Tanaman dengan Dedaunan Kecil Lebih Efektif Kurangi Polusi Udara
Tanaman dengan daun lebih kecil dan runcing, seperti cemara, terbukti lebih efektif mengurangi polusi udara.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tanaman telah terbukti bisa mengurangi paparan polusi, terutama karbon hitam. Riset terbaru menunjukkan, tanaman dengan daun lebih kecil dan runcing, seperti cemara, lebih efektif menangkap partikel polusi.
Studi baru dari para peneliti dari Global Center for Clean Air Research (GCARE) University of Surrey, Inggris, di jurnal Science of the Total Environment menunjukkan, tanaman dengan permukaan daun lebih kasar dan bulunya kecil akan menangkap lebih banyak polutan.
Kajian dilakukan dengan menguji pepohonan di samping jalan utama yang sibuk. Mereka mempelajari mana yang paling banyak menangkap partikel polusi dan mana yang paling memungkinkan hujan untuk membawa partikel tersebut dengan aman ke tanah.
”Agar efektif mengurangi polusi udara, partikel (polutan) sebaiknya bisa menempel di daun saat cuaca berangin—tapi melepaskannya saat hujan,” kata Yendle Barwise, ahli kehutanan dan peneliti Universitas Surrey, Rabu (17/1/2024).
Hal ini berarti angin akan mengembalikan lebih sedikit polusi ke udara, tetapi hujan bisa menghanyutkannya dengan aman ke tanah.
Menurut Barwise, banyak proyek penghijauan di kota menggunakan pohon-pohon meranggas yang kehilangan daunnya pada musim dingin—walaupun pada saat itulah polusi udara paling buruk terjadi di kota-kota besar dan kecil di Eropa.
Oleh karena itu, para ilmuwan memilih sepuluh spesimen yang selalu hijau dan menempatkannya dalam pot tanaman di samping jalanan padat di Guildford, Inggris, dengan sekitar 80.000 kendaraan lewat setiap hari.
Agar efektif mengurangi polusi udara, partikel (polutan) sebaiknya bisa menempel di daun saat cuaca berangin, tetapi melepaskannya saat hujan.
Para peneliti menemukan, tanaman yang paling efektif mengurangi polusi adalah yang memiliki daun kecil dan berbentuk runcing.
Yew (Taxus baccata) atau cemara inggris merupakan tanaman yang paling banyak menghilangkan polusi udara, selain pohon cedar jepang (Camellia japonica) dan cemara lawson (Chamaecyparis lawoniana).
Studi ini juga menunjukkan stomata atau pori-pori daun dapat membantu tanaman menangkap partikel. Bagi tanaman yew, lebih banyak partikel polusi berkumpul di bagian bawah daun yang berpori.
Hal ini terjadi meskipun sisi lain daun 47 persen lebih kasar dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kekasaran lebih penting.
Prashant Kumar, pendiri GCARE Universitas Surrey, mengatakan, ”Kami tahu bahwa menanam pohon di tepi jalan membuat perbedaan besar pada mutu udara. Riset kami menunjukkan, dengan memilih pohon secara hati-hati, perbedaan itu dapat berdampak besar pada mutu udara, bahkan lebih besar.”
Pemilihan tanaman yang lebih tepat bisa menghilangkan lebih banyak polusi udara. ”Kami mempelajari bentuk dan tekstur daunnya. Faktor lain, seperti tinggi pohon, kandungan kimia daun, atau jumlah pohon yang Anda tanam, bisa membuat perbedaan besar. Hal ini layak untuk diselidiki di masa depan,” ujarnya.
Kombinasi dengan semak
Studi sebelumnya dari para peneliti GCARE yang diterbitkan di jurnal Atmospheric Environment (2019) menjelaskan bagaimana tiga jenis infrastruktur hijau di tepi jalan, yaitu pohon, pagar tanaman, dan kombinasi pepohonan dengan pagar tanaman dan semak belukar, memengaruhi tingkat konsentrasi polusi udara.
Para peneliti menemukan, tepi jalan yang hanya memiliki pagar tanaman paling efektif mengurangi paparan polusi, mengurangi karbon hitam hingga 63 persen.
Partikel ultrahalus dan sub-mikron mengikuti tren pengurangan ini, dengan partikel halus (berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer) menunjukkan pengurangan paling sedikit di antara semua polutan yang diukur.
Penurunan konsentrasi maksimum terjadi pada saat angin sejajar dengan jalan akibat ada efek sapuan, diikuti angin yang melintasi jalan. Komposisi unsur partikel menunjukkan penurunan besar pada logam berat berbahaya yang berasal dari lalu lintas di belakang vegetasi.
Menurut kajian mereka, pinggir jalan yang hanya ditumbuhi pepohonan tak menunjukkan pengaruh positif pada pengurangan polusi. Kanopi pohon yang terlalu tinggi tak memberi efek penghalang atau penyaringan emisi kendaraan di jalan, sedangkan ketinggian pernapasan biasanya antara 1,5 dan 1,7 meter.