Imunisasi Dewasa Belum Terjangkau Kelas Menengah
Di Indonesia, negara berpendapatan menengah, tak semua bisa mengalokasikan uangnya untuk rutin imunisasi sampai dewasa.
Imunisasi sejatinya tidak hanya wajib pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa sepanjang hayat. Sebab, sistem kekebalan tubuh yang dibangun dari imunisasi saat kecil tak memberi jaminan kekebalan seumur hidup. Namun, tak semua orang dewasa bisa mengalokasikan pendapatan untuk biaya imunisasi.
Imunisasi dewasa menjadi penting karena penanganan penyakit kronik atau komorbid pada orang dewasa akan lebih sulit jika disertai penyakit infeksi menular.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan vaksinasi dapat mencegah lebih kurang 2,5 juta kematian di dunia akibat penyakit menular setiap tahun, termasuk pada negara berkembang seperti Indonesia.
”Vaksinasi atau imunisasi itu bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga dewasa. Karena prinsipnya, ia melatih sistem imun kita agar bisa melawan penyakit yang ada. Dan sistem imun kita ini pemberian Tuhan, pasti lebih baik meresponsnya,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kalau pemakaian imunisasi banyak, harga vaksin pasti akan turun.
Pada masa sekarang, dengan perkembangan munculnya penyakit baru dan lama yang terus bermutasi, yang terbaru Covid-19, kesadaran akan pentingnya imunisasi dewasa seharusnya meningkat. Setidaknya ada 20 penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi dewasa.
Hal itu mulai dari vaksinasi influenza, tetanus, difteri, varisela, HPV, herpes zoster, MMR, hepatitis A, hepatitis B, tifoid, meningitis meningokok, yellow fever, dengue, pneumokok, serta Covid-19. Masing-masing memiliki jadwal dan rute pemberian tersendiri.
Beberapa vaksin, misalnya vaksin meningitis, harus diberikan pada kondisi tertentu. Saat ini, vaksinasi meningitis masih diwajibkan untuk jemaah haji meskipun bagi jemaah umrah tidak lagi diwajibkan.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 agar Diulang Minimal Setahun Sekali
Meski begitu, jemaah umrah disarankan untuk menjalani vaksinasi meningitis. Berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan yang terbaru, kini vaksinasi polio juga diwajibkan pada jemaah haji dari daerah tertentu di Indonesia.
Vaksin yang beredar di Indonesia sudah diatur dan diawasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga keamanannya terjamin. Setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses vaksinasi juga dilatih.
Untuk menanggulangi kejadian ikutan pasca-imunisasi, Kemenkes telah mendirikan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) yang bertugas mengevaluasi segala KIPI yang terjadi di masyarakat.
Namun, cakupan imunisasi dewasa di Indonesia masih sangat rendah. Sebagai contoh, cakupan vaksinasi influenza di Indonesia hanya 0,5 per 1.000 populasi. Angka ini amat rendah dibandingkan negara lain, seperti Singapura (90 per 1.000 populasi), Jepang (250 per 1.000 penduduk), dan Korea (311 per 1.000 penduduk).
Rendahnya cakupan imunisasi dewasa yang mengakibatkan daya tahan tubuh masyarakat Indonesia rentan ini salah satunya disebabkan kesenjangan ekonomi. Untuk satu dosis vaksin Covid-19 saja, seseorang kini harus merogoh kocek Rp 200.000-250.000, dan itu harus diulangi minimal enam bulan sekali.
Artinya, dalam setahun, seseorang harus menyisihkan dana Rp 500.000 untuk vaksin Covid-19 saja, belum untuk 19 vaksin lain. Menurut Bank Dunia, Indonesia hanya negara berpendapatan menengah. Pendapatan per kapita Indonesia sejak 2015 berkisar 3.332 dollar AS hingga 4.292 dollar AS (2021).
Baca juga: Imunisasi Anak Menentukan Kualitas Generasi Masa Depan
Oleh karena itu, Budi Gunadi menilai, di Indonesia, makin kaya seseorang, maka kesehatannya akan makin terjamin karena kian terjangkau untuk mengakses layanan kesehatan. Jika gagal memanfaatkan bonus demografi, Indonesia akan terjebak dalam ekonomi menengah ke bawah dan semakin banyak orang sakit.
”Saya berharap para pemimpin negara berikutnya memahami bahwa yang ada di kepalanya adalah nasib bangsa ini. Jika kita gagal membawa Indonesia jadi negara berpendapatan tinggi 6 atau 10 tahun ke depan, lupakan saja. Kita akan selamanya berada di negara-negara berpendapatan menengah,” ucapnya.
Sebab, mutu hidup masyarakat yang sehat akan meringankan beban fiskal negara. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat, beban jaminan kesehatan meningkat dari Rp 113,4 triliun pada 2022 menjadi Rp 158,8 triliun pada 2023.
Menurut penasihat Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Samsuridjal Djauzi, sesuai hukum permintaan dalam ilmu ekonomi, harga vaksin akan semakin turun jika banyak warga Indonesia sadar dan membutuhkan imunisasi dewasa.
Selain itu, pemerintah didorong kembali memberi subsidi pada imunisasi dewasa sebagai bentuk investasi agar warganya sehat dan bonus demografi tercapai. Sejauh ini, hanya vaksin Covid-19 yang diberikan gratis pada masa pandemi. Setelah endemi, tak ada vaksin bagi dewasa yang diberikan gratis oleh pemerintah.
”Begitu pemakaian imunisasi banyak, harga vaksin pasti akan turun dan begitu banyak lembaga yang akan membiayai. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang baik dengan karyawannya pasti akan membeli vaksin untuk karyawannya dan harga semakin turun,” kata Samsuridjal.
Baca juga: Imunisasi HPV untuk Anak Laki-laki?
Jika dilihat dari pola pembiayaan penyakit, penyakit kronik seperti diabetes melitus, penyakit jantung, paru kronik, ginjal, penyakit hati kronik, dan kanker menghabiskan sebagian besar dana pembiayaan kesehatan, termasuk pada BPJS Kesehatan.
Jadi, asuransi kesehatan, termasuk BPJS Kesehatan, diharapkan mulai memperhatikan upaya penyuluhan dan pencegahan dengan imunisasi sepanjang hayat ini.
Sebelum mudik
Selain itu, tak semua orang dewasa dapat menerima vaksinasi, contohnya individu yang memiliki kontra-indikasi vaksinasi, seperti alergi berat, dan orang-orang yang tak memiliki sistem imun adekuat. Oleh karena itu, vaksinasi turut melindungi mereka dari paparan penyakit.
Ketua Umum Pengurus Besar Papdi Sally Aman Nasution mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 mulai dari sekarang mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dan mudik Lebaran. Hal ini demi membuat perayaan Idul Fitri lebih aman dan nyaman tanpa penularan Covid-19.
”Ini salah satu tips mudik Lebaran yang aman, prokes (protokol kesehatan) kita sudah longgar sekali, tetapi ini kita mau acara berkumpul dan sebagainya, kita harus saling menjaga,” kata Sally.
Baca juga: Imunisasi Ganda Tingkatkan Proteksi pada Anak
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 11 Maret 2024, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia merosot. Sebanyak 86,88 persen warga sudah menerima dosis pertama, sedangkan dosis kedua 74,56 persen, dosis ketiga 39,08 persen, dan dosis keempat 2,02 persen. Sasaran vaksinasi Covid-19 nasional sebanyak 234,6 juta orang.