yang menilai orang dewasa (berusia 18 tahun ke atas) yang telah dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di seluruh Inggris dan kemudian dipulangkan. Pasien-pasien ini berasal dari 39 rumah sakit di jaringan National Health Service (NHS).
Pemulihan dinilai menggunakan ukuran hasil yang dilaporkan pasien, kinerja fisik, dan fungsi organ pada 5 bulan dan 1 tahun setelah keluar dari rumah sakit. Para peneliti juga mengambil sampel darah peserta pada kunjungan lima bulan untuk menganalisis keberadaan berbagai protein inflamasi.
Sebanyak 2.320 pasien yang dirawat antara 7 Maret 2020 dan 18 April 2021 dinilai pada 5 bulan setelah keluar. Sebanyak 807 (33 persen) peserta menyelesaikan kunjungan 5 bulan dan 1 tahun pada saat penelitian sedang berlangsung. Pasien ini berusia rata-rata 59 tahun, 279 (36 persen) adalah perempuan dan 28 persen menerima bantuan ventilator. Proporsi pasien yang melaporkan pemulihan penuh setelah 5 bulan sebesar 501 dari 1,965 (26 persen) dan setelah 1 tahun sebanyak 232 dari 804 (29 persen).
AFP/PETER PARKS
Para pasien terpaksa dirawat di luar rumah sakit Pusat Medika Caritas di Hong Kong, 18 Februari 2022, menyusul lonjakan kasus dan pasien Covid-19 di wilayah itu.
Perempuan dan obesitas
Para peneliti menemukan bahwa perempuan dan mereka dengan kondisi obesitas menjadi pihak yang merasa belum bisa pulih setelah setahun. Perempuan 32 persen lebih kecil kemungkinannya untuk pulih dalam setahun. Sementara mereka yang mengalami obesitas 58 persen lebih kecil kemungkinannya untuk pulih dalam setahun. Gejala Covid-19 jangka panjang yang paling umum adalah kelelahan, nyeri otot, perlambatan fisik, kurang tidur, dan sesak napas.
Sebelumnya, peneliti juga mengidentifikasi empat kelompok keparahan gejala pada lima bulan. Dari 2.320 peserta, sebanyak 1.636 peserta dipilah ke dalam kluster spesifik. Sebanyak 319 (20 persen) memiliki gangguan kesehatan fisik dan mental yang sangat parah, 493 (30 persen) memiliki gangguan kesehatan fisik dan mental yang parah, 179 (11 persen) mempunyai gangguan fisik sedang dan gangguan kognitif, serta 645 (39 persen) mempunyai gangguan kesehatan mental dan fisik ringan.
Kondisi obesitas, kapasitas olahraga yang menurun, gejala yang banyak, dan peningkatan kadar protein C-reaktif penanda biologis inflamasi dikaitkan dengan kelompok yang lebih parah. Pada kelompok yang sangat parah dan sedang dengan gangguan kognitif, kadar penanda biologis inflamasi interleukin-6 (IL-6) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok ringan.
Perempuan dan mereka dengan kondisi obesitas menjadi pihak yang merasa belum bisa pulih setelah setahun.
Evans mengatakan, jenis kelamin perempuan dan obesitas adalah faktor risiko utama untuk tidak pulih pada 1 tahun. Jenis kelamin perempuan dan obesitas juga dikaitkan dengan gangguan kesehatan yang lebih parah yang sedang berlangsung termasuk penurunan kinerja olahraga dan kualitas hidup.
Terkait kurangnya perawatan untuk kasus Covid-19 jangka panjang, Wain mengatakan, ”tidak ada terapi khusus untuk Covid-19 jangka panjang, dan data kami menyoroti bahwa intervensi yang efektif sangat diperlukan. Temuan kami tentang peradangan sistemik persisten, terutama pada mereka yang sangat parah dan sedang dengan gangguan kognitif. Ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini mungkin merespons strategi anti-inflamasi.”
Brightling menyimpulkan, layanan perawatan kesehatan bagi penderita Covid-19 berkepanjangan penting. ”Tanpa perawatan yang efektif, Covid-19 jangka panjang bisa menjadi kondisi baru yang sangat umum. Studi kami juga memperkuat alasan bagi perawatan Covid-19 jangka panjang dengan pendekatan pengobatan presisi sesuai profil tiap-tiap pasien untuk memulihkan kualitas hidup mereka,” katanya.