Idul Fitri 2024, Gerhana Matahari Total dan ”Super New Moon”
Konjungsi bulan pada Selasa tak hanya menandai tibanya Idul Fitri, tetapi juga gerhana matahari dan ”super new moon”.
Fase bulan mati yang terjadi pada Selasa (9/4/2024) memicu terjadinya tiga peristiwa sekaligus, yaitu masuknya perayaan Idul Fitri bagi umat Islam di seluruh dunia, gerhana matahari total yang bisa disaksikan di Amerika Utara, dan super new moon yang meningkatkan kewaspadaan akan banjir dan rob di sejumlah daerah pesisir Indonesia.
Fase bulan mati terjadi saat konjungsi atau kesegarisan antara matahari, bulan (moon), dan bumi. Fenomena ini menandai lunasi baru atau fase bulan, mulai dari bulan mati, sabit awal, purnama, sabit akhir, hingga bulan mati kembali. Konjungsi itu terjadi pada Senin (8/4/2024) pukul 18.21 waktu universal atau Selasa (9/4/2024) pukul 01.21 WIB.
Sebagai kalender yang berbasis pada pergerakan bulan mengelilingi bumi, maka konjungsi menjadi tanda datangnya bulan (month) dalam kalender hijriah. Meski demikian, masuknya bulan baru itu sangat bergantung pada kriteria awal bulan hijriah yang digunakan di setiap negara.
Sebagai kalender astronomis, kalender hijriah umumnya berbasis pada pengamatan (rukyat) hilal yang dilakukan setiap tanggal 29 bulan Hijriah. Pengamatan ini wajib dilakukan pada tiga bulan yang menyangkut ibadah wajib, yaitu Ramadhan atau bulan ke-9, Syawal (10), dan Zulhijjah (12). Di luar ketiga bulan itu, penentuan awal bulan dilakukan menggunakan perhitungan atau hisab dengan kriteria yang berbeda-beda.
Konjungsi kali ini menjadi penanda masuknya bulan Syawal alias datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah/2024 yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Meski belum ada kesatuan sistem dalam kalender hijriah, Idul Fitri kali ini kemungkinan besar akan dirayakan bersama oleh sebagian besar umat Islam dunia pada Rabu (10/4/2024).
Sebagian besar negara Arab, termasuk Arab Saudi, yang memulai bulan Ramadhan pada 11 Maret 2024, sudah dipastikan akan merayakan Idul Fitri pada Rabu karena panjang bulan Ramadhan sudah mencapai 30 hari pada Selasa. Umur bulan dalam kalender hijriah hanya 29 hari atau 30 hari sehingga Rabu otomatis menjadi hari datangnya Idul Fitri.
Di Indonesia, yang memasuki Ramadhan lebih lambat sehari dibanding Arab Saudi atau pada 12 Maret 2024, kemungkinan besar juga akan merayakan Idul Fitri pada Rabu. Posisi hilal pada Selasa petang sudah cukup tinggi sehingga memenuhi standar untuk bisa diamati.
Baca juga: Sebagian Besar Negara Arab Merayakan Idul Fitri pada Rabu
Suka cita gerhana
Saat umat Islam tengah bergembira menyambut datangnya Idul Fitri 1445, masyarakat di Amerika utara, mulai dari Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada juga bersuka cita menyambut datangnya gerhana matahari total 8 April 2024 waktu setempat.
Jalur totalitas gerhana kali ini terentang selebar 185 kilometer dan melintasi wilayah yang dihuni sekitar 32 juta penduduk. Fase totalitas gerhana terlama terjadi di atas kota Nazas, Meksiko, yang berlangsung sepanjang 4 menit 28 detik.
Puncak gerhana matahari ini terjadi pada Senin (8/4) pukul 12.17 waktu Meksiko atau Selasa (9/4) pukul 01.17 WIB. Dengan demikian, puncak terjadinya gerhana matahari itu hampir sama dengan waktu terjadinya konjungsi. Karena itu, gerhana matahari sering disebut juga sebagai konjungsi yang bisa ”teramati”.
Dari datangnya perayaan Idul Fitri, gerhana matahari, dan fenomena bulan baru super menunjukkan benda-benda langit dan interaksinya memiliki dampak atau berpengaruh bagi kehidupan di bumi, baik langsung maupun tidak langsung.
Gerhana matahari ini tidak bisa disaksikan di Indonesia. Selain karena wilayah Indonesia tidak dilalui jalur gerhana, wilayah Indonesia juga sedang tengah malam sampai dini hari saat gerhana berlangsung.
Selain itu, gerhana matahari total 8 April ini merupakan salah satu dari dua gerhana matahari yang terjadi sepanjang 2024. Gerhana matahari lainnya akan terjadi pada 2 Oktober 2024 yang merupakan gerhana matahari cincin yang bisa diamati di selatan Chile dan Argentina. Gerhana matahari total berikutnya baru akan terjadi pada 12 Agustus 2026 yang bisa dilihat di Kutub Utara, Greenland, dan Spanyol.
Gerhana Matahari total selanjutnya yang melewati wilayah Indonesia terjadi pada 22 Juli 2028. Namun, gerhana ini tidak bisa disaksikan di daratan karena jalur gerhana melintas di laut selatan Jawa. Gerhana matahari total yang bisa disaksikan di daratan Indonesia terjadi pada 20 April 2042 yang melintasi Sumatera bagian selatan dan barat laut Kalimantan Barat.
Bulan super
Konjungsi kali ini juga memicu terjadinya fenomena super new moon alias bulan baru super. Peristiwa ini merupakan kebalikan dari fenomena super moon alias bulan super. Jika super moon terjadi saat bulan purnama dan bisa dilihat dampaknya karena membuat bulan sedikit lebih terang dan lebih besar, super new moon terjadi saat fase bulan mati sehingga tidak bisa disaksikan sama sekali.
Disebut bulan super karena posisi bulan masih berada di sekitar titik terdekatnya dengan bumi atau perigee. Perubahan jarak bulan-bumi ini merupakan konsekuensi akibat lintasan orbit bulan mengelilingi bumi yang berbentuk elips, bukan lingkaran.
Pada fase bulan mati kali ini, jarak terdekat bulan-bumi atau perigee itu dicapai pada Senin (8/4/2024) pukul 00.50 WIB. Saat itu bulan berada pada jarak 358.850 kilometer. Sebagai perbandingan, jarak terjauh bulan-bumi sekitar 405.000 km.
Istilah super moon dan super new moon sejatinya adalah istilah astrologi barat, bukan istilah astronomi. Penamaan ini mulai populer setelah tahun 2000-an setelah berkembangnya internet. Dalam astronomi, super new moon disebut bulan mati di perigee dan super moon dinamai bulan purnama di perigee.
Baik super moon maupun super new moon memiliki dampak yang sama terhadap bumi. Mendekatnya jarak bulan terhadap bumi akan meningkatkan gaya tarik bulan terhadap air laut di bumi. Konsekuensinya, volume air laut yang ditarik gaya gravitasi bulan makin besar sehingga memicu peningkatan tinggi muka air laut.
Seperti dikutip Time and Date, super moon atau super new moon hanya meningkatkan tinggi muka air laut sekitar 5 sentimeter (cm) dibanding saat pasang laut biasanya.
Seperti ditulis Kompas, 14 November 2016, kenaikan muka air laut selama fenomena bulan super atau bulan mati super bertambah 10-20 sentimeter dibanding pasang pada hari biasa. Wilayah yang terletak di celah sempit antardaratan akan mengalami kenaikan muka laut lebih tinggi dibanding wilayah yang berada dekat perairan terbuka.
Dengan kenaikan muka air laut setinggi itu, masyarakat diharapkan tidak khawatir berlebihan. Jika fenomena ini bergabung dengan peristiwa alam La Nina dan badai di laut, maka tinggi muka air laut memang bisa meningkat lebih besar. Apalagi jika di darat terjadi hujan deras dan air mengalir ke laut, maka kumpulan dari berbagai peristiwa itu bisa memicu banjir dan rob di wilayah pesisir.
Karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah mengimbau warga yang tinggal di pesisir dan menjadi daerah langganan banjir untuk waspada. Terlebih saat ini, hujan masih turun di sejumlah daerah.
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) juga menyebutkan bahwa super moon dan super new moon tidak akan meningkatkan aktivitas tektonik bumi. Peningkatan gaya tarik bulan itu tidak akan memengaruhi keseimbangan energi di dalam bumi karena pasang surut air laut adalah fenomena yang terjadi setiap hari.
Bulan purnama super dan bulan mati super sejatinya adalah peristiwa alam rutin. Sepanjang tahun 2024, ada tiga kali fenomena super new moon, yaitu pada 10 Februari, 10 Maret, dan 9 April. Adapun peristiwa super moon juga berlangsung tiga kali, yaitu pada 20 Agustus, 18 September, dan 17 Oktober. Sisanya, bulan purnama atau bulan mati terjadi saat bulan berada pada jarak terjauhnya dari bumi atau apogee.
Baca juga: Idul Fitri 2024 Kemungkinan Besar Sama
Dari datangnya perayaan Idul Fitri, gerhana matahari, dan fenomena bulan baru super menunjukkan benda-benda langit dan interaksinya memiliki dampak atau berpengaruh bagi kehidupan di bumi, baik langsung maupun tidak langsung. Karena itu, penting untuk mengenalkan lingkungan sekitar sejak dini kepada anak, termasuk lingkungan antariksa.