Hilal Terlihat, Istiqlal Prediksi Idul Fitri Jatuh pada Rabu 10 April
Masyarakat yang berminat shalat Id di Masjid Istiqlal diimbau datang sejak shalat subuh guna menghindari penumpukan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah diprediksi jatuh pada Rabu (10/4/2024). Pelaksanaan shalat Idul Fitri terbuka bagi seluruh masyarakat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Berbagai imbauan pengurus masjid perlu diindahkan guna memastikan kelancaran ibadah esok hari.
Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah (H) jatuh Rabu (10/4/2024). Berdasarkan ijtima ulama hari ini, kondisi ketinggian hilal diperkirakan telah mencapai 4 derajat 52,7 menit sampai dengan 7 derajat 37,8 menit. Elongasinya berkisar 8 derajat 23,68 menit sampai 10 derajat 12,94 menit.
“Menurut kriteria mabibs, ini diprediksi telah memenuhi visibilitas hilal yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 4,6 derajat. Diprediksi, kita akan menyelenggarakan shalat Id pada esok, 10 April 2024 bertepatan dengan 1 Syawal 1445 H. Akan kita konfirmasi lagi pada sidang isbat,” tutur Saiful dalam konferensi pers di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (9/4/2024).
Tunggu isbat
Hal senada diutarakan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Saat-saat seperti ini, biasanya bulan hilal sudah terlihat. Namun, ia mengajak seluruh pihak menanti keputusan pemerintah.
Nasaruddin melanjutkan, jika besok shalat Id akan diadakan sejumlah pejabat negara, seperti Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan hadir.
Duta besar negara sahabat untuk Indonesia akan hadir. Beberapa di antaranya adalah Duta Besar Mesir, Duta Besar Palestina, dan Duta Besar Arab Saudi. Perwakilan dari Malaysia dan Singapura juga akan hadir.
Dalam shalat esok hari, Khotib Idul Fitri akan dilakukan Rais Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, Abd A’la Basyir. Ibadah bertajuk “Memperkuat Kebersamaan dengan Menjaga Persatuan dan kesatuan Bangsa” ini juga akan dipimpin Imam Al Hafidz H Ahmad Husni Ismail.
Pawai obor
Nanti malam, untuk pertama kalinya, pawai obor akan dilakukan di Masjid Istiqlal. Harapannya, gelora takbir dapat menyatukan beragam perbedaan. Takbir pun akan dikumandangkan dengan keramaian yang telah diakomodir.
“Kita ingin mengembangkan syiar Idul Fitri ini seperti tradisi masyarakat Indonesia. Diharapkan gelora takbir ini mampu menggugah emosi kecintaan kita terhadap agama Islam dan juga sekaligus melebur perbedaan di antara kita,” tutur Nasaruddin.
Saiful menambahkan, pawai obor malam ini akan diikuti sejumlah pejabat serta anak yatim piatu. Mereka akan mengelilingi Masjid Istiqlal guna menambah kesyiar’an dan peleburan dari hal-hal negatif.
“Mudah-mudahan dengan syiar ini, pawai obor ini juga akan meleburkan kembali semua salah di antara kita dan hal-hal yang masih mengganjal di dalam perjalanan kita setahun kemarin,” ujarnya.
Masyarakat dapat menjalankan pawai obor tersendiri, sebab kegiatan ini telah menjadi bagian budaya Indonesia. Namun, keamanan dan kenyamanan malam takbir tetap harus dijaga menjelang 1 Syawal.
Selain itu, koordinasi dengan beragam pihak demi menjaga kondusivitas menyambut 1 Syawal 1445 H. Semua hal perlu dijaga bersama demi menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Kesopanan tetap dijunjung tinggi agar prosesi menjelang 1 Syawal 1445 H bisa diselenggarakn dengan baik dan khidmat.
Imbauan datang awal
Selama masa Ramadhan, Masjid Istiqlal dipenuhi jemaah. Walhasil, kepadatan ini diprediksi berbanding lurus dengan jemaah yang bakal menghadiri shalat Id esok hari.
Dalam periode bulan suci, kunjungan jemaah berkisar 10.000 hingga 15.000 orang per hari. Namun, 10 malam terakhir, jumlah kunjungan mencapai 30.000 orang, bahkan tembus 50.000 orang pada malam ke27 Ramadhan.
Nasaruddin mengemukakan, jemaah beribadah hingga lantai 5 untuk mengikuti shalat tarawih, apalagi masjid dibuka 24 jam dalam bulan suci ini. Oleh karena itu, jumlah jemaah akan meningkat saat shalat Id.
Pihak Masjid Istiqlal telah mengantisipasi masyarakat yang mengikuti shalat Id di Masjid Istiqlal. Halaman-halaman sekitar siap digunakan sebagai tempat shalat.
Jemaah pun akan datang dari berbagai wilayah, antara lain Papua, Bengkulu, Lampung, Malang, dan Makassar. Kapasitas masjid bisa menampung 250.000 orang, belum termasuk jemaah yang beribadah di halaman.
Seluruh pintu area masjid akan dibuka. Namun, pintu VVIP, Al Malik hanya dapat diakses Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pejabat negara lain, termasuk menteri akan melalui akses pintu VIP, Assalam. Selain kedua pintu itu, gerbang-gerbang dibuka untuk masyarakat bebas.
Untuk tempat parkir, Masjid Istiqlal dapat menampung hingga 1.000 mobil di ruang bawah (basement). Namun, kantong-kantong parkir lain telah disiapkan di sekitar masjid, termasuk Gereja Katedral Jakarta. Bus-bus diarahkan untuk diparkir di area Monumen Nasional (Monas).
“Maka itu, jemaah sebaiknya tak datang sekaligus pukul 06.00. Berangkat dari rumah lebih dini karena pasti akan menumpuk. Kalau ada, bisa datang shalat subuh lebih awal, sehingga bisa cari parkir lebih mudah,” ujar Nasaruddin.