Lengkapi Vaksinasi Sebelum Bepergian Libur Natal dan Tahun Baru
Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 meningkatkan mobilitas masyarakat. Risiko penularan Covid-19 pun semakin besar. Karena itu, warga diimbau meningkatkan perlindungan dengan vaksinasi sebelum bepergian.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 akan meningkatkan mobilitas masyarakat antarwilayah. Tingginya mobilitas itu membuat risiko penularan Covid-19 meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian sebab kasus penyakit infeksi tersebut melonjak di sejumlah wilayah.
Karena itu, masyarakat diimbau segera melengkapi vaksinasi Covid-19, terutama pada warga yang akan bepergian di dalam negeri maupun luar negeri. Imunitas masyarakat yang mulai menurun perlu kembali ditingkatkan dengan pemberian vaksinasi dosis penguat.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Selasa (12/12/2023), mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 dilaporkan di sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Indonesia, penambahan kasus harian berkisar 35-40 kasus.
Masyarakat diharapkan segera melengkapi vaksinasi Covid-19, terutama warga yang akan bepergian, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan akan risiko penularan akibat interaksi dengan orang lain dari sejumlah negara. Upaya perlindungan melalui pemberian vaksinasi dapat dilakukan agar tingkat kekebalan terhadap Covid-19 meningkat.
Sebagai langkah kewaspadaan, Kementerian Kesehatan pada 8 Desember 2023 mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap Lonjakan Covid-19 bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri.
”Pelaku perjalanan luar negeri berisiko tertular Covid-19 akibat interaksi dengan orang lain. (Masyarakat) Sangat direkomendasikan melengkapi vaksinasi Covid-19 dosis primer maupun booster sesuai ketentuan agar punya kekebalan cukup sehingga risiko tertular dan menularkan Covid-19 bisa dicegah,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan mengimbau semua kepala dinas kesehatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk memastikan semua puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan tetap memberikan layanan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat.
Ketersediaan vaksin dan logistik lainnya juga harus terjamin. Setiap pemerintah daerah diminta pula untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi mengenai lokasi layanan vaksinasi Covid-19.
Sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus Covid-19, lanjut Nadia, warga yang mengalami batuk dan flu diminta segera melakukan tes Covid-19. Jika hasil tes positif, isolasi mandiri dapat dilakukan dengan mendapatkan layanan konsultasi dan perawatan secara jarak jauh (telemedicine).
”Gunakan masker saat sakit flu atau berada di kerumunan atau tempat umum yang berisiko. Sebaiknya, tunda bepergian ke daerah yang melaporkan lonjakan kasus Covid-19,” katanya.
Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan, kenaikan kasus Covid-19 yang dilaporkan di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dapat terjadi karena beberapa sebab.
Penyebab kenaikan kasus itu antara lain penurunan imunitas akibat penularan alamiah atau akibat vaksinasi sudah lama dilakukan. Imunitas yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 dapat menurun setelah enam bulan pemberian.
Penyebab lain bisa karena banyak kasus infeksi paru dan saluran pernapasan saat masuk musim hujan serta banyaknya orang yang melakukan pemeriksaan Covid-19.
”Kita perlu waspada. Tetapi, analisis ilmiah tetap diperlukan (untuk mengetahui penyebab kenaikan kasus). Jangan cepat mengambil kesimpulan berdasarkan data dan informasi yang belum memadai,” kata Tjandra.