Beasiswa Indonesia Maju bagi Pelajar Berprestasi Indonesia
Pelajar makin antusias meraih prestasi untuk masuk sistem informasi manajemen talenta dan meraih beasiswa pemerintah.
JAKARTA, KOMPAS — Talenta muda Indonesia di sekolah hingga perguruan tinggi didorong untuk mendulang prestasi dalam berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional. Pemerintah mendata dan menyediakan Beasiswa Indonesia Maju bagi pelajar Indonesia berprestasi.
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Maria Irene Veronica Herdjiono menyampaikan hal itu di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Kemendikbudristek, melalui Puspresnas, akan mendata prestasi yang diraih peserta didik di ajang talenta tingkat nasional ataupun internasional melalui Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT).
Selain itu, SIMT dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengikuti seleksi beasiswa yang difasilitasi Kemendikbudristek, salah satunya Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
”Prestasi para siswa nantinya terdata di SIMT. Selain memberikan fasilitasi pembinaan ajang talenta internasional, kami mengembangkan prestasi para siswa melalui BIM. Itu merupakan salah satu upaya kita untuk mengembangkan dan mengapresiasi talenta berprestasi,” ujar Maria.
Baca juga : Pengembangan Talenta Muda Berprestasi Terus Didukung
Tim Indonesia yang mengikuti kompetisi International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-20 di Bangkok, Thailand, berhasil mempersembahkan satu perak dan lima perunggu. Tahun ini IJSO diikuti 304 peserta dari 54 negara.
Medali perak diraih Renault Tjandera (SMP Santa Laurensia Kota Tangerang Selatan). Lima medali perunggu diraih Juan Howard Wijaya (SMP Darma Yudha Pekanbaru), Danish Riziq Khairan Siregar (SMP As Shofa Pekanbaru), Ahmad Kautsar Al Ramadhani (MTsN 1 Kota Malang), Matthew Tjandra (SMPK 6 Penabur DKI Jakarta), dan Faizah Adriansyah (MTsN 6 Kota Padang).
Selain memberikan fasilitasi pembinaan ajang talenta internasional, kami mengembangkan prestasi para siswa.
Kompetisi IJSO merupakan olimpiade sains untuk siswa-siswi SMP bertaraf internasional. Olimpiade sains melingkupi kemampuan sains teoretis yang bersifat individual dan kemampuan eksperimental sains bersifat kelompok atau tim dengan anggota tiga orang.
Kemampuan teoretis meliputi keterpaduan mata pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia. Adapun kemampuan eksperimental meliputi kemampuan eksperimental Biologi, Fisika, dan Kimia dan keterpaduan ketiga mata pelajaran tersebut.
”Seru dan menantang sekali mengikuti IJSO. Jujur saya sangat bahagia karena meraih prestasi di salah satu ajang bergengsi di tingkat internasional. Akhirnya saya bisa membanggakan orangtua, sekolah, dan Indonesia,” kata Renault yang bercita-cita menjadi peneliti.
Ia ingin terus meningkatkan prestasinya. ”Saat jenjang SMA nanti saya ingin kembali ikut OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang Kimia. Mudah-mudahan bisa mewakili Indonesia di ajang International Chemistry Olympiad,” kata Renault menambahkan.
Sementara Danish mengapresiasi dukungan pemerintah bagi pelajar yang ingin meraih prestasi. ”Saya mendapatkan banyak pengalaman melalui IJSO sehingga bisa mendapatkan prestasi tingkat internasional. Saya melatih kemampuan akademik bidang sains dan kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris,” tuturnya.
Tim IJSO Indonesia didampingi empat pembina, yaitu Budhy Kurniawan dan Rahmat Wibowo dari Universitas Indonesia serta Novitrian dan Ahmad Ridwan dari Institut Teknologi Bandung. Tahun depan tim IJSO Indonesia akan disiapkan untuk berkompetisi di Romania.
Tim Indonesia meraih satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu di International Scientific Physics Olympiad (ISPhO) pertama yang diadakan daring dan luring di Rusia pada 3-11 Desember 2023. Tim Indonesia menjadi pemenang pertama kategori the best team, sementara grand prix prize diraih tim Rusia.
Kompetisi ISPhO pertama diselenggarakan Pemerintah Khanty-Mansi Autonomous Okrug-Yugra dan Moscow Institute of Physics and Technology serta didukung Kementerian Pendidikan Rusia. Peserta terdiri atas 87 siswa dari 24 negara.
Berbeda dengan olimpiade fisika lain, seperti Asian Physics Olympiad dan International Physics Olympiad, ISPhO juga menguji kemampuan siswa dalam aspek fisika komputasi, selain aspek fisika teori.
Medali emas dari ISPhO dipersembahkan Fansen Candra Funata (SMA Darma Yudha Pekanbaru). Medali perak diraih Muhammad Arif Khalfani Ismail (SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh) dan Ahmad Nafi Ramadhan (SMA Al Kahfi Kabupaten Bogor).
Adapun medali perunggu diraih Muh Zaidan Naja (MAN 2 Kota Malang) dan William Christian Gani (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta).
Peneliti belia
Dari dalam negeri, Center for Young Scientists bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menyelenggarakan puncak acara Lomba Peneliti Belia (LPB) Nasional 2023 pada akhir November lalu.
Sebanyak 233 peserta dari jenjang sekolah menengah di Indonesia yang merupakan finalis lomba menggelar hasil karya penelitiannya di UMN, Tangerang, dalam bidang riset Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Ilmu Lingkungan, Ilmu Hayati, Sosiologi, Psikologi, Ekonomi, Geografi, dan Sejarah.
Baca juga : Monika Raharti Memotivasi Peneliti Belia Indonesia
Direktur Center for Young Scientists (CYS) Monika Raharti mengatakan, Lomba Peneliti Belia berlangsung secara berjenjang dari tingkat provinsi sampai nasional. Sebanyak 2.107 peserta lomba tingkat provinsi berlaga pada 2023, kemudian 483 siswa terbaik diundang berlomba di tingkat nasional.
Pada LPB Nasional 2023, sebanyak 262 peserta tersaring menjadi finalis. Mereka mempresentasikan hasil karya ilmiahnya di hadapan dewan juri yang berasal dari 14 perguruan tinggi dan lembaga penelitian.
Keragaman jenis satuan pendidikan meningkat pada LPB 2023 ini, yakni dengan keterlibatan 24 madrasah aliyah dan 9 madrasah tsanawiyah serta 12 sekolah menengah kejuruan sebagai peserta lomba dari sejumlah provinsi.
”Bahkan, prestasi sekolah-sekolah ini pun patut dibanggakan, yang ditunjukkan oleh 9,3 persen dari total juara diraih oleh siswa dari MA dan SMK,” kata Ketua Dewan Panitia Pengarah Lomba Peneliti Belia Tri Edhi Budhi Soesilo.
Lomba Peneliti Belia diadakan setiap tahun sejak 2006 untuk menghidupkan iklim penelitian di kalangan siswa dan guru sekolah menengah. Ajang lomba itu sekaligus mencari riset unggul untuk diikutsertakan dalam konferensi dan lomba riset internasional.
Selanjutnya, para juara Lomba Peneliti Belia Nasional 2023 akan mengikuti seleksi tim Indonesia dan pembinaan penelitian selama 4-6 bulan oleh para pakar riset CYS untuk menghadapi lomba-lomba penelitian bergengsi tahun 2024, yakni ICYS 2024 di Turki dan APCYS 2024.