Industri Didorong Manfaatkan Inovasi Perguruan Tinggi
Penguatan ekosistem inovasi perguruan tinggi dan industri dibutuhkan untuk mendorong transformasi ekonomi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jejaring perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri untuk memanfaatkan hasil inovasi dari perguruan tinggi terus didorong. Untuk itu, platform Kedaireka yang dikembangkan pemerintah diharapkan benar-benar menjadi wadah bagi dunia industri untuk menemukan solusi dari kebutuhan mereka lewat produk-produk dari perguruan tinggi.
Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Srie Tjahjandarie, yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (9/4/2024), mengatakan, mulai tahun 2024, Ditjen Diktiristek bermitra dengan Universitas Gunadarma selaku project management officer (PMO) atau pengelola ekosistem Kedaireka. Kemitraan baru dengan Universitas Gunadarma selaku pengelola ekosistem Kedaireka dan juga PMO ekosistem Kedaireka diharapkan semakin memperluas jejaring, menjadikan pengelolaan lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan produktivitas.
”Permasalahan yang selama ini dihadapi dalam membangun ekosistem reka cipta adalah bagaimana melibatkan dunia usaha dunia industri untuk bermitra dengan perguruan tinggi dalam menghilirkan atau mengembangkan produk-produk inovasi perguruan tinggi. Kami berharap PMO dapat menjembatani kedua belah pihak agar tercapai kolaborasi,” kata Tjitjik.
Program Ekosistem Kedaireka dirancang untuk mengakselerasi pertumbuhan kolaborasi reka cipta antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Akselerasi ini diharapkan dapat mendorong pembangunan sistem ekonomi Indonesia berbasis inovasi.
”Kami mendorong agar lebih banyak kolaborasi dengan DUDI, tidak hanya dari sisi jumlah, tapi juga diversifikasi industrinya yang semakin luas,” paparnya.
Rektor Universitas Gunadarma Margianti menyambut baik kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan ekosistem dari Kedaireka. Pihaknya berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan maksimal, serta memberi dampak yang lebih luas.
Dorong transformasi ekonomi
Sementara itu, Nizam, mantan Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, sebagai penggagas ekosistem Kedaireka mengungkapkan, ekosistem reka cipta dibangun untuk mendorong transformasi ekonomi yang mulanya berasal dari sumber daya alam dan manusia menuju ekonomi yang berbasis pada inovasi. Upaya ini dilakukan melalui kehadiran Kedaireka, platform yang menjembatani perguruan tinggi dan industri untuk dapat berkolaborasi dalam menghasilkan reka cipta yang solutif.
”Perlu dibangun ekosistem untuk membangun ekonomi masa depan inovatif yang lebih kuat dengan cakupan yang lebih luas. Melalui ekosistem tersebut, diharapkan dapat terjadi kolaborasi dengan saling mengisi dan berkontribusi,” ujar Nizam.
Nizam menambahkan, melalui Kedaireka, pemerintah juga mendorong industri untuk punya komitmen terhadap inovasi dengan pendampingan dari pemerintah dalam bentuk pendanaan seperti dana padanan atau matching fund. Kedaireka yang hadir sejak tahun 2021 terus berkembang hingga kini. Berbagai pengembangan dilakukan, mulai dari peningkatan skema hingga kebijakan serta hilirisasi terus dimonitor secara berkelanjutan demi terciptanya tujuan awal program tersebut.
Riset melalui dana padanan Kedaireka berhasil mengangkat peringkat inovasi global (Global Innovation Index) Indonesia dari peringkat ke-75 tahun 2022 menjadi ke-61 tahun 2023. Salah satu komponen penilaian yang paling meningkat adalah kerja sama antara kampus dan DUDI.
Riset dana padanan Kedaireka kini menjadi salah satu riset unggulan di perguruan tinggi untuk menghilirisasi hasil-hasil penelitian unggul yang dihasilkan di perguruan tinggi ke masyarakat atau DUDI. Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual Universitas Hasanuddin (Unhas) Asmi Citra Malina sebelumnya menyampaikan, pihaknya melakukan sosialisasi dan memberikan pendampingan dalam penyusunan proposal kepada tim-tim peneliti Unhas yang berminat pada riset.
Di Unhas, pada tahun 2021 ada empat proposal yang lolos, lalu tahun 2022 naik 10 proposal, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 31 proposal. Dana riset Kedaireka yang dikompetisikan Kemendikbudristek juga terus meningkat. Di awal program tahun 2020, dana riset yang dikompetisikan sebesar Rp 250 miliar dan pada tahun 2024 disiapkan sebesar Rp 750 miliar.