logo Kompas.id
HumanioraPelajaran Pahit dari Marapi
Iklan

Pelajaran Pahit dari Marapi

Sebelum erupsi freatik pada Minggu (3/12/2023), Gunung Marapi sudah berulang kali mengirim alarm bahaya. Namun, jalur pendakian tetap dibuka.

Oleh
AHMAD ARIF
· 5 menit baca
Petugas keamanan RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi dibantu pihak keluarga mengangkat peti jenazah korban erupsi Gunung Marapi untuk dibawa pulang dengan ambulans, Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023).
YOLA SASTRA

Petugas keamanan RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi dibantu pihak keluarga mengangkat peti jenazah korban erupsi Gunung Marapi untuk dibawa pulang dengan ambulans, Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023).

Sebanyak 23 pendaki ditemukan meninggal dunia di Marapi saat gunung di Sumatera Barat ini meletus pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB. Erupsi itu tiba-tiba dan tanpa peringatan dini, tetapi jatuhnya banyak korban seharusnya bisa dicegah jika rekomendasi tidak mendekati kawah dalam radius 3 kilometer ditaati.

Saat terjadi erupsi, 75 orang mendaki Marapi sejak Sabtu (2/12/2023). Jumlah itu adalah yang tercatat di sistem pendaftaran daring Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) sebagai pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi, yang mengizinkan pendakian.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000