Perguruan Tinggi Sediakan Belajar Daring yang Dikonversi Kredit Kuliah
Perguruan tinggi mengembangkan cara-cara baru pendidikan daring berikut pengakuan kreditnya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia pendidikan termasuk sektor yang terdisrupsi teknologi cukup hebat sehingga perlu beradaptasi dan mengembangkan pembelajaran yang relevan dan fleksibel. Dunia pendidikan tidak lagi cukup lagi sebatas menghasilkan lulusan karena yang dibutuhkan saat ini adalah pembelajar yang akan terus mengembangkan dirinya, bahkan ketika telah memasuki dunia kerja.
Disrupsi pendidikan tinggi tersebut dijawab Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan, salah satunya meluncurkan Unpad Education Expert (EdEx). Melalui Unpad EdEx, para dosen Unpad dengan berbagai keahlian dan pengalamannya di industri serta para praktisi yang relevan menawarkan pendidikan dan pelatihan daring ataupun luring. Model pembelajaran ini dapat dikonversi untuk program pascasarjana Unpad.
Rektor Unpad Rina Indiastuti di acara Grand Launching Unpad EdEx di Jakarta, Selasa (23/1/2024), mengatakan, inisiatif Unpad sebagai hybrid university menghadirkan EdEx agar materi pengetahuan dari para ahli di Unpad dan praktisi dari luar dapat diakses masyarakat luas untuk mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Para tenaga profesional di perusahaan swasta dan lembaga pemerintahan juga diajak untuk terus belajar materi yang sesuai dengan kebutuhan.
”Kami berkomitmen mengajak SDM Indonesia untuk maju serta selalu siap menjadi pembelajar sepanjang hayat lewat pembelajaran daring dan luring. Pembelajaran dan pelatihan dari para dosen dan praktisi alumni Unpad yang berpengalaman ini bersertifikasi,” ujar Rina.
Koversi kredit kuliah
Sementara itu, CEO Unpad EdEx Mario Nicolas menyampaikan, pembelajaran melalui Unpad EdEx dapat dikonversi menjadi perolehan kredit pascasarjana Unpad. Model pembelajaran ini ditujukan bagi para tenaga profesional di tingkat lokal, multinasional, dan lembaga pemerintah. Unpad EdEx didirikan merespon dinamika industri yang senantiasa berkembang sehingga SDM di Indonesia pun membutuhkan peningkatan keterampilan pekerja dan pemberdayaan pekerja dengan keterampilan baru untuk meningkatkan kapabilitasnya. Materi-materi yang tersedia di Unpad EdEx tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga praktis dan bisa langsung diaplikasikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sekitar 90 persen dari total angkatan kerja Indonesia yang mencapai 14 juta orang tidak pernah mengikuti pelatihan ataupun pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilannya. Beberapa hambatan utamanya adalah kurangnya akses terhadap informasi, kekurangan biaya, dan keterbatasan waktu. Kondisi geografis Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan juga menjadi salah satu tantangan dalam memeratakan akses terhadap pendidikan profesional.
Mengacu hasil studi Economist Impact pada tahun 2022, separuh karyawan di Indonesia setuju bahwa peningkatan keterampilan dan pemberdayaan akan meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka. Mayoritas karyawan memiliki ekspektasi tinggi bahwa perusahaan harus mendukung perkembangan mereka dengan menyediakan akses tersebut. Beberapa skill utama yang ingin para pekerja Indonesia pelajari adalah keterampilan digital, analisis dan visualisasi data, dukungan teknologi informasi, serta pemasaran digital dan e-dagang.
”Kami melihat bahwa di era pasca-Covid, ada kebutuhan dari berbagai perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para karyawannya. Unpad EdEx berupaya menjawab kebutuhan ini dengan menjadi jembatan penghubung antara pendidikan berkualitas tinggi dari Unpad dan kebutuhan yang ada di lapangan. Inisiatif ini kami luncurkan sejalan dengan cita-cita Unpad untuk bisa menjadi world-class university sekaligus menelurkan bibit SDM berkualitas untuk kemajuan ekonomi Indonesia ke depannya,” tutur Mario.
Mario menargetkan ada 100.000 pembelajar di Unpad EdEx. Peserta bukan hanya mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang relevan mendukung profesionalisme mereka di dunia kerja dan meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi hasil belajar mereka dapat diakui sebagai satuan kredit semester (SKS) untuk melanjutkan pascasarjana di Unpad. Dengan demikian, penuntasan beban kuliah dapat diambil secara fleksibel karena materi di Unpad EdEx sudah disesuaikan dengan kurikulum pendidikan pascasarjana. Di tahun 2027, Unpad membuka program pascasarjana daring secara penuh.
Saat ini, materi dalam Unpad EdEx mencakup berbagai topik bisnis yang relevan dengan kemajuan industri di era modern. Beberapa di antaranya Supply Chain Management, Finance for Executive, Project Management, Ilmu Pemerintahan, Human Capital Management, dan Sustainability and Ecotourism Management. Ke depan, program Unpad EdEx akan diperkaya materi dari semua fakultas yang ada di Unpad.
Kami melihat bahwa di era pasca-Covid, ada kebutuhan dari berbagai perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para karyawannya.
Direktur Sumber Daya Manusia & Digital InJourney Herdy Harman menyambut baik perguruan tinggi yang menginisiasi pendidikan dan pelatihan bersertifikasi dan dapat dikonversi sebagai SKS untuk meraih gelar resmi. Saat ini, InJourney atau PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) memiliki enam anak perusahaan yang bergerak di sektor pengelola bandara, hotel, retail, destinasi pariwisata, pengembangan pariwisata, dan layanan pendukung. Kemitraan dengan Unpad EdEx dapat membuka peluang untuk meningkatkan kompetensi dan karier yang lebih luas bagi para karyawan di InJourney Group.
”Tren industri aviasi dan pariwisata di Indonesia terus berubah. Karena itu, kami perlu membekali para karyawan InJourney Group dengan kompetensi dan kapabilitas yang relevan. Harapannya agar mereka bisa terus meningkatkan layanan dan melakukan inovasi bisnis,” kata Herdy.
Pembelajaran daring yang terbuka untuk masyarakat umum dengan pengakuan SKS juga dijalankan Universitas Indonesia (UI). Sejak 2022, UI membuka peluang bagi siswa SMA/SMK/MA sederajat untuk bisa belajar dan menimba ilmu di UI lewat program Pre-University (Pre-U). Program ini terbuka juga untuk peserta umum jenjang S-1/S-2 atau lulusan SMA yang dalam masa tunggu yang ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.
”UI ingin mendukung peningkatan akses ke perguruan tinggi. Para mahasiswa bisa punya pilihan untuk merencanakan kuliahnya. Kami terus mengembangkan supaya semakin banyak pilihan mata kuliah yang umum yang bisa diakui di program studi ataupun lintas program studi di UI. Bahkan, bukan tidak mungkin bekerja sama dengan perguruan tinggi lain untuk bisa mendapat pengakuan SKS. Yang diutamakan tetap menjamin kualitas pembelajaran,” kata Direktur Center for Independent Learning (CIL) UI F Astha Ekadiyanto.