Waspadai Kemunculan Siklon Tropis Anggrek dan Penguatan Monsun
Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan melanda sejumlah wilayah Indonesia.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Anggrek terbentuk di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu, sedangkan satu bibit siklon 99S terbentuk di Samudra Hindia sebelah utara Australia. Kemunculan dua sistem pusaran angin, aktifnya gelombang ekuatorial, dan menguatnya monsun diprediksi bakal meningkatkan intensitas hujan lebat dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto, di Jakarta, Selasa (16/1/2024) mengatakan, pembentukan siklon tropis di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu terdeteksi oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta pada pukul 01.00 hari ini. Sistem pusaran angin ini kemudian diberi nama siklon tropis Anggrek.
Berdasarkan pemantauan pada Selasa pukul 07.00, siklon Anggrek berada di posisi 9,4 derajat Lintang Selatan (LS) dan 93,3 derajat Bujur Timur (BT) dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 40 knot atau 75 kilometer (km) per jam. Adapun tekanan udara di pusatnya mencapai 995 hPa.
Masyarakat diminta menghindari daerah rentan bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
”Diperkirakan intensitas siklon Anggrek bisa meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah tenggara,” ujarnya.
Menurut Guswanto, siklon tropis Anggrek dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia berupa meningkatnya tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter di Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, serta Selat Sunda bagian selatan. Adapun tinggi gelombang 2,5 meter- 4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, perairan Kepulauan Enggano, dan Samudra Hindia Selatan Banten.
BMKG juga melaporkan keberadaan bibit siklon tropis 99S di Australia bagian Utara, tepatnya di sekitar 16,7 derajat LS dan 131,8 derajat BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem berkisar 15-20 knot atau 28-37 km per jam. Dalam periode 48 jam ke depan bibit siklon 99S diprediksi bergerak lambat ke arah timur-tenggara dengan potensi meningkat menjadi sistem siklon cenderung kecil.
Menurut Guswanto, bibit siklon 99S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua bagian Selatan. Adapun tinggi gelombang 2,5 m-4 m bisa terjadi di Laut Banda bagian selatan, perairan Kepulauan Sermata hingga Tanimbar, perairan Selatan Kepulauan Kai-Aru, Laut Arafuru.
Potensi hujan lebat
Selain keberadaan siklon tropis Anggrek dan bibit siklon 99S, BMKG juga memantau adanya fenomena lain yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Fenomena itu, antara lain, mulai aktifnya kembali Madden Jullian Oscillation (MJO) yang di wilayah Indonesia disertai dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Wave. Pada saat yang sama, terjadi penguatan aliran Monsun Asia musim dingin yang bisa memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan.
Berbagai kondisi ini, ujar Guswanto, berpotensi memicu hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, seperti di Sumatera, Banten, Jawa Barat Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, hingga Papua.
”Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak. Selain itu, masyarakat diminta menghindari daerah rentan bencana, seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya,” ujarnya.
Bencana di Jawa Barat
Sebelumnya, bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem telah melanda wilayah Jawa Barat sejak pekan lalu. Bencana itu berupa banjir disertai lumpur dari luapan aliran Sungai Cikapundung di Kota Bandung, hujan dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Pagaden Barat Kabupaten Subang, tanah longsor di Kecamatan Coblong Kota Bandung dan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dan Bungbulang Kabupaten Garut.
Banjir yang merendam jalan raya Cikawung-Wado di Kabupaten Indramayu, banjir bandang di Kecamatan Lembang, Bandung Barat, serta hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang di Desa Jomin, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, mengakibatkan atap rumah warga rusak.
Menanggapi terjadinya bencana hidrometeorologi di Jawa Barat tersebut, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, BMKG telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Peringatan ini terus diperbarui secara berkala menyesuaikan kondisi dinamika atmosfer.