Resolusi Tahun Baru: Lebih Banyak Bergerak!
Banyak orang menjadikan olahraga sebagai salah satu resolusi tahun baru. Namun, bagaimana agar itu bisa bertahan lama?
Tahun baru selalu menjadi momen yang tepat untuk membuat resolusi yang baik. Sejumlah orang pun secara rutin membuat daftar resolusi yang diharapkan bisa dicapai di tahun yang baru.
Salah satu resolusi yang cukup banyak diharapkan adalah memiliki hidup yang lebih sehat. Tidak sedikit orang yang menetapkan resolusi untuk mulai berolahraga lebih rutin. Itu dilakukan demi kondisi kesehatan yang lebih baik atau juga untuk menunjang target menurunkan berat badan.
Namun, bagaimana caranya untuk mulai berolahraga? Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jenis olahraga apa yang disukai. Bagi orang yang suka berolahraga secara berkelompok, olahraga tenis atau bulu tangkis bisa dipilih. Sementara orang yang lebih suka berolahraga sendiri, berlari atau berenang bisa dilakukan.
Pengajar Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ria Lestari, dihubungi di Jakarta, Jumat (5/1/2024), mengatakan, ketika seseorang melakukan jenis olahraga yang disukai, itu akan lebih mudah dilakukan. Olahraga yang dijalankan bukan dianggap sebagai beban. Dengan begitu, olahraga bisa menjadi bagian dari gaya hidup yang dijalankan secara berkelanjutan.
Selain itu, olahraga yang dijalankan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan diri. ”Start slow, go slow. Jadi, mulai saja olahraga pelan-pelan dan selalu dengar tubuhmu. Jangan terlalu memaksakan langsung olahraga dengan intensitas tinggi,” tuturnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan agar aktivitas fisik ataupun olahraga setidaknya dilakukan 150 menit per minggu atau 30 menit per hari setiap lima hari dalam seminggu. Namun, bagi orang yang masih merasa waktu tersebut terlalu lama, olahraga bisa dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan pembagian waktu 15 menit.
Dalam pemilihan waktu olahraga, pastikan setiap orang bisa berkomitmen terhadap waktu yang dipilih. Apabila sudah terbiasa, olahraga pun akan terasa menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terlepas dari aktivitas sehari-hari.
Start slow, go slow. Jadi, mulai saja olahraga pelan-pelan dan selalu dengar tubuhmu. Jangan terlalu memaksakan langsung olahraga dengan intensitas tinggi. (Ria Lestari)
Secara bertahap, waktu olahraga dapat ditingkatkan seiring dengan performa tubuh. Pada awal memulai olahraga, bergerak bahkan terasa sangat berat. Akan tetapi, jika sudah terbiasa berolahraga akan terasa lebih ringan. Pada kondisi tersebut, intensitas olahraga bisa ditingkatkan.
Baca juga: Mengawali Tahun Baru dengan Resolusi
Intensitas olahraga tidak sekadar penambahan waktu, tetapi juga beban yang dilakukan. Ketika melakukan angkat beban, misalnya, beban pada alat angkat beban bisa ditambah. Pada orang yang melakukan olahraga gimnastik juga bisa meningkatkan repetisi dalam suatu gerakan.
Berat badan
Alasan utama yang menjadi motivasi banyak orang untuk mulai berolahraga adalah ingin menurunkan berat badan. Sayangnya, ketika target penurunan berat badan tidak tercapai dalam waktu cepat, motivasi untuk melanjutkan olahraga biasanya akan hilang. Resolusi untuk mulai olahraga rutin pun pupus di tengah jalan.
Mengutip artikel The Conversation pada 2 Januari 2020, sekitar 40 persen warga AS membuat resolusi tahun baru pada bulan Januari ketika awal tahun baru. Hampir setengah dari jumlah itu memiliki resolusi untuk menurunkan berat badan ataupun menjadi lebih bugar. Namun, sebanyak 80 persen dari resolusi tahun baru tersebut kandas di bulan Februari.
William Clark, dosen Ilmu Kesehatan dan Kebugaran Universitas Binghamton, AS, menuturkan, motivasi yang muncul pada awal menetapkan resolusi tahun baru sebenarnya sifatnya hanya semu. Motivasi tersebut hanya akan bermanfaat jika digunakan untuk tujuan jangka pendek. Resolusi tahun baru mungkin bisa menjadi motivasi untuk mulai berolahraga. Akan tetapi, sekadar motivasi saja tidak cukup untuk memastikan kebiasaan olahraga bisa bertahan lama.
”Jika motivasi tidak bisa membantu mencapai tujuan, apa lagi yang harus dilakukan? Jawabannya disiplin. Kunci disiplin adalah latihan dan konsistensi. Disiplin berarti tindakan yang berulang dan terkadang membosankan. Motivasi akan membantu pada tiga minggu pertama, tetapi setelah itu pastikan Anda bisa disiplin,” tuturnya.
Baca juga: Strategi Menggapai Resolusi Keuangan Tahun 2024
Ria menambahkan, seseorang juga bisa menetapkan tujuan dalam berolahraga dalam jangka pendek. Orang yang berolahraga untuk menurunkan berat badan bisa mematok target penurunan berat badan untuk sebulan ke depan. Targetnya pun tidak perlu terlalu tinggi. Patok target penurunan berat badan 1-2 kilogram dalam sebulan.
Menurut dia, ketika target penurunan berat badan terlalu besar yang akhirnya sulit tercapai justru akan membuat seseorang menjadi kecewa. Seseorang itu pun cenderung tidak lagi bersemangat untuk terus berolahraga.
Untuk menurunkan berat badan, Ria menuturkan, pastikan pula pengukuran dilakukan dengan tepat. Berat badan yang turun setidaknya harus dilihat dari dua faktor, yakni kenaikan massa otot dan penurunan massa lemak.
Untuk menaikkan massa otot, olahraga yang paling tepat adalah dengan melakukan latihan beban. ”Latihan beban merupakan satu-satunya olahraga untuk menaikkan massa otot,” katanya.
Sementara untuk menurunkan massa lemak bisa dilakukan dengan prinsip defisit kalori. Kalori yang masuk ke dalam tubuh harus lebih sedikit dari kalori yang dikeluarkan oleh tubuh. Karena itu, selain lebih banyak bergerak, makanan yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan.
Manfaat
Ria mengatakan, mulai menjalankan kebiasaan olahraga secara teratur memiliki segudang manfaat. Olahraga teratur tidak hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi lebih dari itu. Olahraga dapat mendukung tubuh menjadi sehat dan bugar. Orang yang rutin berolahraga akan lebih produktif untuk bekerja ataupun belajar.
Kesehatan mental juga menjadi lebih baik. Sebab, olahraga dapat mendorong tubuh mengeluarkan berbagai hormon tubuh yang berdampak pada pengelolaan suasana hati yang lebih baik. Dengan begitu, seseorang menjadi tidak mudah stres dan depresi.
Baca juga: Mencari Asal Mula Ide Resolusi Tahun Baru
Menetapkan rencana untuk olahraga lebih rutin sebagai resolusi tahun baru memang sangat baik. Akan tetapi, mulai membangun kebiasaan berolahraga sebenarnya tidak harus dimulai di tahun baru. Olahraga bisa dimulai kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Pastikan pula olahraga bisa dilakukan secara disiplin dan konsisten. Jadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.