21 PTN Badan Hukum Mendapat Suntikan Dana Rp 1,9 Triliun
PTN badan hukum diberi otonomi dan anggaran negara besar untuk mendongkrak kualitas menuju universitas berkelas dunia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transformasi perguruan tinggi negeri badan hukum diakselerasi melalui program Revitalisasi PTN BH. Program ini didukung dengan dana senilai Rp 1,9 triliun untuk 21 perguruan tinggi.
Sebanyak 21 PTN badan hukum tersebut meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, IPB University, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya.
Sejumlah PTN BH lainnya yakni Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Malang, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Terbuka
Anggaran Revitalisasi PTN BH tersebut diberikan melalui dua skema, yaitu program Revitalisasi PTN bagi 16 PTN BH dan skema Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi bagi 5 PTN BH yang masuk top 500 universitas berkelas dunia.
Pada tahun 2022, ada lima PTN BH yang masuk dalam 500 besar dunia berdasarkan QS WUR 2023, yakni Universitas Gadjah Mada (231), Institut Teknologi Bandung (235), Universitas Indonesia (248), Universitas Airlangga (369), dan IPB University (449).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam saat dihubungi di Jakarta, Minggu (3/12/2023), mengatakan, penambahan anggaran bagi PTN BH menjadi komitmen pemerintah berinvestasi pada pendidikan tinggi.
Penambahan dana tersebut bertujuan untuk membangun daya saing bangsa sekaligus memperkuat kemandirian PTN BH.
Tingkatkan produktivitas
Penambahan pendanaan bagi PTN BH dilakukan sebagai upaya mempercepat transformasi pendidikan tinggi melalui peningkatan kualitas lulusan, dosen, kurikulum dan pembelajaran yang diukur melalui delapan Indikator Kinerja Utama (IKU).
”Kami berharap para pimpinan PTN BH dapat memastikan anggaran ini dikelola secara efektif dan efisien dengan menjalankan programnya secara baik dan dapat meningkatkan produktivitas PTN BH yang telah disepakati melalui IKU,” kata Nizam.
Pusat unggulan riset
Lima PTN BH yang mendapatkan pendanaan sebagai pusat unggulan riset yaitu UGM, ITB, IPB University, UI, dan Universitas Airlangga diberi mandat untuk mengembangkan riset-riset perubahan iklim.
Adapun penelitian perubahan iklim dikemas dalam lima tema, yaitu pangan, energi, kesehatan, konservasi, dan bencana alam. ”Kelima tema yang sudah dipilih tersebut diharapkan dapat membangun dampak nyata dan dikembangkan juga ke seluruh perguruan tinggi lain,” ujar Nizam.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie mengatakan, tambahan anggaran bagi PTN BH menjadi peluang untuk merevitalisasi sumber daya di setiap PTN dengan mengoptimalkan pelaksanaan program secara baik.
”Kami berusaha keras mendapatkan tambahan anggaran ini. Ini adalah peluang yang sangat bagus. Kami mohon pimpinan di tiap PTN BH untuk mengawal pelaksanaan program sehingga optimal dan anggaran dapat diserap semaksimal mungkin,” ujar Tjitjik.
Pencairan anggaran akan dimulai dengan penyaluran 80 persen pada tahap awal. Lalu, sisanya 20 persen akan dicairkan setelah melalui evaluasi dan pemantauan secara berkala.