Kuliah Satu Semester di Luar Negeri Bisa Dibiayai Penuh atau Parsial
Program Kampus Merdeka memfasilitasi mahasiswa kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh atau parsial.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesempatan kuliah satu semester di perguruan tinggi luar negeri lewat program Indonesian International Student Mobility Awards atau IISMA diminati mahasiswa. Tahun 2024 ini, kuota beasiswa IISMA ditingkatkan 3.000 mahasiswa atau lebih, bahkan terbuka peluang pendanaan parsial antara mahasiswa yang memenuhi syarat dan pemerintah.
Ketua Program IISMA Rachmat Sriwijaya, Senin (8/1/2024), menjelaskan, program IISMA yang dimulai tahun 2021 ini awalnya hanya menyediakan kuota untuk 1.000 mahasiswa. Lalu, pada tahun 2022 tersedia kuota untuk 1.100 mahasiswa dan tahun 2023 untuk 1.984 mahasiswa.
”Adanya penambahan kuota mahasiswa untuk program IISMA karena peningkatan antusiasme dan partisipasi dari tahun ke tahun,” kata Rachmat.
Ia berharap tahun ini kesempatan tersebut bisa memfasilitasi 3.000-3.300 peserta. Ia pun berharap antusiasme mahasiswa yang meningkat ini merata juga dari luar Jawa.
Peserta akan tersebar ke 140-150 mitra dari 35 negara yang terdaftar mulai tahun 2024. Terdapat tiga jalur penerimaan program IISMA, yakni afirmasi, reguler, dan co-funding. Program IISMA resmi dibuka pada akhir Januari hingga Februari 2024.
Jalur afirmasi dikhususkan bagi mahasiswa Bidikmisi, penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), serta mahasiswa di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Jalur ini diberikan untuk membuka peluang merata bagi semua mahasiswa Indonesia, terutama yang terkendala secara ekonomi. Adapun mahasiswa lain dapat mendaftar melalui jalur reguler. Kedua jalur ini akan dilaksanakan secara bersamaan, mulai dari proses pendaftaran, seleksi, pengumuman, hingga keberangkatan.
Jalur ”co-founding”
Setelah satu minggu pengumuman kelulusan jalur afirmasi dan reguler, akan dibuka rekrutmen untuk jalur co-funding. Jalur ini dapat diikuti mahasiswa yang belum beruntung lolos di jalur reguler.
”Ada mahasiswa yang sebenarnya mampu, namun tidak tidak lolos di jalur reguler karena passing grade tinggi. Padahal, jika di kelompok lain, mahasiswa itu nilainya melewati yang ada. Jadi, kesempatan tetap dibuka dengan model co-funding supaya yang semester VI bisa ikut program IISMA dan tidak kehilangan kesempatan pada tahun selanjutnya,” papar Rachmat.
Dalam acara webinar Sosialisasi Program IISMA Tahun 2024 untuk Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V, VI, dan VII, pekan lalu, Senior Manager Operasional dan Pengelola IISMA Andi Rahardian Wijaya mengatakan, bagi mahasiswa yang belum beruntung di jalur reguler, IISMA masih membuka kesempatan dengan jalur co-funding atau pendanaan parsial antara mahasiswa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Namun, di jalur co-funding, tidak semua kampus menerima pendaftaran. Ada beberapa mitra yang tidak memungkinkan untuk pendaftar co-funding.
”Perbedaan lainnya, pendanaan dilakukan secara parsial. Kami hanya memberikan pendanaan untuk administrasi kampus, tuition fee, dan biaya tiket keberangkatan,” ujar Andi.
Andi mengatakan, proses belajar di negara lain tidak hanya memberikan kesempatan untuk memperdalam berbagai kompetensi, tetapi juga menyediakan ruang belajar di luar kampus dan tetap bernilai selaras dengan program studi. ”Terdapat 10 kompentisi yang akan dibutuhkan di masa depan. Mulai dari sense-making, transdiciplinary, sampai dengan computational making dan virtual collaboration. Nah, itulah kenapa kemudian kami membuat program ini, di mana mata kuliah yang akan diambil peserta adalah mata kuliah yang mendukung 10 kompetensi,” tuturnya.
Peserta program IISMA juga menjadi mahasiswa yang akan menjalankan peran penting sebagai duta bangsa yang memperkenalkan nilai-nilai budaya luhur bangsa.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani mengungkapkan, program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa unggul dari Sabang sampai Merauke untuk belajar selama satu semester sebagai duta bangsa di perguruan terbaik dunia dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Indonesia. ”Selain mendapatkan kesempatan untuk belajar di berbagai perguruan tinggi terbaik, peserta program IISMA juga menjadi mahasiswa yang akan menjalankan peran penting sebagai duta bangsa yang memperkenalkan nilai-nilai budaya luhur bangsa,” ujar Suning.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, IISMA merupakan program strategis untuk membangun jejaring yang lebih luas dan telah terbukti menambah daya saing lulusan di dunia kerja. ”Data menunjukkan, lulusan program flagship kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM, termasuk IISMA, terbukti lebih cepat mendapatkan pekerjaan dan dengan gaji pertama yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak mengikuti MBKM,” kata Kiki.