Pameran seni rupa Indonesian Dream menunjukkan mimpi-mimpi para seniman akan masa depan Indonesia saat berusia satu abad setelah kemerdekaan atau Indonesia Emas.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam sejarahnya, peran seniman dengan karyanya sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka membakar semangat pejuang di medan perang untuk memenangi pertempuran. Semangat itu pula yang dibawa 27 seniman dalam pameran seni rupa Indonesian Dream di Galeri Astra, Jakarta, 3-6 November 2023.
Ke-27 seniman tersebut adalah Anagard, Angga Yuniar, Antonius Kho, Bunga Fatia, Dyan Anggraini, Gogor Purwoko, Ika W Burhan, Inanike Agusta, I Nyoman ’Polenk’ Rediasa, I Wayan Kun Adnyana, John Martono, Kana Fuddy, Krishnaeta, Maya Augustina, Melodia, Ni Nyoman Sani, Putu Bonuz Sudiana, Rahardi Handining, Rahayu Retnaningrum, Restu Taufik Akbar, Rotua Magdalena, Ruben & Paul (The Barkomuns), Suharmanto, Talitha Maranila, Teguh Ostenrik, Vy Patiah, dan Yana W Sucipto.
Kurator pameran, Ilham Khoiri, mengatakan, Agus Djaya dan seniman dulu berani mendirikan Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) pada tahun 1938, jauh sebelum Indonesia merdeka. Walau belum merdeka, mereka berani menggunakan nama Indonesia karena seniman masa itu sudah memimpikan tentang Indonesia.
Oleh sebab itu, pameran Indonesian Dream akan menunjukkan mimpi-mimpi para seniman yang terlibat akan masa depan Indonesia satu abad setelah kemerdekaan. Momen yang akan tiba itu disebut sebagai ”Indonesia Emas”.
Merujuk pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka mimpi Indonesia sudah gamblang. Kita akan menjadi ”modern nation state” yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
”Pada tahun 2045 atau 22 tahun lagi Indonesia akan berusia satu abad. Ini momen penting karena pada masa itulah Indonesia diimpikan sebagai negara maju atau Indonesia Emas. Maka, 27 seniman hari ini menyajikan mimpi tentang Indonesia,” kata Ilham di Galeri Astra, Kamis (2/11/2023).
Para seniman ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, lintas generasi, dan memiliki latar belakang beragam. Mereka memamerkan sebanyak 31 karya dengan bentuk, gagasan, dan cara penyajian yang berbeda. Ada seni lukis, seni instalasi, hingga seni kriya dipajang dalam pameran yang didukung Bentara Budaya dan Astra ini.
Sebagian seniman mengingatkan kembali semangat nasionalisme melalui potret para pendiri bangsa. Ada pula seniman yang lebih tertarik mengulik mitologi atau dongeng. Beberapa lukisan bahkan terkesan sebagai seni jalanan, mirip mural atau lukisan di tembok-tembok kota.
Keberagaman seniman beserta karyanya itu menegaskan, setiap orang memiliki imajinasi tentang mimpi Indonesia. Meski demikian, sejatinya tetap terasa adanya harapan bahwa bangsa ini berjalan di jalur yang benar menuju kemajuan.
Seperti lukisan abstrak karya Bunga Fatia yang berjudul ”Memerlukan Gelap untuk Menjadi Terang”. Dengan cat kaleng, Bunga menyemprotkan keresahannya tentang keadaan negara yang digambarkan runyam di media sosial ke kanvas berukuran 100 x 100 sentimeter. Lukisan pertama itu berwarna hitam putih dan dipajang di bawah.
Sementara di kanvas dengan ukuran sama di atasnya, terpajang lukisan abstrak dengan metode yang sama tetapi berwarna-warni. Ini melambangkan harapan akan masa depan Indonesia yang semakin baik dan berwarna.
Bunga berharap, perekonomian rakyat Indonesia sebagian besar jauh di atas garis kemiskinan, kualitas makanan bagus mudah didapat, pendidikan anak terjamin, pergaulan menjunjung tinggi harga diri dan kerendahan, hukum yang berpihak kepada kebenaran, masyarakat yang kreatif, dan yang lebih penting kualitas rakyat yang mampu membuat Indonesia lebih dari sekadar merdeka.
”Ini semua tentang harapan saya untuk Indonesia yang lebih manusiawi di beberapa puluh tahun ke depan,” kata Bunga.
Head of Media Relations Astra Regina Panontongan mengatakan, pameran ini merupakan komitmen perusahaan pada pemajuan kebudayaan yang mengedepankan nilai-nilai bangsa Indonesia. Mereka berharap kolaborasi dengan Bentara Budaya ini terus berkelanjutan.
”Semoga seniman dan industri kreatif di Indonesia bisa terus berlanjut dan akan semakin banyak seniman muda Indonesia yang bergabung memamerkan karyanya,” kata Regina.