”Grafting” untuk Pengembangan Benih Cengkeh
Metode ”grafting” atau sambung pucuk dapat meningkatkan keberhasilan perbanyakan vegetatif tanaman cengkeh.
Cengkeh merupakan komoditas yang sangat penting dan bernilai ekonomis tinggi dengan total luas areal di Indonesia mencapai 573.873 hektar. Kementerian Pertanian mencatat, produksi cengkeh Indonesia pada 2021 diperkirakan mencapai 140.997 ton. Jumlah ini naik tipis sebesar 0,13 persen dari tahun 2020 yang sebesar 140.812 ton.
Selama ini, cengkeh dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek, dan pestisida nabati. Selain daun, bunga, dan buahnya, minyak cengkeh juga sering dimanfaatkan sebagai aromaterapi dan obat oles untuk sakit gigi.
Komoditas ini perlu mendapat perhatian karena mayoritas atau 90 persen lebih dibudidayakan para petani perkebunan rakyat di berbagai daerah. Sementara luas perkebunan besar negara dan swasta juga sangat kecil dibandingkan perkebunan rakyat.
Peneliti Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ireng Darwanti mengemukakan, penanaman cengkeh mempunyai sejumlah persyaratan. Hal ini karena tanaman cengkeh masuk dalam tanaman tahunan dan produksinya terjadi tidak dalam waktu dekat. Produksi dan kualitas cengkeh akan rendah apabila tidak dilakukan penanaman dengan baik.
Tingkat keberhasilan ini akan lebih meningkat apabila menggunakan benih muda yang masih mempunyai epikotil.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada awal penanaman cengkeh terkait dengan pemilihan varietas unggul. Kemudian cengkeh harus ditanam sesuai persyaratan lingkungan tumbuh, menggunakan bahan tanaman yang baik, dan mengimplementasikan budidaya sesuai standar operasional prosedur.
”Cengkeh mempunyai sifat menyerbuk silang sehingga tanaman yang dihasilkan dari benih sebagian besar akan tersegregasi dan hasilnya diketahui setelah pertama kali produksi. Oleh karena itu, disarankan tanaman cengkeh diperbanyak secara vegetatif,” ujar Ireng dalam webinar tentang teknologi perbanyakan tanaman akhir September lalu.
Ireng menjelaskan, memperbanyak tanaman cengkeh dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif berpotensi membuat keturunan dari tanaman tersebut tidak sama dengan induknya. Proses berbunga juga relatif lama, yakni 5-6 tahun. Sementara perbanyakan secara vegetatif membuat keturunan sama dengan induknya dan proses berbunga relatif cepat, yakni 3-4 tahun.
Benih tanaman cengkeh yang akan diperbanyak baik secara generatif maupun vegetatif sebaiknya berasal dari pohon induk yang mempunyai sifat produksi tinggi dan fluktuasi produksi rendah. Umumnya, produksi ini akan menurun 60 persen setiap 3-4 tahun. Benih juga sebaiknya memiliki karakter pertumbuhan bagus dan bebas hama atau penyakit.
Baca juga: Komoditas Cengkeh: Sejarah, Manfaat, Produsen Dunia, dan Produksi Indonesia
Meski perbanyakan disarankan secara vegetatif, pada dasarnya cengkeh memiliki sifat meristematik (jaringan sel aktif membelah diri) yang rendah karena kandungan fenol yang tinggi. Hal ini membuat upaya memperbanyak cengkeh secara vegetatif menjadi sangat sulit dan tingkat keberhasilan rendah.
Agar meningkatkan keberhasilan perbanyakan vegetatif, dilakukan metode grafting atau sambung pucuk. Metode ini memiliki sifat produksi yang cepat dan hasil yang serupa dengan induknya. Tingkat keberhasilan ini akan lebih meningkat apabila menggunakan benih muda yang masih mempunyai epikotil sebagai cadangan sumber zat pengatur tumbuh.
Tingkat keberhasilan
Menurut Ireng, perbanyakan vegetatif dengan metode grafting untuk umur batang bawah 3-6 bulan memiliki tingkat keberhasilan mencapai 60 persen. Sementara untuk umur batang bawah 1-1,5 bulan yang masih mempunyai epikotil tingkat keberhasilannya 80 persen.
”Untuk meningkatkan keberhasilan agar grafting tidak mengalami kontaminasi dengan jamur biasanya digunakan sterilisasi tanah. Cara ini menggunakan 40 gram basamid dicampur 200 kilogram media tanam yang diaduk, ditutup, dan dibuka setelah satu minggu,” katanya.
Selain sterilisasi tanah, terdapat pula cara lain dalam menghindari kontaminasi. Cara tersebut adalah pada saat tanaman disambung perlu disiram dengan fungisida 2 persen kemudian dikerudung dengan plastik bening atau polybag. Penyiraman dengan fungisida diperlukan untuk mencegah perkembangan jamur di dalam polybag yang lembab.
Pengembangan benih cengkeh melalui grafting pertama kali dilakukan dengan mempersiapkan batang bawah. Benih yang sudah masak secara fisiologi diambil kulitnya, dikupas, dan dicuci. Benih tersebut kemudian ditanam di persemaian dan ditunggu hingga tumbuh dalam jangka waktu 2-3 minggu sebelum dipindah ke polybag hingga siap grafting pada umur minimal empat minggu.
Langkah selanjutnya dalam metode grafting adalah melakukan persiapan batang atas. Penyambungan batang bawah umur 1-1,5 bulan bisa menggunakan tunas atas yang telah pecah atau mengeluarkan tunas baru. Tunas ini mudah didapat pada tanaman cengkeh setelah berbunga, sedangkan untuk penyambungan batang umur lebih dari tiga bulan menggunakan tunas yang masih dorman atau mengalami masa berhenti tumbuh.
”Setelah tiga bulan hasil grafting diletakkan di ruang penyambungan, maka diatur kelembapan dan suhu. Untuk suhu biasanya kami pertahankan sekitar 25 derajat celsius dengan kelembaban di atas 80 khusus untuk grafting vegetatif di bawah 1,5 bulan,” ucapnya.
Hasil penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, grafting dengan batang bawah satu bulan yang ditambah vitamin C sebanyak 75 miligram per liter (mg/l) menurunkan kandungan fenol sebanyak 16,62 persen. Adapun persentase sukses grafting meningkat 36,67 persen dibanding tanpa pemberian vitamin C pada umur empat bulan.
Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan persentase sukses meningkat 10 persen pada grafting dengan batang bawah satu bulan yang ditambah vitamin C 25 mg/l dan giberelin (GA) sebanyak 1 mg/l. Kesuksesan ini lebih tinggi apabila dibandingkan batang bawah satu bulan yang ditambah vitamin C 25 mg/l pada umur empat bulan setelah grafting.
Selain itu, grafting dengan batang bawah dua bulan yang ditambah vitamin C 25 mg/l dan GA 1 mg/l juga meningkatkan persentase sukses sebesar 30 persen. Sementara grafting dengan batang bawah satu bulan dengan vitamin C 25 mg/l dan GA 1 mg/l meningkatkan persentase sukses 30 persen.
”Hasil penelitian ini memperlihatkan pentingnya zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk meningkatkan penyatuan pertautan dari grafting dan pentingnnya batang umur bawah. Semakin tinggi umur batang bawah, fenol juga semakin tinggi,” kata Ireng.
Baca juga : Cengkeh dan Ikan Membingkai Masa Depan Maluku Utara
Kepala Pusat Riset Hortikultura dan PerkebunanBRINDwinita Wikan Utami mengatakan, teknologi perbanyakan tanaman salah satunya untuk komoditas cengkeh sangat penting dilakukan. Sebab, ekspor cengkeh mencapai nilai yang cukup signifikan, tetapi mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena serangan penyakit ataupun faktor usia.
”Faktor penghambat ini sebenarnya terkait dengan pengembangan penggunaan teknologi budidaya yang mungkin belum optimal dan perbanyakan tanaman yang secara umum memerlukan waktu lama,” ujarnya.