Pandemi Covid-19 didorong oleh penularan dari manusia ke manusia. Namun, virus penyebab Covid-19 diketahui juga menginfeksi berbagai jenis hewan.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyaknya penularan Covid-19 di antara populasi hewan berisiko memunculkan varian baru yang dikhawatirkan bisa kembali menulari manusia. Selain menulari hewan domestik, SARS-CoV-2 diketahui telah menulari sejumlah satwa liar.
Risiko penularan Covid-19 di binatang ini dikemukakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan bersama dengan dua badan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya, Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Organization for Animal Health (OIE), Senin (7/3/2022).
Dalam pernyataan tertulis ini, WHO mengatakan, pandemi Covid-19 didorong oleh penularan dari manusia ke manusia, tetapi virus penyebab Covid-19 diketahui juga menginfeksi berbagai jenis hewan. Selain hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, WHO mengatakan, hewan liar yang berkeliaran bebas ditangkarkan atau diternakkan, seperti harimau, cerpelai, hamster, musang, rusa ekor putih Amerika Utara, dan kera besar, telah diketahui terinfeksi virus.
Organisasi tersebut menambahkan, hingga saat ini cerpelai dan hamster peliharaan telah terbukti mampu menginfeksi manusia dengan virus SARS-CoV-2. Kasus potensial penularan antara rusa berekor putih dan manusia saat ini juga sedang ditinjau.
WHO khawatir, masuknya virus ke satwa liar dapat mengakibatkan pembentukan ”sumber penularan” baru Covid-19 di alam. Sebagai contoh, WHO mengutip laporan bahwa sekitar sepertiga rusa ekor putih liar di Amerika Serikat telah terinfeksi virus ini, dan kini sebagian menularkannya ke manusia.
Ketiga lembaga mendesak semua negara untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko penularan virus antara manusia dan satwa liar dengan tujuan mengurangi risiko lebih banyak varian yang muncul, dan untuk melindungi manusia dan satwa liar.
Mereka menyerukan pihak berwenang untuk mengadopsi peraturan yang relevan dan menyebarluaskan rekomendasi protokol kesehatan untuk orang-orang yang bekerja dalam kontak dekat dengan atau menangani satwa liar, termasuk pemburu, tukang daging, dan masyarakat.
Dalam kajian yang ditulis Bradley Pickering dari National Centre for Foreign Animal Disease, Canadian Food Inspection Agency, dan 31 peneliti lainnya ini disebutkan, strain virus yang terdeteksi pada rusa berekor putih telah beredar di populasi manusia. Rusa berekor putih juga terbukti menyebarkan virus dan menularkannya antara satu sama lain.
Para ilmuwan menemukan bahwa jenis SARS-CoV-2 yang sama, yang sangat berbeda dari jenis lain yang diketahui, juga sangat mirip dengan virus SARS-CoV-2 yang telah menginfeksi manusia.
Kasus tersebut, yang dilaporkan dalam jurnal pracetak BioRxiv pekan lalu ini menyebutkan, virus yang menginfeksi rusa berekor putih di Kanada ini memiliki konstelasi ”mutasi yang telah belum pernah diamati sebelumnya di antara garis keturunan SARS-CoV-2”.
Para ilmuwan menemukan bahwa jenis SARS-CoV-2 yang sama, yang sangat berbeda dari jenis lain yang diketahui, juga sangat mirip dengan virus SARS-CoV-2 yang telah menginfeksi manusia.
Sekalipun belum ada data berapa banyak virus Covid-19 yang telah ditularkan rusa ke manusia, mereka yang terkonfirmasi positif dengan strain virus yang ditemukan di rusa ekor putih ini tinggal di wilayah geografis yang sama dengan rusa. Mereka juga telah melakukan kontak dekat dengan rusa selama waktu yang sama ketika sampel yang terinfeksi dikumpulkan.