Terapkan Agama dalam Kebajikan Sosial

JAKARTA, KOMPAS — Praktik beragama hendaknya memiliki manifestasi kebajikan dalam kehidupan bermasyarakat. Esensi agama ialah memberi manfaat bagi semua dengan sikap rendah hati dan saling menghargai.Hal itu dikemukakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada acara Pengkajian Ramadhan Muhammadiyah bertema "Muhammadiyah Memandu Keberagaman yang Mencerahkan, Mencerdaskan, dan Berkeadilan", Senin (5/6), di Jakarta.Ia menekankan, segala praktik ibadah agama berujung pada aspek sosial, tidak hanya berorientasi kepada Tuhan. Ibadah puasa yang bersifat sangat pribadi, misalnya, bertujuan introspeksi diri dan kepeduliaan sosial."Sering kali kita terlalu fanatik beragama sampai lupa tujuan beragama. Apabila beragama hanya berorientasi kepada Tuhan dan menafikan aspek sosial, (hal itu) justru mengingkari substansi agama," kata Lukman. Mutu keagamaan seseorang dapat dilihat dan dirasakan dari manfaat yang ia berikan untuk kebaikan perkembangan sosial. Karena itu, lahir gerakan pendidikan, amal, dan kemanusiaan yang bersifat mengayomi masyarakat.Di samping sosial, lanjutnya, pola keagamaan yang mencerahkan ialah menjadikan penganutnya menyadari keterbatasan dirinya. Hal ini membuat seseorang memiliki sifat rendah hati dan tidak merasa paling benar.Nilai dasarKetua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, perenungan kembali nilai-nilai Islam yang mendasar perlu dilakukan untuk menghadapi semakin kompleksnya pandangan politik dan keagamaan di masyarakat. Pendekatan dialogis dan toleran hendaknya ditekankan untuk memberi pemahaman keagamaan berpersepsi kebangsaan kepada masyarakat."Para pemimpin agama bisa memandu umat dengan melihat kembali nilai-nilai dasar agama dan mencari pembaruan di dalamnya," katanya. (DNE)