Emisi Karbon 1 Persen Orang Terkaya Setara Dua Pertiga Penduduk Termiskin di Dunia
Satu persen penduduk terkaya bertanggung jawab atas jumlah emisi karbon yang sama dengan dua pertiga penduduk termiskin.
Oleh
AHMAD ARIF
·5 menit baca
KOMPAS/AHMAD ARIF
Mardiono (54), petani sayur dari Kampung Baru, Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tengah mencangkul di ladangnya, Sabtu (3/6/2023) sore. Kenaikan suhu di Berau yang mencapai 0,95 derajat celsius dalam 16 tahun terakhir membuat para petani terpaksa mengubah jam kerja menjadi pagi sebelum pukul 09.30 dan sore hingga malam hari untuk menghindari paparan panas.
JAKARTA, KOMPAS — Memerangi krisis iklim merupakan tantangan bersama, tetapi tidak semua orang memiliki tanggung jawab yang sama. Satu persen penduduk terkaya di dunia atau sekitar 77 juta orang bertanggung jawab atas jumlah emisi karbon yang sama dengan dua pertiga penduduk termiskin di dunia atau sekitar 5 miliar orang.
Analisis ini diterbitkan organisasi nirlaba Oxfam International pada Minggu (19/11/2023). ”Meskipun memerangi krisis iklim merupakan tantangan bersama, tidak semua orang memiliki tanggung jawab yang sama dan kebijakan pemerintah harus disesuaikan,” kata Max Lawson, salah satu penulis laporan tersebut, seperti dilaporkan AFP.
Menurut Lawson, semakin kaya seseorang, semakin mudah untuk mengurangi emisi pribadi dan investasi. ”Anda (seharusnya) tidak memerlukan mobil ketiga, atau liburan keempat, atau Anda tidak perlu berinvestasi di industri semen,” kata dia.
Laporan tentang ”Kesetaraan Iklim: Planet untuk 99 Persen” ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Stockholm Environment Institute (SEI) dan data mengenai emisi konsumsi yang terkait dengan kelompok pendapatan berbeda hingga tahun 2019.
Kecuali pemerintah memberlakukan kebijakan iklim yang progresif, di mana Anda melihat orang-orang yang mengeluarkan emisi terbesar diminta untuk melakukan pengorbanan terbesar,
Laporan ini diterbitkan ketika para pemimpin dunia bersiap untuk bertemu dalam pembicaraan iklim pada KTT COP28 di Dubai yang dimulai akhir bulan ini. Kekhawatiran semakin meningkat bahwa membatasi pemanasan jangka panjang hingga 1,5 derajat celsius akan menjadi mustahil untuk dicapai.
Salah satu temuan utama studi ini adalah bahwa satu persen orang terkaya di dunia, yaitu sebanyak 77 juta orang, bertanggung jawab atas 16 persen emisi global yang terkait dengan konsumsi mereka. Jumlah tersebut setara dengan 66 persen populasi terbawah berdasarkan pendapatan atau 5,11 miliar orang.
AP/KIN CHEUNG
Kapal pesiar Accelera 83 buatan China dipamerkan di Hong Kong pada 6 Mei 2011. Pembuat kapal pesiar berharap industri mereka akan mendapatkan keuntungan dari ledakan ekonomi China yang menciptakan kelas taipan kaya yang terus berkembang dan menghabiskan banyak uang untuk gaya hidup mewah.
Ambang batas pendapatan untuk menjadi salah satu kelompok 1 persen teratas dunia disesuaikan berdasarkan negara dengan menggunakan paritas daya beli—misalnya di Amerika Serikat, ambang batasnya adalah 140.000 dollar AS, sedangkan di Kenya angkanya sekitar 40.000 dollar AS.
Pajak progresif
Gambaran global ini juga dilihat faktanya di level negara dan individu yang dijadikan contoh kajian ini. Di Perancis, satu persen penduduk terkaya mengeluarkan karbon dalam satu tahun sebanyak 50 persen penduduk termiskin dalam 10 tahun.
Belum termasuk karbon yang terkait dengan investasinya, Bernard Arnault, miliarder pendiri Louis Vuitton dan orang terkaya di Perancis, memiliki jejak emisi 1.270 kali lebih besar dibandingkan rata-rata orang Perancis.
Pesan utamanya, menurut Lawson, adalah tindakan kebijakan harus progresif. ”Kami pikir, kecuali pemerintah memberlakukan kebijakan iklim yang progresif, di mana Anda melihat orang-orang yang mengeluarkan emisi terbesar diminta untuk melakukan pengorbanan terbesar, maka kita tidak akan pernah bisa mendapatkan politik yang baik dalam hal ini,” katanya.
Langkah-langkah ini dapat mencakup, misalnya, pajak progresif atas penerbangan lebih dari sepuluh kali setahun, atau pajak atas investasi non-hijau yang jauh lebih tinggi dibandingkan pajak atas investasi ramah lingkungan.
Meskipun laporan saat ini berfokus pada karbon yang hanya terkait dengan konsumsi individu, ”konsumsi pribadi orang-orang super kaya jauh lebih kecil dibandingkan emisi yang dihasilkan dari investasi mereka di perusahaan”.
KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA
Pengunjung pameran Paris Air Show di Le Bourget, Perancis, Kamis (22/6/2017), mendatangi anjungan Dassault Aviation yang menampilkan beberapa varian jet pribadi Falcon.
Penelitian yang dilakukan Institute for European Environmental Policy (IEEP) dan SEI dan didukung oleh bersama Oxfam (2021) sebelumnya menemukan, dengan gaya hidup mewah, seperti bepergian dengan pesawat jet atau kapal pesiar pribadi, sebanyak 1 persen dari populasi di Bumi yang masuk kategori terkaya rata-rata melepaskan 70 ton karbon dioksida (CO2) per orang per tahun. Secara total orang-orang kaya ini akan menyumbang 16 persen dari total emisi global pada tahun 2030, naik dari 13 persen emisi pada tahun 1990.
Jejak karbon dari orang-orang terkaya ini berada di jalur menjadi 30 kali lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius sesuai Persetujuan Paris (Paris Agreement). Jika mengacu pada perjanjian ini, setiap orang di Bumi perlu mengurangi emisi CO2 mereka menjadi rata-rata 2,3 ton pada tahun 2030, sekitar setengah dari rata-rata saat ini. Sementara itu, sebanyak 50 persen orang termiskin di Bumi akan melepaskan rata-rata 1 ton CO2 per tahun.
Orang superkaya di dunia, sebut laporan ini, banyak di antaranya memiliki sejumlah rumah, jet pribadi, dan kapal pesiar, memancarkan lebih banyak emisi daripada yang lain. Termasuk kelompok ini adalah kalangan selebritas. Sebagaimana disebutkan dalam studi SEI dan Oxfam pada 2020, konsumsi 1 persen orang terkaya di dunia ini mendorong emisi karbon dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gabungan dari 50 persen populasi termiskin di seluruh dunia.
Mengacu pada data Oxfam sebelumnya, total kekayaan 1 persen orang populasi di dunia ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan total kekayaan 6,9 miliar orang. Sebanyak 1 persen kalangan elite ini bukan hanya miliarder, atau bahkan jutawan, melainkan siapa saja yang berpenghasilan lebih dari 172.000 dollar AS setahun.
Studi ini juga mengamati 10 persen orang terkaya di dunia yang berpenghasilan lebih dari 55.000 dollar AS per tahun mengeluarkan karbon sembilan kali lebih banyak daripada rata-rata yang seharusnya. Seperti kalangan elite 1 persen, jumlah mereka dan gaya hidupnya yang boros karbon juga bertumbuh.
Dalam penelitian terbaru Oxfam yang dilakukan IEEP dan SEI ini, jejak karbon orang-orang terkaya dihitung tidak hanya yang berhubungan langsung dengan gaya konsumsi, tetapi juga yang terkait dengan investasi modal mereka. Emisi dari investasi dari 1 persen populasi terkaya di Bumi ini telah meningkat hingga 70 persen pada tahun 2019.
Secara absolut, penelitian menemukan, meskipun terjadi pengurangan emisi secara global dari tahun 2015 hingga 2030, total emisi yang terkait dengan 1 persen orang terkaya diperkirakan terus meningkat. Total emisi yang terkait dengan gabungan 90 persen populasi global hanya akan melebihi total tingkat emisi global yang kompatibel dengan 1,5 derajat celsius pada tahun 2030, sedangkan total emisi yang terkait dengan konsumsi dari 10 persen orang terkaya dari populasi dunia hampir mencapai tingkat tersebut.