Industri Menginspirasi Siswa Vokasi untuk Sukses
Dunia industri terus mendukung pendidikan vokasi untuk menginspirasi dan memperkuat kompetensi guru dan siswa.
Kemitraan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri bukan sekadar untuk memastikan peserta didik cakap dalam bekerja. Lebih dari itu, kolaborasi ini diharapkan juga menginspirasi siswa untuk menggali secara optimal potensi diri mereka saat berkecimpung ke dunia kerja.
Dani Sugianto, alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung, tampil dengan percaya diri saat namanya dipanggil ke atas panggung untuk gelar wicara di acara L’Oréal Hairducation: Cetak Generasi Muda Siap Kerja di Industri Tata Rambut Indonesia, di Jakarta, Rabu (28/2/2024). Dani merupakan salah satu siswa yang mengikuti program L’Oréal Hairducation saat bersekolah hingga lulus tahun 2018.
”Saya awalnya bingung, ketika lulus mau jadi apa. Tahunya paling nanti kerja di salon. Setelah ikut program L’Oréal Hairducation di sekolah, saya menjadi tahu bidang tata rambut ini luas dan menjanjikan. Bisa jadi hairdresser, influencer, bisnis salon, sampai menjadi pendidik atau edukator. Wawasan saya jadi terbuka, dunia kecantikan luas sekali,” kata Dani.
Gairahnya untuk mendalami tata rambut pun kembali muncul. Dani yang awalnya galau akan masa depannya, akhirnya mengembangkan sayapnya menjadi edukator termuda di L’Oréal Professionnel Indonesia. Dia juga dipuji karena mampu menggali tren terbaru untuk hairlight (pewarnaan rambut) tanpa bleaching supaya rambut tidak mudah rusak.
Dani semakin tertantang untuk terus mengembangkan diri di industri tata kecantikan. ”Industri ini enggak bisa digantikan dan perkembangannya pesat,” kata Dani.
Sementara itu, Kentri Grata, alumni SMKN 4 Surakarta, mengatakan, ketika di sekolah bersentuhan dengan industri, siswa merasa terbantu untuk lebih memahami masa depan yang terbentang di depan mereka. Pendidikan di sekolahnya yang berkolaborasi dengan L’Oréal Hairducation membuatnya semakin menyukai tata kecantikan rambut. Bahkan, Kentri mampu meraih prestasi sebagai salah satu pemenang kompetisi World Skills ASEAN. Sekarang, dia akan kembali berkompetisi di tingkat dunia di Perancis.
”Materi pembelajaran dari L’Oréal Hairducation sangat membantu kami untuk dapat terus memperbarui pengetahuan tentang tren industri tata rambut yang dinamis. Kami juga merasa terbantu dengan ilmu komunikasi saat berhadapan dengan klien, di mana sebelumnya kami sempat merasa segan ketika berhadapan dengan klien. Namun, berkat ilmu yang diajarkan oleh L’Oréal Hairducation, kami semakin percaya diri baik ketika berhadapan dengan klien dan saat mengikuti praktik kerja lapangan langsung di industri salon,” ujar Kentri yang kini bekerja sebagai pengajar kecantikan (beauty educator) di salah satu sekolah kecantikan.
Baca juga: Pendidikan Vokasi yang Terintegrasi dengan Industri Ditingkatkan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, pendidikan vokasi tidak sekadar melatih untuk ahli di bidangnya. Namun, lebih dari itu membekali kemampuan pembelajar sepanjang hayat dengan membangun kemampuan belajar dan berpikir yang kuat.
”Beberapa waktu lalu, banyak pekerja atau profesi yang tidak dianggap penting, seperti bidang kecantikan dan tata rambut, tetapi kini menentukan keseharian kita. Dukungan industri tidak sekadar untuk meningkatkan keterampilan, yang penting justru membentuk perilaku dan membentuk sikap profesional untuk membuat pekerjaan itu bermartabat,” kata Kiki.
Di jenjang SMK ada 234 sekolah dengan program keahlian kecantikan kulit dan rambut. Sekolah pun diminta untuk memanfaatkan dukungan industri terkait dengan kolaborasi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
”Dengarkan dan penuhi harapan industri sehingga kerja sama berhasil dan berkelanjutan,” kata Kiki.
Tidak di ruang kelas
Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbudristek Uuf Brajawidagda menyambut baik dukungan industri untuk peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan vokasi di Indonesia, mulai dari SMK, perguruan tinggi vokasi, hingga lembaga kursus dan pelatihan. Program L’Oréal Hairducation yang berlangsung sejak 2017 hingga sekarang sudah menjangkau 28 SMK.
Menurut Uuf, kehadiran industri di pendidikan vokasi mampu mengisi hal-hal yang tidak bisa diajarkan di ruang kelas. ”Kehadiran industri mampu mengenalkan budaya kerja, budaya perusahaan, dan nilai-nilai yang jika diajarkan lebih awal akan bermanfaat membentuk sikap profesional dalam dunia kerja generasi muda,” katanya.
Queentia Tampubolon, Education and Business Development Director, Professional Product Division PT L’Oréal Indonesia, mengatakan, berdasarkansurvei independen tahun 2023 yang digelar untuk memahami dampak L’Oréal Hairducation, 86 persen peserta menyatakan program ini meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sebanyak 82 persen lulusan juga menyatakan manfaat utama dari mengikuti program Hairducation adalah untuk memperoleh kemampuan baru, seperti Basic and Fashion Coloring; Hairstyling; dan Hair Diagnosis & Consultation.
”Sebanyak 61 persen lulusan L’Oréal Hairducation kini telah menjalankan karier mereka di industri tata rambut, baik membuka salon sendiri maupun bekerja di salon atau menjadi freelance hairstylists. Hal ini menjadi bukti nyata dari manfaat program L’Oréal Hairducation dalam menyiapkan lulusan SMK jurusan kecantikan untuk masuk ke dunia kerja,” kata Queentia.
Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Junaid Murtaza mengatakan, potensi industri kecantikan di Indonesia sekitar Rp 140 triliun. Untuk tata rambut nilainya mencapai Rp 11 triliun di tahun 2022 dan potensi tersebut masih bisa ditingkatkan.
Di Indonesia ada sekitar 100.000 salon dan 5.000 barbershop dari skala besar hingga usaha mikro kecil menengah. Banyak yang memulai dari panggilan atau freelancer, lalu membangun salon di rumah hingga membuka beberapa cabang. Jumlah pekerja diperkirakan hampir 300.000 orang di industri ini. Ke depannya, industri ini bisa ditingkatkan sehingga butuh tenaga kerja yang kompetensinya memenuhi standar industri.
Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability PT L’Oréal Indonesia, mengatakan, seorang hairdresser tentunya harus memiliki passion dan kreativitas untuk dapat sukses di bidang ini. Industri hairdressing terus berkembang dan bertransformasi mengikuti perkembangan zaman sehingga perlu disiapkan talenta-talenta yang semakin berkualitas dan terus diperkaya dengan berbagai keterampilan terbaru dalam hal kemampuan teknis, kreativitas, hingga kemampuan berbisnis yang mumpuni.
”Kami berkomitmen untuk turut berperan aktif dalam mendukung program pemerintah dalam mengedukasi generasi muda dan mengembangkan kualitas talenta siap kerja di Indonesia, terutama di industri tata rambut,” kata Melanie.
Siapkan ”start up”
Secara terpisah, program SMK Pusat Keunggulan (PK) di SMK Negeri 3 Sukabumi Jurusan Tata Boga yang sudah berjalan setahun berdampak terhadap perkembangan siswa dan guru, khususnya pada kegiatan Teaching Factory (Tefa) Culinary, sampai pada peningkatan usaha. ”Melalui kegiatan Tefa Culinary ini, para siswa dan guru semakin terasah secara kompetensi dan kewirausahaan. Karena itu, kami ingin meluaskan lagi dukungan SMK PK ke sekolah lain lewat pendampingan secara kurikulum dan pelatihan, baik melalui kelas praktisi mengajar maupun magang guru dan siswa,” kata Vice President Human Resources Divisi Bogasari Anwar Agus.
Baca juga: Pendidikan Vokasi Mendukung Usaha UMKM
Program Tefa Culinary di SMK Negeri 3 Sukabumi, Jawa Barat, berkolaborasi dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Program ini mampu meningkatkan dua kali lipat penjualan aneka kue kering menjadi 3.000 stoples lebih dengan nilai omzet sekitar Rp 300 juta. Sebelumnya, produksi SMK Negeri 3 Sukabumi hanya 1.600 stoples tahun 2022 dan 1.400 stoples pada 2021 dengan omzet sekitar Rp 100 juta.
Tantangan ke depan, para lulusan SMK tidak hanya perlu bersiap bekerja di dunia usaha, tetapi juga siap menjadi pelaku usaha atau start up (usaha rintisan). Di SMK ini, para siswa mendapat inspirasi untuk mengembangkan usaha di bidang kuliner, khususnya aneka makanan yang berbasis pada bahan pangan tepung terigu.