Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Waspadai Perjalanan ke Luar Negeri
Lonjakan kasus Covid-19 dilaporkan di Singapura. Masyarakat Indonesia diminta untuk memperkuat protokol kesehatan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Singapura melaporkan adanya lonjakan kasus Covid-19 di negaranya. Peningkatan terjadi hampir dua kali lipat dalam sepekan. Terkait kondisi itu, masyarakat Indonesia diminta untuk kembali memperkuat protokol kesehatan. Itu terutama pada masyarakat yang melakukan perjalanan ke negara tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, adanya subvarian baru Covid-19, yakni varian KP.1 dan KP.2, menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus di Singapura. Varian tersebut merupakan subvarian turunan dari varian virus Omicron JN.1.
”Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage (subvarian) didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun lebih menyebabkan sakit berat dibandingkan dengan varian lainnya,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (23/5/2024).
Varian KP yang terdeteksi tidak hanya bersirkulasi di Singapura. Varian tersebut juga telah teridentifikasi menyebar di Malaysia, Thailand, dan Kamboja.
Sementara di Indonesia, varian KP belum ditemukan. Hingga Mei 2024, Kementerian Kesehatan mencatat, varian virus Covid-19 yang menyebar di Indonesia, yakni JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39.
Laporan resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan, peningkatan kasus Covid-19 setidaknya dilaporkan dalam satu pekan terakhir. Pada periode 28 April-4 Mei 2024, kasus yang dilaporkan sebanyak 13.700 kasus. Jumlah itu meningkat pada periode 5-11 Mei 2024 yang mencapai 25.900 kasus.
Varian KP yang terdeteksi tidak hanya bersirkulasi di Singapura. Varian tersebut juga telah teridentifikasi menyebar di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Sementara di Indonesia, varian KP belum ditemukan.
Di Indonesia, laporan mingguan nasional Covid-19 Kemenkes periode 12-18 Mei 2024 mencatat, terdapat 19 kasus konfirmasi baru, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Kasus baru yang terkonfirmasi positif naik 11,76 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Syahril menuturkan, sekalipun peningkatan kasus Covid-19 telah dilaporkan, tidak ada urgensi pembatasan perjalanan dari dalam maupun luar negeri. Itu termasuk perjalanan ke Singapura. Situasi Covid-19 dinilai masih terkendali.
Meski begitu, upaya penapisan dan pencegahan tetap diperkuat di pintu masuk negara. Selain itu, kegiatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) serta Severe Acute Respiratory Infection (SARI) yang menilai gejala-gejala penyakit seperti influenza juga dilakukan pada pelaku perjalanan.
Protokol kesehatan
Syahril pun meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Kebiasaan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun, menggunakan masker ketika berada di kerumunan, serta melakukan etika batuk dan bersin yang benar tetap perlu diperhatikan. Vaksinasi Covid-19 juga perlu dilengkapi, khususnya pada kelompok berisiko.
”Varian yang bersirkulasi saat ini (KP.1 dan KP.2) memiliki tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” ucap Syahril.
Secara terpisah, Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama menuturkan, kenaikan kasus Covid-19 dapat terjadi di masyarakat sama seperti penyakit menular lainnya. Hal itu perlu disadari oleh masyarakat bahwa Covid-19 masih ada.
Subvarian virus yang beredar saat ini tergolong ringan dan tidak ada dampak yang berarti pada tingkat perawatan di rumah sakit. Penurunan kasus pun akan dilaporkan sesudah puncak kasus tercapai.
Namun, Indonesia diharapkan tetap waspada. Pemerintah harus terus memantau perkembangan kasus yang terjadi di tingkat global. Monitoring secara ketat perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya varian dan subvarian baru.
”Ada tidaknya peningkatan kasus Covid-19, kita semua perlu selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberi prioritas penting bagi kesehatan kita dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Tjandra.