Tinggal di Dekat Ruang Terbuka Hijau Baik untuk Kesehatan Mental Anak
Berada di alam atau ruang hijau terbukti baik untuk anak-anak, termasuk dalam hal kesehatan mental mereka.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masalah kesehatan mental pada anak tidak boleh diabaikan karena dapat mengganggu tumbuh kembangnya serta memengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian terbaru mengungkapkan, tinggal di dekat ruang terbuka hijau baik untuk kesehatan mental anak.
Tinggal di dekat ruang hijau, seperti hutan, taman, dan halaman, dikaitkan dengan lebih sedikit masalah emosional pada anak-anak usia prasekolah. Laporan hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open, Rabu (10/4/2024).
Penelitian yang didanai program NIH Environmental Influences on Child Health Outcomes (ECHO) itu menganalisis informasi dari orangtua tentang perilaku anak-anak mereka dari usia 2-11 tahun. Peneliti menggabungkan data tersebut dengan alamat tempat tinggal keluarga ketika anak itu lahir dan data satelit mengenai kepadatan vegetasi di sekitar rumah mereka.
ECHO adalah program penelitian dengan misi meningkatkan kesehatan anak-anak untuk generasi mendatang. Peneliti ECHO mempelajari dampak berbagai pengaruh lingkungan di awal kehidupan terhadap kesehatan dan perkembangan anak.
Studi tersebut menemukan tingkat ruang terbuka hijau yang lebih tinggi, hingga berjarak 0,75 mil atau sekitar 1,2 kilometer dari rumah, dikaitkan dengan gejala kecemasan dan depresi lebih rendah pada anak berusia 2-5 tahun. Namun, peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan pada anak berumur 6-11 tahun, yaitu ketika anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah.
”Penelitian kami mendukung bukti bahwa berada di alam atau ruang hijau baik untuk anak-anak, termasuk dalam hal kesehatan mental,” ujar peneliti ECHO dari Frank Porter Graham Child Development Institute di University of North Carolina, Amerika Serikat, Nissa Towe-Goodman, dilansir dari Eurekalert.org, Kamis (11/4/2024).
Kita harus mempelajari bagaimana menciptakan atau melestarikan kawasan alami di sekitar rumah dan sekolah dapat memberikan perbedaan pada kesehatan mental anak.
Towe-Goodman menuturkan, masa kanak-kanak menjadi waktu yang sangat penting untuk mengenal ruang hijau. Selama ini, banyak penelitian masih terbatas mempelajari topik tersebut di satu atau beberapa kota dan berfokus pada kesehatan orang dewasa.
Penelitian program ECHO mengumpulkan data secara nasional. Para peneliti memeriksa data anak di 199 wilayah setingkat kabupaten di 41 negara bagian AS. Mereka mengeksplorasi hubungan antara paparan ruang hijau sejak lahir dengan kecemasan, depresi, agresi, dan gejala lain selama masa kanak-kanak.
Studi ini melibatkan anak-anak yang lahir pada 2007-2013. Para orangtua mereka diminta mengisi daftar periksa perilaku anak dalam survei umum untuk menilai gejala emosional anak. Sebanyak 2.103 anak dilibatkan dalam penelitian itu.
Paparan ruang hijau diukur menggunakan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Indeks ini merupakan metrik yang banyak digunakan untuk mengukur kepadatan vegetasi menggunakan data sensor.
”Di masa depan, para peneliti dapat melihat pengalaman seperti apa di alam yang berhubungan dengan kesehatan mental anak-anak. Selain itu, kita juga harus mempelajari bagaimana menciptakan atau melestarikan kawasan alami di sekitar rumah dan sekolah dapat memberikan perbedaan pada kesehatan mental anak,” ujarnya.
Penelitian lain yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behaviour, April 2024, mengungkapkan manfaat sentuhan untuk kesehatan mental. Intervensi sentuhan, seperti pelukan singkat, dikaitkan dengan pengurangan kecemasan, depresi, dan stres.
”Hal ini sangat relevan mengingat betapa seringnya intervensi sentuhan itu diabaikan,” ujar penulis pertama penelitian itu, Packheiser.
Packheiser mengatakan, sentuhan akan lebih berdampak jika dilakukan orangtua. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis lebih jauh terkait dengan bentuk intervensi sentuhan dan durasi agar manfaatnya lebih optimal.