Jakarta Content Week atau Jaktent 2023 mengangkat sejumlah isu terkini, termasuk krisis kemanusiaan di Palestina.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jakarta Content Week atau Jaktent akan berlangsung selama 8-12 November 2023 di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Memasuki tahun keempat perhelatan, Jaktent 2023 mengambil tema ”Currents” yang berbicara soal isu-isu terkini, termasuk krisis kemanusiaan di Palestina.
Berlangsung sejak 2020, Jaktent merupakan festival kreatif internasional yang mempertemukan pemain dari berbagai sektor kreatif, antara lain penerbitan, kuliner, mode, film, desain, gim, kerajinan tangan, dan media lain. Yayasan 17.000 Pulau Imaji dan Frankfurt Book Fair adalah penyelenggaranya.
”Dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, ’Currents’ bermakna sesuatu yang sedang terjadi atau sedang tren. Makanya, kami ingin membahas isu terkini tentang inklusivitas, kesetaraan, dan keberlanjutan,” kata Festival Manager Jakarta Content Week Alvinta Purba dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Hadir dalam acara itu, Wakil Presiden Frankfurt Book Fair Claudia Kaiser, Program Manager Jakarta Content Week Fariq Alfaruqi, dan Head of Project Pearfest Fryza Pavitta Puspanegara. Ketua DPRD Kota Salatiga, Jawa Tengah, Dance Ishak Palit turut menjadi pembicara.
Alvinta melanjutkan, penyelenggaraan ini berorientasi agar pengunjung Jaktent bisa terkorelasi dengan isu yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga ranah global. ”Kami berharap sesi-sesi yang sudah disiapkan bisa menjadi pemantik untuk mengungkapkan gagasan dan suara untuk berpihak pada kemanusiaan,” ujarnya.
Sama dengan format acara tahun-tahun sebelumnya, Jaktent akan memiliki sesi bincang-bincang, diskusi, dan pertunjukan dari beragam sektor industri kreatif, termasuk literasi, film, kuliner, dan teknologi informasi. Lebih dari 70 sesi acara akan digelar dalam festival ini. Beberapa pembicara dan penampil yang akan hadir di antaranya Leila S Chudori, Riri Riza, Aan Mansyur, Yoris Sebastian, Afutami, Agatha Pricilla, dan Meilinda Sutanto.
Kaiser menambahkan, Frankfurt Book Fair akan membawa sekelompok penerbit indie ternama dari berbagai genre, antara lain fiksi, nonfiksi, dan literatur. Kehadiran mereka diharapkan dapat membuka lebih luas kesempatan untuk bertukar ide dengan penerbit di Indonesia.
Isu Palestina
Perhelatan Jaktent akan menghadirkan dua penulis kelas dunia sebagai narasumber untuk membicarakan isu-isu saat ini, yakni Marion Bloem dari Belanda dan Maya Abu Al-Hayyat dari Palestina. Keduanya adalah sosok berpengaruh yang kerap memenangi banyak penghargaan bergengsi. Adapun Maya Abu Al-Hayyat adalah Direktur Palestine Writing Workshop.
Fariq mengatakan, merespons situasi saat ini yang sedang terjadi di dunia, Jaktent mempunyai program sorotan yang bertajuk Voices from Palestine. ”Ini untuk memberi ruang Palestina menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan apa yang sedang terjadi,” kata Fariq.
Pada Kamis (9/11/2023), Jaktent akan memutar sinema Palestina berjudul The Dupe. Maya Abu Al-Hayyat akan menghadiri sesi diskusi Writing the Future of Palestine pada Jumat (10/11/2023) dan A Tale of Two Cities: Jakarta and Ramallah pada Minggu (12/11/2023). Sejumlah penyair, termasuk Al-Hayyat, juga membacakan puisi-puisi penyair Palestina dalam acara pembukaan Jaktent 2023, Rabu (8/11/2023).
Adapun Pemerintah Kota Salatiga turut berkolaborasi dengan Jaktent pada tahun ini. Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit menyatakan, kolaborasi ini sebagai salah satu cara untuk mengampanyekan Salatiga menjadi kota literasi yang diakui UNESCO.