JAKARTA, KOMPAS — Indonesia kehilangan BRA Mooryati Soedibyo yang meninggal di Jakarta, Rabu (24/4/2024) dini hari, pada usia 96 tahun. Mooryati dikenal sebagai perempuan tangguh yang berperan besar dalam menjaga, membentuk, dan mempromosikan nilai-nilai kecantikan perempuan Indonesia yang tidak hanya dilihat dari aspek fisik semata.
Jenazah pendiri PT Mustika Ratu dan pencetus ajang pemilihan Puteri Indonesia itu disemayamkan di rumah duka di Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu siang. Rumah duka penuh dengan pelayat yang berasal dari sejumlah kalangan, mulai bintang film, pengusaha, Puteri Indonesia, hingga pejabat dan mantan pejabat negara. Hal ini menunjukkan luasnya pergaulan Mooryati Soedibyo.
Presiden Joko Widodo datang melayat dan mendoakan almarhumah sekitar pukul 11.40 WIB. Presiden yang ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga bertemu dengan keluarga almarhumah.
Dari kalangan pengusaha tampak hadir melayat antara lain Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid dan pengusaha nasional Garibaldi ”Boy” Thohir. Sementara dari kalangan bintang film dan figur publik yang datang melayat antara lain Christine Hakim; Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi bersama suaminya, Baim; dan Puteri Indonesia 2001 Angelina Sondakh.
Jenazah Mooryati dimakamkan di Taman Pembibitan Obat Tradisional Mustika Ratu di Tapos Desa Citapen, Ciawi, Jawa Barat, Rabu siang. Makam Mooryati berada di sebelah makam suaminya, Soedibyo Purbo Hadiningrat, yang meninggal pada 1998. Jenazah dilepas dan dimakamkan secara militer.
Almarhumah adalah penerima bintang Mahaputra Adipradana pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, Mooryati pada masa perang kemerdekaan juga ikut berjuang dengan menjadi sukarelawan PMI.
Putra tertua Mooryati, Djoko Ramiadji, menyerahkan jenazah kepada Jenderal (Purn) Wiranto yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Banyak peran
Mooryati dikenang sebagai perempuan tangguh yang bergerak di beberapa bidang, mulai industri jamu dan kosmetik, perawatan tubuh, pendidikan, ajang pemilihan Puteri Indonesia, hingga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR periode 2004-2009. Perannya diakui banyak pihak. Aktris senior Christine Hakim, misalnya, memandang almarhumah memiliki peran besar dalam membentuk, menjaga, dan mempromosikan kecantikan khas Indonesia lewat industri jamu, kecantikan, dan perawatan kesehatan.
”Itu yang harus kita pahami, hargai, dan jaga. Jangan sampai kita menggantikan nilai-nilai keindahan perempuan Indonesia dengan nilai-nilai luar yang hanya melihat kesempurnaan dari luar,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengakui sosok Mooryati berhasil membawa, bahkan membuat, warisan Indonesia naik kelas, dengan menghasilkan produk kecantikan dan kesehatan yang berhasil dipasarkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mancanegara. ”Tentunya ini bukan pencapaian yang sederhana. Terlebih lagi, dalam memperkuat branding industri Indonesia di mata internasional,” katanya.
Pengakuan atas peran Mooryati juga ditandai dengan banyaknya penghargaan yang ia terima, termasuk Bintang Mahaputra Adipradana tahun 2009 dan Upakarti pada 1989. Terakhir, ketika sedang terbaring sakit di RS MMC, Jakarta, pada 2024, Mooryati mendapat penghargaan dari Kerajaan Thailand.