Ditemukan, Dua Spesies Burung Baru dari Kalimantan
Peneliti BRIN berhasil menemukan dan mengidentifikasi dua spesies burung baru dari Pegunungan Meratus di wilayah tenggara Kalimantan. Dua burung ini diberi nama sikatan kadayang dan kacamata meratus.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional berhasil mengidentifikasi dua spesies burung baru dari Pegunungan Meratus di wilayah tenggara Kalimantan. Dua burung ini diberi nama Cyornis kadayangensis atau sikatan kadayang dan Zosterops meratusensis atau kacamata meratus.
Penemuan dua spesies burung tersebut dimulai dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2016. Upaya pendeskripsian yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN bekerja sama denganLousiana State University, Amerika Serikat, ini berhasil dipublikasikan di Journal of Ornithology, 11 Januari 2022.
Peneliti dari Museum Zoologicum Bogoriense, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Mohammad Irham mengemukakan, penelitian burung jenis baru ini dilakukan melalui serangkaian proses. Proses ini meliputi studi morfologi, asam deoksiribonukleat(DNA), serta vokalisasi dari jenis baru ini dan kerabatnya.
”Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa populasi Zosterops dan Cyornis di Pegunungan Meratus berbeda dari kerabatnya sehingga kami anggap sebagai spesies yang terpisah dan baru,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (29/3/2022).
Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Tri Haryoko yang terlibat dalam penelitian ini menjelaskan, dari penampakan fisik, burung kacamata meratus berwarna hijau zaitun dengan corak zaitun kekuningan pada tubuh bagian bawah. Kerabat terdekat spesies ini, yaitu kacamata laut atau Zosterops chloris dengan warna kuning yang lebih terang.
Sementara burung sikatan kadayang memiliki warna yang lebih khas, yaitu tubuh bagian atas yang berwarna biru dan bagian bawah berwarna coklat jingga terang sampai putih. Spesies ini berbeda dari sikatan dayak (Cyornis montanus) yang berwarna biru lebih pekat dan tubuh bawah kecoklatan tanpa warna putih.
Menurut Irham, Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung. Terkait status konservasi, kelestarian burung di Pegunungan Meratus mendapat potensi ancaman dari perubahan dan kerusakan habitat.
Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa populasi Zosterops dan Cyornis di Pegunungan Meratus berbeda dari kerabatnya sehingga kami anggap sebagai spesies yang terpisah dan baru
Wilayah dataran rendah Pegunungan Meratus telah mengalami perubahan sehingga menyisakan habitat yang relatif utuh di zona pegunungan di atas 500 meter di atas permukaan laut dengan luasan yang terbatas. Sementara ancaman lainnya adalah perburuan burung untuk memenuhi pasar burung berkicau.
”Perburuan ini mendorong populasi burung di Meratus ke jurang kepunahan. Oleh karena itu, konservasi habitat dan spesies di Pegunungan Meratus sangat penting untuk dilakukan,” ungkapnya.
Penemuan ini menambah daftar spesies burung baru yang berhasil diidentifikasi peneliti BRIN atau Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebelum adanya peleburan. Tahun lalu, peneliti juga berhasil memublikasikan identifikasi spesies baru burungbuah satin di jurnal ilmiah IBIS pada 11 Juni 2021. Spesies ini ditemukan di Kawasan Pegunungan Kumawa, Kabupaten Kaimana, Papua Barat.