Saat Sebuah Tomat Kecil Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional
Sebuah tomat kecil hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Setelah lebih dari delapan bulan berlalu, tomat tersebut akhirnya ditemukan.
Sebuah tomat kecil yang hilang di dapur rumah mungkin tidak akan menimbulkan persoalan besar. Anda yang menghilangkannya akan dengan mudah dimaafkan. Akan tetapi, jika tomat tersebut hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional, ceritanya akan berbeda. Bisa-bisa kesalahan Anda itu akan diungkit seumur hidup dan menjadikan Anda tertuduh abadi.
Hal itulah yang dialami antariksawan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), Francisco Carlos Rubio (48) atau populer dengan nama Frank Rubio. Meski ia tercatat sebagai antariksawan NASA terlama tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sepanjang 371 hari dalam sekali perjalanan, dia menjadi tertuduh atas hilangnya tomat kecil di wahana itu selama berbulan-bulan.
Tomat kecil selebar 2,5 sentimeter itu hilang sesaat setelah Rubio memanennya pada 29 Maret 2023. Tomat kerdil dari jenis Red Robin itu merupakan bagian dari panen terakhir eksperimen Veg-05. Dalam eksperimen tersebut, Rubio-lah yang bertugas sebagai operator riset sekaligus merawat tanaman itu dengan susah payah.
Setiap antariksawan yang tinggal di ISS akan menerima sampel tomat yang dipanen. Namun, antariksawan dilarang memakan tomat itu karena dikhawatirkan terpapar jamur yang bisa membahayakan kesehatan antariksawan selama tinggal di ISS. Sayangnya, tomat bagian Rubio yang ditaruh dalam kantong plastik berklip atau plastik ziplock justru melayang entah ke mana.
Baca juga: Berkebun di Luar Angkasa
Hilangnya tomat jatah Rubio itu membuat rekan-rekan antariksawan mencandainya dengan menuduh Rubio telah memakan tomat tersebut. NASA menggambarkan tomat sebagai ”sayuran berbunga”. Tidak semua sayuran yang ditanam di ISS boleh langsung dimakan. Banyak sayuran yang ditumbuhkan di ISS itu dikirim kembali ke Bumi untuk dianalisis lebih lanjut.
Kasus hilangnya tomat kecil milik Rubio itu, seperti ditulis Space, 6 Desember 2023, menjadi perbincangan publik untuk pertama kali pada 13 September 2023. Saat itu, Rubio mengadakan siaran langsung dari ISS dengan pengendali di Bumi yang menandai rekor setahunnya tinggal di ISS, dari rencana enam bulan. Rekor tidak terduga itu terjadi akibat wahana Soyuz milik Rusia yang akan menjemputnya rusak dan membutuhkan waktu untuk menunggu penggantinya.
Dalam siaran itu, seperti dikutip dari Forbes, 7 Desember 2023, Rubio mendapat pertanyaan, apakah dia memakan tomat itu? Namun, dengan tegas Rubio membantah tuduhan itu. ”Pertanyaan itu menambah kebingungan. Aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari tomat itu. Aku yakin, tomat kering itu akan muncul suatu saat nanti di masa depan dan menebus kesalahanku selama bertahun-tahun,” katanya.
Menanam sayuran
Eksperimen Veg-05 merupakan bagian dari rencana besar NASA untuk menanam sayuran di luar angkasa. Tujuan besar dari eksperimen itu adalah menciptakan sistem produksi makanan segar yang berkelanjutan di luar Bumi untuk menopang kehidupan antariksawan yang melakukan perjalanan jauh di luar orbit rendah Bumi serta mengurangi ketergantungan antariksawan di ISS dari pasokan kargo makanan dari Bumi.
Sayuran segar adalah hidangan mewah bagi antariksawan di ISS. Selama ini, antariksawan bergantung pada makanan kemasan yang dikirim dari Bumi untuk bertahan hidup di ISS. Selain rasanya tentu berbeda, nilai gizi makanan kemasan juga berkurang seiring bertambahnya waktu. Belum lagi kebosanan karena pola makanan yang monoton. Karena itu, sayuran segar diharapkan bisa memperbaiki pola makanan antariksawan selama berada di ISS.
Baca juga: Astronot Makan Apa di Luar Angkasa?
Meski demikian, bertanam sayuran di luar angkasa tidaklah mudah. Sejak awal, eksperimen Veg-05 sudah mengalami masalah saat benih mulai berkecambah akibat kelembaban udara turun drastis. Padahal, berkecambahnya benih merupakan fase kritis dalam siklus pertumbuhan tanaman. Akibatnya, tanaman stres sehingga hanya menghasilkan selusin buah tomat.
Pada tahun 2019, percobaan yang dinamakan Veg-04B dilakukan untuk menguji dampak mutu pencahayaan dan pemupukan pada keamanan mikrobia, kandungan gizi, dan rasa sawi jepang yang ditanam. Sistem produksi sayuran atau disebut Veggie ialah taman luar angkasa di stasiun luar angkasa. Menurut artikel di laman NASA, Veggie bertujuan membantu NASA mempelajari pertumbuhan tanaman dalam gaya berat mikro dan menambahkan pangan segar dalam makanan.
Setiap tanaman tumbuh dalam ”bantal” yang diisi dengan media tumbuh berbahan dasar tanah liat dan pupuk. Bantal tersebut berfungsi untuk membantu mendistribusikan air, nutrisi, dan udara secara seimbang di sekitar akar agar akar tidak tenggelam dalam air atau tertelan udara.
Dengan tidak adanya gravitasi, tanaman memakai faktor lingkungan lain, seperti cahaya untuk mengarahkan dan memandu pertumbuhan. Kumpulan diode pemancar cahaya atau LED di atas tanaman menghasilkan spektrum cahaya yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memantulkan banyak cahaya hijau serta memakai panjang gelombang merah dan biru.
Hingga kini, Veggie berhasil menanam berbagai macam tanaman, meliputi, antara lain, tiga jenis selada, sawi putih, sawi mizuna, kangkung merah Rusia, dan bunga zinnia. Beberapa tanaman dipanen dan dimakan anggota kru, dan sisa sampel dikembalikan ke Bumi untuk dianalisis. Sejauh ini tidak ditemukan kontaminasi mikroba berbahaya yang terdeteksi dan makanan itu aman dikonsumsi kru astronot.
Penemuan tomat
Setelah tertunda lebih dari enam bulan, Rubio akhirnya kembali ke Bumi pada 27 September 2023 bersama dua antariksawan Rusia, Sergey Valeryevich Prokopyev dan Dmitry Aleksandrovich Petelin. Sekitar dua minggu kemudian, 13 Oktober 2023, wartawan kembali bertanya kepada Rubio terkait nasib tomat yang hilang itu. Namun, nasib tomat yang hilang itu tetap tidak jelas.
Baca juga: Berkebun di Luar Angkasa
”Mungkin tomat itu sudah sangat kering karena kelembaban di ISS hanya sekitar 17 persen (bandingkan dengan kelembaban di Indonesia yang berkisar 70-90 persen). Kondisi itu membuat seseorang bisa membuangnya begitu saja,” ujarnya. Karena itu, Rubio berharap akan ada antariksawan lain yang menemukan tomat tersebut sebagai benda kecil dan layu di masa depan.
Adapun ISS adalah stasiun antariksa multinasional yang dikelola NASA, Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Badan Antariksa Eropa (ESA), Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA), dan Badan Antariksa Kanada (CSA). Stasiun yang terletak di orbit rendah Bumi, antara 370 kilimeter dan 460 kilometer itu mulai dibangun tahun 1998 dan selesai tahun 2010.
Gravitasi mikro di ISS membuat segala sesuatu yang berada di dalam wahana sebesar rumah dengan enam kamar itu akan melayang-layang. Benda-benda yang tidak terikat atau tertancap di dinding atau lantai ISS akan bergerak ke mana saja, ke sudut-sudut ISS yang tidak terduga.
Prosedur NASA saat ada benda hilang di ISS adalah mencarinya di sekitar lubang ventilasi. Namun, di wahana yang telah berumur 25 tahun dan penuh sesak dengan peralatan dan barang-barang itu, sangat mudah kehilangan jejak barang-barang di sana.
Selain itu, meski Rubio dengan bercanda mengatakan mencari tomat itu pada hari kehilangan antara 18 jam dan 20 jam, proses pencarian tomat itu tidak dilakukan terus-menerus. Rubio langsung disibukkan untuk melakukan ratusan eksperimen titipan para peneliti di Bumi yang menjadi tanggung jawab antariksawan untuk melakukannya.
Tetapi kini, kami membebaskannya dari tuduhan itu karena tomatnya sudah ditemukan.
Meski demikian, dari kasus hilangnya sebuah tomat kecil itu, perlu adanya prosedur untuk menghadapi hal-hal tak terduga dalam proses menanam tanaman di ISS, Bulan, ataupun Mars. Bagaimanapun, penumbuhan tanaman di luar Bumi itu penting untuk menjaga keberlangsungan pangan manusia di tempat-tempat yang jauh dari Bumi. Namun, hilangnya produk pertanian luar angkasa secara tidak sengaja itu berdampak besar bagi lingkungan asli ruang angkasa.
Teka-teki soal ke mana tomat hasil panen jatah Rubio itu akhirnya terjawab setelah lebih dari delapan bulan menjadi teka-teki. Antariksawan NASA yang sedang bertugas di ISS, Jasmin Moghbeli, dalam siaran langsung menyambut ulang tahun ke-25 ISS, Rabu (6/12/2023), menegaskan bahwa tomat kecil yang dicari-cari akhirnya ditemukan.
”Teman baik kami, Frank Rubio, yang sudah pulang ke Bumi, telah dituduh memakan tomat itu selama beberapa bulan terakhir. Namun, kini, kami membebaskannya dari tuduhan itu karena tomatnya sudah ditemukan,” kata Moghbeli sembari tertawa.
Namun, Moghbeli tidak menjelaskan di mana tomat itu ditemukan dan kondisi terakhir saat ditemukan seperti apa. Kemungkinan besar, tomat itu sudah cukup kenyal karena tersembunyi lebih dari delapan bulan.
Raibnya tomat di ISS itu bukan persoalan kehilangan yang pertama di ISS. Hilangnya benda-benda yang mendukung atau buah kerja antariksawan beberapa kali terjadi. Terakhir, pada November 2023, antariksawan di ISS yang sedang bertugas di luar wahana atau melakukan spacewalk kehilangan tas perkakas.
Baca juga: Kukis Cokelat Jadi Makanan Pertama yang Dimasak di Luar Angkasa
Bedanya dengan tomat, tas perkakas itu dipastikan tidak akan pernah ditemukan lagi. Entah sampai kapan benda itu akan melayang-layang di luar angkasa hingga akhirnya terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi.
Jadi, meskipun ISS memiliki teknologi canggih terbaru dan tingkat tinggi serta dihuni oleh antariksawan yang sangat terlatih dan memiliki spesialisasi yang beragam, nyatanya masih ada kemungkinan benda-benda hilang di luar angkasa. Namun, apa pun itu barang yang hilang, semoga tidak mengganggu dan membahayakan keamanan dan keselamatan antariksawan di ISS.