Hepatitis ”Misterius” Menyerang Anak di Eropa dan Amerika Serikat
Kasus hepatitis pada anak-anak meningkat di Eropa dan Amerika Serikat, beberapa memerlukan transplantasi hati. Penyebab peradangan hati ini belum diketahui sumbernya, dan diselidiki kemungkinan kaitannya dengan Covid-19.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Kesehatan Dunia tengah memantau kasus peradangan hati atau hepatitis yang menyerang anak-anak di Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa di antara pasien anak itu mengalami keparahan sehingga memerlukan transplantasi hati. Penularan hepatitis ini sejauh ini belum diketahui sumbernya, dan diselidiki kemungkinan kaitannya dengan Covid-19.
Pada Jumat (15/4/2022) lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan sedang memantau 84 kasus hepatitis akut parah yang dilaporkan di Inggris sejak 5 April dan memperkirakan lebih banyak kasus dalam beberapa hari mendatang yang ditemukan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (19/4/2022), menyebutkan, kasus hepatitis juga telah ditemukan pada anak-anak di Denmark, Irlandia, Belanda, dan Spanyol. Sembilan kasus yang dicurigai juga telah dicatat di Negara Bagian Alabama, Amerika Serikat.
”Penyelidikan sedang berlangsung di semua negara yang melaporkan kasus. Saat ini, penyebab pasti hepatitis pada anak-anak ini masih belum diketahui,” sebut ECDC.
Langkah-langkah kebersihan normal, seperti mencuci tangan, membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi yang sedang diselidiki ini.
Hepatitis atau peradagangan hati yang parah pada anak-anak selama ini sangat jarang ditemui. Biasanya peradangan ini menandai respons kekebalan umum terhadap infeksi atau cedera, tanda bahwa tubuh sedang berusaha melawan penyakit potensial.
Gejala pada anak-anak biasanya mencakup beberapa hal berikut ini, seperti urine berwarna gelap, tinja berwarna abu-abu, kulit dan mata menguning atau sering disebut penyakit kuning, dan suhu tinggi.
Dengan perhatian medis yang tepat, kondisi ini biasanya dapat diobati, tetapi beberapa pasien mungkin memerlukan transplantasi hati. WHO telah melaporkan bahwa enam dari anak-anak yang terkena dampak di Inggris telah menjalani transplantasi sejauh ini.
Kaitannya dengan Covid-19
Infeksi ini terutama menyerang anak-anak berusia di bawah 10 tahun dengan gejalanya termasuk penyakit kuning, diare, muntah, dan sakit perut. Dari pemeriksaan sejauh ini, tidak dideteksi jenis virus hepatitis yang sudah diketahui, dari A hingga E, pada anak-anak yang mengalami hepatitis ini.
Oleh karena itu, otoritas kesehatan Inggris, UK Health Security Agency, telah memeriksa tautan ke virus umum, atau kemungkinan penyebab lain seperti Covid-19, infeksi, atau faktor lingkungan. Sejauh ini yang bisa dipastikan ECDC, penyebab yang paling mungkin adalah infeksi.
”Tidak ada tautan ke vaksin Covid-19 yang diidentifikasi dan informasi terinci yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk kasus-kasus tentang makanan, minuman, dan kebiasaan pribadi gagal mengidentifikasi paparan umum apa pun,” kata ECDC.
Di Perancis, dua kasus hepatitis akut yang etiologinya masih belum ditentukan telah dilaporkan oleh Rumah Sakit Universitas Lyon. Mereka yang mengalami gejala sakit ini adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Meera Chand, Direktur Klinis dan Infeksi Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan, ”Langkah-langkah kebersihan normal, seperti mencuci tangan, membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi yang sedang diselidiki ini.”
Chand juga meminta orangtua atau wali untuk waspada terhadap tanda-tanda hepatitis dan segera menghubungi profesional kesehatan jika gejalanya mengkhawatirkan.