Belum Ada Patogen Baru di Balik Lonjakan Kasus Pernapasan di China
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan, sejauh ini belum ditemukan padanya patogen baru di balik lonjakan penyakit pernapasan yang melanda China, terutama di kalangan anak-anak.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan, sejauh ini belum ditemukan adanya patogen baru atau tidak biasa di balik lonjakan penyakit pernapasan yang melanda China, terutama di kalangan anak-anak. Lonjakan penyakit pernapasan ini juga dinilai tidak setinggi sebelum pandemi Covid-19.
”Kami bertanya tentang perbandingan sebelum pandemi. Gelombang (sakit pernapasan) yang mereka lihat sekarang puncaknya tidak setinggi yang mereka lihat pada 2018-2019,” kata Van Kerkhove, Direktur Departemen Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagaimana dilaporkan Reuters pada Senin (27/11/2023).
Menurut Maria, lonjakan kasus pernapasan di China kemungkinan didorong oleh peningkatan jumlah anak-anak yang tertular patogen yang mereka hindari selama dua tahun pembatasan Covid-19. ”Ini bukan merupakan indikasi adanya patogen baru. Hal ini sudah diperkirakan terjadi. Inilah yang ditangani sebagian besar negara satu atau dua tahun lalu,” ujarnya.
Lonjakan penyakit pernapasan akut terkait dengan peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan, yang paling menonjol adalah influenza.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, Minggu (26/11/2023), sebagaimana dilaporkan AP, juga mengatakan bahwa lonjakan penyakit pernapasan akut terkait dengan peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan, yang paling menonjol adalah influenza. Selain itu, ada virus-virus umum lain, seperti rhinovirus, virus pernapasan syncytial atau RSV, adenovirus serta bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae, yang merupakan penyebab umum infeksi saluran pernapasan.
Kementerian tersebut meminta pemerintah daerah untuk membuka lebih banyak klinik demam dan mempromosikan vaksinasi di kalangan anak-anak dan orangtua ketika negara tersebut bergulat dengan gelombang penyakit pernapasan di musim dingin pertama sejak pencabutan pembatasan Covid-19. ”Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan pembukaan klinik dan area perawatan terkait, memperpanjang jam layanan, dan meningkatkan pasokan obat-obatan,” kata Mi Feng.
Dia menyarankan masyarakat untuk memakai masker dan meminta pemerintah setempat untuk fokus mencegah penyebaran penyakit di tempat-tempat ramai, seperti sekolah dan panti jompo.
Pantauan WHO
Sebelumnya, WHO secara resmi meminta agar China memberikan informasi tentang potensi lonjakan penyakit pernapasan dan kelompok pneumonia pada anak. Kekhawatiran itu disebabkan munculnya strain flu baru atau virus lain yang mampu memicu pandemi biasanya dimulai dari kelompok penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis. Baik SARS maupun Covid-19, pertama kali dilaporkan sebagai jenis pneumonia yang tidak biasa.
Menurut laporan WHO, pejabat kesehatan China telah memberikan data yang diminta melalui telekonferensi. Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena sejumlah penyakit, termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus flu biasa sejak Oktober.
Menurut WHO, para pejabat China juga menyatakan bahwa lonjakan pasien tidak membebani rumah sakit di negara tersebut. Sekalipun demikian, laporan internal di China menunjukkan wabah pernapasaan telah membanjiri beberapa rumah sakit di negara ini bagian utara, termasuk di Beijing, dan otoritas kesehatan telah meminta masyarakat untuk membawa anak-anak dengan gejala yang tidak terlalu parah ke klinik dan fasilitas kesehatan lainnya.