Matahari di Atas Kabah, Saatnya Meluruskan Arah Kiblat
Senin (27/5) pukul 16.18 WIB, Matahari tepat di atas Kabah. Ini momen tepat meluruskan kiblat shalat, mudah tapi akurat
![Jemaah haji, Selasa (13/8/2019), berputar mengelilingi Kabah di Masjidil Haram yang dipotret dengan teknik kecepatan lambat saat musim haji di Mekkah, Arab Saudi.](https://cdn-assetd.kompas.id/K61L1FAIUKEtivntBqc9pcWMkJM=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F08%2F14%2Fa149bcb7-ee71-4de5-887f-e91d373b80f3_jpg.jpg)
Jemaah haji, Selasa (13/8/2019), berputar mengelilingi Kabah di Masjidil Haram yang dipotret dengan teknik kecepatan lambat saat musim haji di Mekkah, Arab Saudi.
Hari ini, Senin (27/5/2024), Matahari akan tepat berada di atas Kabah di Mekkah, Arab Saudi, pukul 12.18 waktu setempat atau 16.18 WIB. Akibatnya, bayangan semua benda di permukaan Bumi yang mengalami siang hari akan mengarah ke Kabah. Karena itu, ini adalah waktu terbaik untuk menentukan dan meluruskan arah kiblat untuk shalat.
Fenomena Matahari di atas Kabah di Mekkah Arab Saudi atau disebut juga sebagai istiwa a’zam sejatinya sama dengan dengan fenomena kulminasi Matahari di berbagai daerah di Indonesia pada waktu-waktu tertentu. Fenomena ini juga serupa dengan peristiwa Matahari di atas garis khatulistiwa yang juga sering dirayakan di Indonesia.
Semua fenomena itu memiliki karakter yang sama, yaitu secara perhitungan astronomis, Matahari mencapai titik kulminasi atau titik tertinggi dalam lintasannya melewati langit sepanjang tahun. Dengan demikian, saat tengah hari, Matahari akan benar-benar tepat berada di atas kepala pengamat di wilayah tersebut.
![Para jemaah haji melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022). Sebagian jemaah melakukan tawaf wada atau perpisahan karena akan kembali ke negara masing-masing setelah selesai menunaikan seluruh rangkaian haji.](https://cdn-assetd.kompas.id/Y7cvmDhTuysaZ7hS4jWozj8RReg=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F17%2F19343b05-eead-45c7-a31f-68f6e1171b32_jpg.jpg)
Para jemaah haji melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022). Sebagian jemaah melakukan tawaf wada atau perpisahan karena akan kembali ke negara masing-masing setelah selesai menunaikan seluruh rangkaian haji.
Karena Matahari berada di atas kepala, bayangan benda akan jatuh di bawah kaki alias tidak terlihat. Akibatnya, masyarakat di wilayah tersebut akan mengalami fenomena ”hari tanpa bayangan”. Namun, masyarakat yang berada di luar daerah yang mengalami kulminasi tersebut akan tetap melihat bayangan benda.
Kondisi itulah yang akan dialami umat Islam di Mekkah, termasuk jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Mekkah pada Senin (27/5/2024). Matahari mencapai titik kulminasi atau titik tertingginya pada pukul 12.18 waktu setempat atau 16.18 WIB dan 17.18 Wita. Saat itu, mereka juga akan merasakan sensasi hari tanpa bayangan untuk beberapa saat.
Sementara bagi masyarakat yang berada di luar Mekkah, bayangan benda akan terlihat seperti biasanya. Uniknya, pada saat itu, semua bayangan benda di seluruh muka Bumi yang sedang mengalami siang hari akan mengarah ke Mekkah. Karena itu, bayangan tersebut bisa dimanfaatkan untuk meluruskan arah kiblat shalat.
Pemanfaatan peristiwa Matahari di atas Kabah untuk meluruskan kiblat shalat itu membuat hari ini juga disebut hari rashdul qiblat atau hari meluruskan kiblat. Teknik ini bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat masjid atau mushala yang sedang dibangun, lapangan tempat shalat Id, atau menyempurnakan arah kiblat berbagai tempat shalat yang sudah ada, termasuk yang ada di rumah, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Adib dalam webinar ”Metode Mengukur Arah Kiblat Tanpa Aplikasi”, Minggu (26/5/2024), mengatakan, pengukuran kiblat dengan memanfaatkan istiwa a’zam atau hari rashdul qiblat itu merupakan teknik yang mudah dilakukan oleh siapa pun.
”Dengan cara ini, kiblat bisa ditentukan tanpa aplikasi, teleskop, teodolit, atau rumus yang njlimet (rumit),” katanya.
Meski cara ini sederhana dan sebagian kalangan menganggapnya tidak modern, ini justru cara paling akurat dibandingkan menggunakan berbagai perangkat teknologi lain. Jika menggunakan kompas penunjuk arah, hasil yang diperoleh harus dikalibrasi karena kutub utara magnet Bumi tidak berimpit dengan kutub utara Bumi yang sesungguhnya. Selain itu, penggunaan kompas magnetik rentan terganggu jika di sekitarnya banyak elemen bangunan yang mengandung besi atau magnet.
Cara ini juga mudah dilakukan tanpa perlu melakukan perhitungan astronomis atau teknis yang rumit. Penyempurnaan arah kiblat dengan bayangan ini juga bisa dilakukan siapa pun tanpa perlu menggunakan alat atau aplikasi tertentu, termasuk pengetahuan tentang cara pengoperasian dan kalibrasinya.
![Penanda mihrab lama di Masjid Qilataian di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). yang mengarah ke Baitul Maqdis, Jerusalem. Namun, mihrab ini sudah tidak dipakai karena saat ini masjid ini menggunakan mihrab yang mengarah kiblat ke Kabah di Mekkah. Dengan dua kiblat itu, masjid ini dinamakan sebagai Masjid Qiblataian.](https://cdn-assetd.kompas.id/96gYSdAzWKqzokZ0mFGCbIAxZbU=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F26%2Fc87aacde-73b4-432e-a545-5986a2ac6220_jpg.jpg)
Penanda mihrab lama di Masjid Qilataian di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). yang mengarah ke Baitul Maqdis, Jerusalem. Namun, mihrab ini sudah tidak dipakai karena saat ini masjid ini menggunakan mihrab yang mengarah kiblat ke Kabah di Mekkah. Dengan dua kiblat itu, masjid ini dinamakan sebagai Masjid Qiblataian.
Rentang waktu
Untuk melihat arah kiblat itu, masyarakat bisa menggunakan tongkat yang ditanam tegak atau bandul yang digantung di lapangan atau di luar ruangan. Karena posisi Indonesia secara geografis ada di tenggara Mekkah, arah kiblat adalah sesuai garis bayangan yang diperoleh yang mengarah ke barat laut. Setelah arah kiblat diperoleh, saf atau garis shalat bisa dibuat dengan posisi tegak lurus terhadap bayangan arah kiblat tersebut.
Sementara untuk di dalam ruangan, lanjut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, penentuan arah kiblat bisa dilakukan dengan melihat bayangan kusen pintu dan jendela atau benda apa pun dalam ruangan yang masih terkena sinar Matahari. Saat Matahari di atas Kabah, bayangan kusen itu pasti juga akan mengarah ke Kabah.
Meski waktu Matahari ada di atas Kabah terjadi pada Senin (27/5/2024) pukul 16.18 WIB dan 17.18 Wita, berdasar perhitungan yang dilakukan Thomas, pengukuran kiblat itu bisa dilakukan dua hari sebelum dan sesudah serta 5 menit sebelum dan sesudah waktu Matahari di atas Kabah.
Dengan demikian, pelurusan kiblat itu bisa dilakukan antara Sabtu (25/5/2024) dan Rabu (29/5/2024) pukul 16.13-16.23 WIB atau 17.13-17.23 Wita. ”Jika langit pada Senin mendung atau hujan, masih ada kesempatan untuk dilakukan pengamatan di hari lain selama masih dalam rentang waktu yang ada,” katanya.
Selain itu, peristiwa Matahari di atas Kabah itu tidak hanya terjadi sekali dalam setahun, tetapi dua kali. Selain 27 Mei 2024, tahun ini Matahari akan berada kembali di atas Ka’bah pada 15 Juli 2024 pukul 16.27 WIB atau 17.27 Wita. Saat itu, penyempurnaan arah kiblat juga bisa dilakukan kembali.
![Perbandingan arah kiblat Jakarta dan Banda Aceh yang berbeda kemiringannya. Sebagai wilayah yang ada di tenggara Mekkah, arah kiblat di Indonesia adalah menghadap barat laut. Namun, setiap daerah memiliki arah kiblat yang bervariasi, tergantung posisinya terhadap Mekkah.](https://cdn-assetd.kompas.id/4KqytkaOxXxoyq6akIwxftGhbSo=/1024x566/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F05%2F27%2F0ef27a7f-ecaf-466f-a39d-a684d4b4178b_jpg.jpg)
Perbandingan arah kiblat Jakarta dan Banda Aceh yang berbeda kemiringannya. Sebagai wilayah yang ada di tenggara Mekkah, arah kiblat di Indonesia adalah menghadap barat laut. Namun, setiap daerah memiliki arah kiblat yang bervariasi, tergantung posisinya terhadap Mekkah.
Posisi Matahari di atas Kabah yang terjadi dua kali setahun itu merupakan konsekuensi dari gerak semu Matahari akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,5 derajat. Gerak semu itu membuat Matahari terlihat bergerak bolak-balik dari belahan Bumi selatan ke Bumi utara dan sebaliknya.
Titik terjauh atau titik balik yang bisa dicapai Matahari adalah di garis lintang 23,5 derajat lintang utara pada 20-21 Juni dan 23,5 derajat lintang selatan yang dicapai pada 21-22 Desember. Istiwa a’zam pada 27 Mei ini adalah hasil gerak Matahari dari belahan Bumi selatan ke utara dan untuk 15 Juli nanti terjadi saat Matahari bergerak dari titik balik utara ke titik balik selatan.
Meski demikian, posisi Matahari di atas Kabah pada 27 Mei dan 15 Juli itu terjadi hanya pada tahun kabisat atau tahun panjang yang ditandai adanya tanggal 29 Februari. Tahun 2024 ini termasuk tahun kabisat. Tahun kabisat ini terjadi 4-8 tahun sekali.
Sementara untuk tahun basit alias tahun pendek yang lebih sering terjadi, istiwa a’zam akan terjadi setiap 28 Mei dan 16 Juli. Namun, jam atau waktu posisi Matahari di atas Ka’bahnya tetap sama. Demikian pula rentang waktu berlakunya pelurusan kiblat, yaitu dua hari sebelum dan sesudah serta 5 menit sebelum dan sesudah waktu Matahari di atas Kabah.
Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk bergabung dalam gerakan Hari Sejuta Kiblat yang dilakukan pada Senin (27/5/2024) sore. Bila sore nanti hujan, masih ada dua hari ke depan untuk bisa meluruskan kiblat. Kalaupun kondisi cuaca tetap tidak memungkinkan, masih ada kesempatan pada Juli mendatang.
Baca juga: Waktunya Menyempurnakan Arah Kiblat
![Jemaah berusaha memegang pintu Kabah setelah melakukan tawaf atau berdoa sambil mengelilingi Ka'bah di area Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (14/6/2023) dini hari. Tawaf menjadi bagian dari amalan umrah yang juga dilakoni jemaah sambil menunggu waktu haji.](https://cdn-assetd.kompas.id/jdvoP58EaDX5gJ4QQ3vci1D2e0Y=/1024x1365/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F17%2F796b73ee-348c-4822-9553-26c54157c623_jpg.jpg)
Jemaah berusaha memegang pintu Kabah setelah melakukan tawaf atau berdoa sambil mengelilingi Ka'bah di area Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (14/6/2023) dini hari. Tawaf menjadi bagian dari amalan umrah yang juga dilakoni jemaah sambil menunggu waktu haji.
Antipoda
Untuk wilayah Indonesia timur, seperti Maluku dan Papua, serta wilayah permukaan Bumi lain yang saat Matahari di atas Ka’bah pada 27 Mei 2024 sedang malam hari, seperti wilayah Pasifik dan Amerika, teknik pelurusan kiblat dengan menggunakan bayangan Matahari tetap bisa dilakukan. Namun, acuannya menjadi berbeda.
Acuan posisi Matahari yang digunakan bukan lagi saat Matahari di atas Mekkah, tetapi ketika Matahari berada di atas wilayah yang menjadi antipoda Mekkah. Antipoda adalah dua wilayah di muka Bumi yang posisinya saling berkebalikan. Jika satu wilayah itu dibor lurus dengan melintasi inti Bumi, lubang ini akan menembus wilayah yang menjadi antipodanya.
Dengan posisi Mekkah yang ada di belahan Bumi utara dan bujur timur, antipodanya pasti terletak di belahan Bumi selatan dan bujur barat. Jika posisi astronomis Mekkah adalah 21 derajat 25 menit Lintang Utara dan 39 derajat 49 menit Bujur Timur, antipodanya terletak di 21 derajat 25 menit Lintang Selatan dan 140 derajat 11 menit Bujur Barat.
Titik antipoda Mekkah itu ada di selatan Samudra Pasifik di sekitar wilayah Polinesia Perancis. Matahari akan berada tepat di atas antipoda Mekkah itu juga dua kali dalam setahun, yaitu pada 13 Januari pukul 12.30 waktu setempat atau 14 Januari pukul 06.30 WIT dan 28 November pukul 12.09 waktu setempat atau 29 November pukul 06.09 WIT.
Dengan rentang waktu yang sama, penentuan arah kiblat saat Matahari di antipoda Mekkah bisa dilakukan pada 12-16 Januari pukul 06.25-06.35 WIT dan 27 November-1 Desember pukul 06.04-06.14 WIT. Dengan menggunakan bayangan tongkat, arah kiblat di Indonesia timur tetap mengarah ke barat laut.
![Tampilan awal instalasi aplikasi Muslim Pro dari layar gawai saat diakses di Jakarta, Jumat (20/11/2020). Aplikasi ini meminta akses lokasi pengguna untuk penyempurnaan sejumlah fitur, seperti informasi arah kiblat dan waktu shalat.](https://cdn-assetd.kompas.id/Vr4f9Q9DBO3NPWGQwe7CoG7wxD8=/1024x683/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F11%2F20%2F52b4b05f-5442-4233-a6a7-67a403463dc0_jpg.jpg)
Tampilan awal instalasi aplikasi Muslim Pro dari layar gawai saat diakses di Jakarta, Jumat (20/11/2020). Aplikasi ini meminta akses lokasi pengguna untuk penyempurnaan sejumlah fitur, seperti informasi arah kiblat dan waktu shalat.
Jangan berselisih
Jika nantinya dalam pelurusan kiblat itu ditemukan adanya perbedaan dengan arah kiblat yang sudah ada di masjid, mushala, atau tempat ibadah yang lain, hal itu harus disikapi secara bijak. Tindak lanjut perbedaan yang ada perlu dibicarakan dengan pengurus masjid atau mushala setempat agar tidak menimbulkan perselisihan.
Arah kiblat yang tidak tepat itu banyak ditemukan pada masjid-masjid lama di berbagai negara di dunia. Sebagai gambaran, tambah Thomas, arah kiblat Masjid Istiqlal Jakarta menyimpang 2 derajat dengan arah kiblat yang sebenarnya. Sementara kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Cirebon yang dibangun di masa Sunan Gunung Jati tahun 1498 miring 7 derajat.
Kiblat yang tidak lurus itu juga terjadi di Arab Saudi. Masjid Quba sebagai masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad pada tahun 622 miring 8 derajat terhadap garis kiblat ke Mekkah. Adapun Masjid Nabawi di Madinah kiblatnya menyimpang 4 derajat.
Simpangan arah kiblat ini sejatinya masih bisa diterima karena arah kiblat shalat bukanlah seperti terbang dengan pesawat menuju Kabah. ”Penyimpangan arah kiblat masih bisa ditoleransi ketika garis saf yang ada dengan garis saf yang sebenarnya tidak terlalu tampak perbedaannya,” kata Thomas.
![Menentukan arah kiblat dengan menggunakan posisi Matahari saat tepat berada di atas Ka'bah atau di atas Mekkah, Arab Saudi serta saat Matahari di atas kepala di wilayah antipoda Mekkah, yaitu di perairan Polinesia Perancis.](https://cdn-assetd.kompas.id/om6BfHXlKn0H7A3xZe3roZLY1y0=/1024x1767/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F07%2F15%2Fc1289c4b-19aa-4d03-84c2-302f4b20df66_png.jpg)
Menentukan arah kiblat dengan menggunakan posisi Matahari saat tepat berada di atas Ka'bah atau di atas Mekkah, Arab Saudi serta saat Matahari di atas kepala di wilayah antipoda Mekkah, yaitu di perairan Polinesia Perancis.
Kalaupun pengurus masjid atau mushala ingin meluruskan atau menyempurnakan arah kiblat, tidak perlu dilakukan dengan merobohkan bangunan masjid atau mushala yang ada. Pelurusan cukup dilakukan dengan sedikit menggeser garis saf shalat atau posisi sajadah yang digunakan shalat.
Jika pengurus masjid atau mushala tidak ingin mengganti arah kiblat karena menganggap arah kiblat sebelumnya adalah warisan para pendahulu, tetap hormatilah putusan itu. Persatuan umat, kedamaian, dan ketenteraman masyarakat tetap harus diutamakan karena toh masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad pun menyimpang dari arah kiblat sebenarnya.
Selain itu, Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Arah Kiblat hanya menyebut kiblat umat Islam Indonesia adalah ke barat laut dengan kemiringan yang bervariasi tergantung posisi masing-masing daerah terhadap Mekkah. Kiblat shalat wilayah di selatan khatulistiwa Indonesia akan lebih miring ke utara dibanding wilayah yang ada di utara khatulistiwa.
Baca juga: Saat Ini Kesempatan Meluruskan Arah Kiblat
Bagaimanapun, pengetahuan manusia tentang penentuan arah kiblat berkembang seiring waktu dengan semakin bertambahnya ilmu dan teknologi yang dimiliki manusia. Sangat wajar jika masjid yang di bangunan pada masa lalu memiliki arah kiblat yang tidak sepresisi jika diukur menggunakan teknologi saat ini. Karena itu, momentum rashdul kiblat atau penyempurnaan arah kiblat yang saat ini berlangsung seharusnya tidak dijadikan alat pemecah belah umat.