Pengusaha dan Praktisi Ikut Siapkan Pendidikan yang Relevan dengan Industri
Industri semakin menyadari perlu terlibat langsung untuk mengatasi kesenjangan kompetensi lulusan pendidikan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia usaha dan dunia industri makin intensif terlibat dalam penyelarasan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Hal ini terlihat dari keikutsertaan para praktisi di dunia kerja dalam pembelajaran di pendidikan vokasi hingga pendidikan tinggi.
Melalui program Praktisi Mengajar yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan (Kemendikbudristek), para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkuat sumber daya manusia di dunia pendidikan.
Para pelaku usaha ikut serta dalam program Gerakan Pengusaha Mengajar. Program ini mengajak 1.000 pengusaha di seluruh provinsi di Indonesia untuk memberikan wawasan, motivasi, dan nilai keteladanan kepada pelajar ataupun tenaga pengajar dalam menghadapi Industri 4.0.
Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani, dalam siaran pers, Jumat (2/2/2024), mengatakan, program Pengusaha Mengajar menjadi gerakan untuk menyiapkan generasi emas 2045. Program ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Program Pengusaha Mengajar bertujuan untuk menciptakan keselarasan dan kesesuaian antara pendidikan vokasi serta kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Selain itu, penerapan program tersebut diharapkan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan bermutu dalam meningkatkan produktivitas, serta membuka kesempatan bagi DUDI untuk memperkenalkan perusahaan sebagai sektor pekerjaan yang prospektif di masa depan.
Peluncuran program Pengusaha Mengajar dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri MM2100 di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024). Peluncuran juga bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-72 Apindo.
Pengusaha mengajar di SMK karena sekolah vokasi tingkat menengah merupakan bagian penting penyiapan SDM bermutu sebagai modal pembangunan. Apindo berperan menyiapkan hal itu. ”Kami ingin terjun langsung mengawali dukungan bagi mereka memasuki dunia kerja,” kata Shinta.
Memberi aspirasi
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengutarakan, kehadiran praktisi mengajar melalui program Pengusaha Mengajar sangat penting agar SDM vokasi dapat mengimbangi kapasitasnya sejalan dengan perkembangan DUDI.
Kehadiran praktisi mengajar diharapkan mampu memberikan inspirasi yang menggugah pola pikir anak-anak muda Indonesia untuk menciptakan inovasi bidang vokasi. ”Program ini mendukung SDM vokasi agar bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia pendidikan,” ujarnya.
Kehadiran praktisi mengajar, lanjut Kiki, tidak hanya mampu memberikan wawasan kepada para siswa tentang DUDI yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi para peserta didik vokasi.
”Para praktisi dapat memberikan inspirasi kepada para siswa, guru, dosen hingga kepala sekolah. Mereka yang datang ke kampus nantinya tidak hanya bercerita, tetapi juga membuka mata dan menginspirasi visi pelajar tentang apa yang harus dikerjakan di masa depan,” kata Kiki.
Selama ini dunia pendidikan memberikan butir-butir pengetahuan dan ilmu di bangku sekolah. Kehadiran praktisi dari industri ini nantinya menghubungkan butir-butir ilmu dan pengetahuan itu melalui materi ajar mereka.
Para praktisi dapat memberikan inspirasi kepada para siswa, guru, dosen hingga kepala sekolah.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengutarakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan masalah klasik terkait SDM, perekrutan, produktivitas, dan sebagainya. ”Program Pengusaha Mengajar jadi kontribusi nyata Apindo dalam meningkatkan mutu SDM yang akan memasuki pasar dunia kerja,” ujarnya.
Kolaborasi mata kuliah
Ajakan bagi praktisi berkolaborasi dengan dunia pendidikan menjadi salah satu program unggulan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program Praktisi Mengajar merupakan program unggulan yang menghubungkan mahasiswa dengan praktisi melalui mata kuliah kolaborasi, agar lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan sesuai kebutuhan dan tantangan di dunia kerja dan profesional.
Mahasiswa Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) mengikuti sesi praktik magang di lini produksi mesin pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Kawasan Industri KJIE, Margamulya, Kecamatan Telukjambe, Karawang, Jawa Barat, Selasa (14/3/2023).
Kepala Program Praktisi Mengajar Gamaliel Waney memaparkan, dua tahun penyelenggaraan program Praktisi Mengajar disambut baik para pihak terkait.
Program ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, serta mempersiapkan para lulusan perguruan tinggi untuk siap menghadapi dinamika perkembangan dunia di masa depan.
Sementara Direktur Sumber Daya Kemendikbudristek Mohammad Sofwan Effendi menyampaikan, peningkatan produktivitas dan kompetensi SDM serta komponen pendukung penciptaan pembelajaran sangat penting.
”Dua komponen penting yang mendukung penciptaan pembelajaran, yakni perguruan tinggi yang menguasai bidang akademik dan praktisi DUDI, masyarakat, dan dunia profesi yang menguasai pengalaman profesional,” ungkapnya.
Melalui program ini, dosen diharapkan berkontribusi di dunia profesional. Sebaliknya, perguruan tinggi mengundang praktisi ke kampus untuk terlibat dalam penyusunan kurikulum dan perkuliahan di kelas.
Dengan cara ini, para mahasiswa akan mendapat bekal komprehensif, pengetahuan akademik oleh dosen, dan pengalaman profesional oleh para praktisi.