Hujan Intensitas Lebat Masih Berpotensi Terjadi Beberapa Hari ke Depan
Sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat beberapa hari ke depan. Kondisi serupa masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah sehingga masyarakat dan semua pihak perlu mengantisipasi datangnya banjir susulan.
Deputi Bidang MeterologiCuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menyampaikan, hasil analisis menunjukkan adanya dinamika atmosfer signifikan pada 13-14 Februari 2024 di wilayah Jabodetabek. Gelombang Rossby tercatat aktif di sekitar Sumatera Selatan hingga Lampung dan sebagian Banten.
”Perlambatan dan pertemuan angin sekitar Jabodetabek dan utara Jakarta memperkuat potensi pertumbuhan awan hujan. Potensi seruak dingin pada tanggal 13 Februari cukup memperkuat potensi aliran massa udara basah di utara Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis (15/2/2024).
Menurut Guswanto, dinamika atmosfer ini berdampak terhadap meningkatnya curah hujan intensitas ekstrem hingga 170-180 milimeter per hari di sebagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Kondisi ini juga terukur pada 14 Februari 2024 pukul 07.00.
Potensi hujan ini juga masih akan terjadi di wilayah Jabodetabek untuk periode tiga hari ke depan dengan kisaran intensitas cukup bervariasi dari ringan hingga lebat. Masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di dekat sungai dan area rawan banjir diimbau untuk mengantisipasi potensi hujan ini.
Selain di Jabodetabek, hujan intensitas ringan hingga lebat juga masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng. Secara umum, potensi hujan intensitas ringan-sedang di sebagian besar wilayah Jateng diperkirakan terjadi selama delapan hari pada 13-20 Februari.
Kemudian tercatat potensi hujan dengan intensitas lebat atau lebih dari 50 milimeter per hari masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jateng pada 15-17 Februari dan 20 Februari. Beberapa daerah tersebut di antaranya Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Semarang, Kudus, Demak, Rembang, Blora, Grobogan, dan sekitarnya.
Dari hasil analisis BMKG, peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jateng ini terjadi karena terdapat gangguan gelombang kelvin di wilayah tersebut pada 12-14 Februari. Kemudian terdapat pula daerah pertemuan angin atau konvergensi dari Banten hingga Jawa Timur yang melewati wilayah Jateng.
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Jateng seperti Demak, Purwodadi, dan Kudus mengalami hujan intensitas lebat selama beberapa hari terakhir. Bahkan, hujan lebat membuat tanggul jebol hingga menyebabkan banjir bandang di Demak pada Senin (12/2/2024).
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir bandang di Demak yang melanda Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Gajah ini telah berlangsung selama hampir satu minggu dan membuat 21.000 orang mengungsi. Angka ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal 2024.
Penanganan banjir
Merespons keadaan ini, Kepala BNPB Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Demak pada Senin lalu menegaskan bahwa BNPB akan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir ini tuntas teratasi. Adapun prioritas pertama penanganan darurat pada banjir Demak yakni kebutuhan dasar para pengungsi.
BNPB dan Pemerintah Kabupaten Demak mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol. BNPB juga mempertimbangkan untuk melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengurangi intensitas hujan selama perbaikan tanggul berjalan.
”Setiap minggu banjir akan dievaluasi. Jika nanti tanggul sudah selesai ditutup oleh Kementerian PUPR, selanjutnya memikirkan genangan ini untuk disedot dan dikembalikan ke sungai,” kata Suharyanto dalam keterangannya.
Sampai saat ini, BNPB telah menyalurkan dukungan operasional berupa bantuan dana siap pakai (DSP) dan logistik sebanyak dua kali dengan total mencapai Rp 1,4 miliar. BNPB juga memberikan bantuan dukungan operasional dasar berupa paket sembako, makanan siap saji, biskuit protein, susu anak, peralatan mandi, pakaian, dan selimut.