logo Kompas.id
Ilmiah PopulerKontroversi Megakonstelasi...
Iklan

Kontroversi Megakonstelasi Satelit Starlink

Kehadiran megakonstelasi satelit Starlink memang memberi harapan baru atas akses internet cepat dan murah di seluruh muka Bumi. Namun, banyaknya jumlah satelit yang ada juga mengancam manusia dan Bumi.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 6 menit baca
M Zaid Wahyudi, wartawan <i>Kompas</i>
ILUSTRASI: KOMPAS/ILHAM KHOIRI

M Zaid Wahyudi, wartawan Kompas

Gagalnya 40 satelit Starlink mencapai orbit awal Februari lalu memunculkan kembali pro-kontra atas megakonstelasi satelit tersebut. Ancaman keamanan operasional satelit lain, pengamatan astronomi, hingga perubahan iklim ada di depan mata. Namun, solusi yang menguntungkan semua pihak belum dicapai.

Starlink adalah nama satelit dan perusahaan penyedia layanan internet berbasis satelit di Amerika Serikat. Perusahaan ini jadi bagian dari SpaceX, korporasi teknologi luar angkasa milik miliarder Elon Musk. Di Indonesia, produk usaha Musk yang sudah masuk dan dikenal publik adalah mobil Tesla.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000