Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri Tingkatkan Inovasi Bangsa
Ekosistem inovasi terus didorong untuk meningkatkan kolaborasi perguruan tinggi dan industri. Meningkatnya inovasi yang berdampak dapat mendukung pertumbuhan menuju kekuatan ekonomi keempat dunia tahun 2045.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekosistem kolaborasi perguruan tinggi dan industri untuk meningkatkan inovasi mulai membuahkan hasil. Penguatan kolaborasi dengan dukungan platform Kedaireka yang ”menjodohkan” perguruan tinggi dengan industri serta dana padanan membuat skor kolaborasi universitas dan industri di Indonesia dalam Indeks Inovasi Global 2023 melesat di urutan ke-5 dari 132 negara dibandingkan tahun 2020 yang masih di urutan ke-35.
Dalam acara pembukaan Merdeka Innovation Summit (MIS) 2023 yang digelar Kedaireka di Jakarta, Kamis (16/11/2023), Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) Nizam mengatakan, sejak tahun 2020 kolaborasi perguruan tinggi dan industri didukung lewat platformKedaireka. Selain mempertemukan peneliti di perguruan tinggi dan dunia usaha/dunia industri (DUDI) untuk hilirisasi inovasi, dukungan juga diberikan dengan dana padanan dari pemerintah dan industri. Dalam waktu singkat, sekitar tiga tahun, dampaknya mulai dirasakan.
”Ada kesadaran dari kampus serta DUDI yang sama-sama meyakini untuk membangun ekonomi berbasis inovasi. Semangat kolaborasi ini untuk memperjuangkan agar Indonesia lepas dari jebakan ekonomi kelas menengah. Indonesia harus mentransformasi industri dan ekonomi berbasis inovasi,” papar Nizam.
Nizam mengatakan, inovasi harus mulai menjadi napas kemajuan, kehidupan, dan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan bangsa ini. Di dunia pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung ekonomi bangsa, misalnya, inovasi dapat dimanfaatkan untuk mengakselerasi kekayaan budaya, alam, dan biodiversitas dengan memberi nilai tambah.
Selain mendukung inovasi pariwisata dan ekonomi kreatif, dana padanan Kedaireka juga difokuskan untuk mendukung inovasi dalam ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi digital, serta kemandirian kesehatan. ”Kami berharap semakin banyak kolaborasi yang bisa dijalankan untuk meningkatkan inovasi yang berdampak. Kita harus gas polatau memaksimalkan seluruh kekuatan kita, bergerak cepat memanfaatkan jendela yang terbuka dengan bonus demografi, guna membawa ke Indonesia emas yang kita cita-citakan bersama,” ujar Nizam.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, inovasi terbukti mendukung peningkatan pariwisata di Indonesia. Saat ini, kunjungan turis mancanegara sudah mencapai 1 juta orang per bulan.
”Sangat jelas bahwa kita sudah mencapai pemulihan jumlah kunjungan turis. Ini karena inovasi-inovasi yang dilakukan setelah pandemi Covid-19. Produk wisata turis yang tadinya fokus ke pariwisata massal kini dikembangkan ke yang sustainability dan kualitas. Banyak inovasi wisata yang ditawarkan, seperti ecotourism, misalnya berwisata sambil menanam pohon mangrove, merawat terumbu karang, atau mengurus sampah plastik,” kata Sandiaga.
Dia menyebutkan, Indonesia ada di peringkat ketiga dunia untuk ekonomi kreatif, lalu di peringkat pertama ada Amerika Serikat dan kedua Korea Selatan. Adapun kontribusi ekonomi kreatif pada pendapatan negara hampir 8 persen.
Sandiaga menambahkan, jika Korea punya drakor alias drama Korea, Indonesia punya drama horor dengan beragam hantu di tiap daerah. Demikian juga di musik, Korea bisa terkenal dengan K-pop, di Indonesia ada dangdut koplo.
”Ada produk kuliner hingga intellectual property yang bisa dimonetisasi. Kami sudah ada kerja sama dengan Kedaireka untuk terus meningkatkan inovasi dalam ekonomi kreatif,” ujarnya.
Fauzan Adriman, Co-founder dan Director Alloyed Ltd, mengatakan, perusahaan yang didirikan bersama tiga rekannya di Universitas Oxford, Inggris, ini mendapat dukungan dana padanan (matching fund) seperti yang dilakukan Kedaireka. Perusahaan yang memproduksi material maju untuk industri elektronik, industri, hingga kesehatan ini mendapat dana dari Pemerintah Inggris, sektor swasta, hingga Pemerintah Jepang.
”Potensi para peneliti di Indonesia sebenarnya tidak kalah. Para diaspora kita di luar negeri dapat memanfaatkan ilmu dan pengalamannya untuk dapat diterapkan di Indonesia. Dengan semangat kolaborasi atau gotong royong, dengan adanya Kedaireka, bisa membantu peningkatan inovasi secara berkelanjutan,” kata Fauzan.
Tetap optimistis
Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, Indonesia harus tetap optimistis dengan capaian inovasinya dan tetap mengembangkan strategi untuk terus maju. Inovasi harus berdampak pada masyarakat dan industri.
”Kolaborasi dengan industri ini masih menghadapi tantangan dalam proses komunikasi. Kebanyakan peneliti atau inovator bicara dengan bahasa ilmiah yang tidak dipahami pebisnis. Salah satu strategi kami meningkatkan kemampuan presentasi untuk mempromosikan inovasi secara efektif dalam waktu dua sampai tiga menit,” ucapnya.
Menurut Arif, untuk membuat inovasi di IPB University agar dapat dimanfaatkan, ada program One Village One CEO yang mendorong alumni ke desa membawa inovasi guna meningkatkan produktivitas pertanian yang bisa dipasarkan hingga ekspor. Selain itu, ada juga program Dosen Pulang Kampung yang membawa inovasi yang dapat dimanfaatkan di kampung halamannya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana MIS Achmad Adhitya mengatakan, MIS 2023 yang digelar pada 16-17 November berperan sebagai platform untuk menyoroti peran krusial yang dimainkan oleh setiap pemangku kepentingan dalam mendorong inovasi dan menciptakan solusi. Tema MIS 2023, yakni ”Knowledge-Powered Economic Resilience through Innovation”, mencerminkan semangat kolektif Indonesia dalam mewujudkan visi besar.
Achmad mengatakan, acara MIS merupakan bentuk apresiasi dan upaya untuk mendorong kolaborasi inovasi lebih jauh lagi, yang tidak hanya menjadi wahana kolaborasi inovasi tingkat nasional, tetapi juga membuka peluang kolaborasi inovasi secara internasional. Fokusnya pada peningkatan pembangunan manusia, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta keadilan dalam pengembangan dan peningkatan ketahanan nasional dan tata kelola.
”Tujuan utama dari summit ini adalah mendorong kolaborasi inovasi yang revolusioner. Karena itu, kami juga hadirkan pakar-pakar inovasi terbaik mancanegara,” ujarnya.
Acara MIS 2023 menghadirkan pemangku kebijakan, akademisi, perwakilan industri, dan inovator dari berbagai latar belakang. Menyatukan pembuat kebijakan, akademisi, perwakilan industri, dan inovator dengan latar belakang yang beragam memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar, terhubung, dan berkolaborasi untuk menumbuhkan keinginan kuat bertindak.