Pesparani III Suarakan Kecintaan Terhadap Tanah Air
Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani kembali digelar untuk ketiga kalinya tahun ini di Jakarta dan menjadi ruang untuk menyuarakan kecintaan terhadap Tanah Air.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS –Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani kembali digelar untuk ketiga kalinya tahun ini di Jakarta. Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda dan tahun politik, Pesparani menjadi ruang untuk menyuarakan kecintaan terhadap Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo saat memberikan sambutan dalam acara Pesparani Katolik Tingkat Nasional III di Beach City International Stadium Pantai Carnaval Ancol, Jakarta, Sabtu (28/10/2023). Pesparani merupakan kegiatan kolaboratif antar-hierarki gereja, umat, dan pemerintah untuk mengembangkan iman melalui seni dan budaya.
Kardinal Suharyo mengatakan, Pesparani selalu diselenggarakan di sekitar tanggal 28 Oktober yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Bagi umat Katolik, penyelenggaraan ini memiliki pesan dan makna yang istimewa untuk memuliakan Tuhan sekaligus kecintaan terhadap Tanah Air.
“Bangsa kita memproklamasikan kemerdekaan dalam waktu 17 tahun sejak Sumpah Pemuda. Betapa kuatnya persatuan dan kesatuan ini. Dengan merayakan Pesparani di sekitar tanggal 28 Oktober menunjukkan bahwa kita ingin sungguh merawat dan mengembangkan tanggung jawab sejarah kita sebagai warga negara Indonesia,” tuturnya.
Dalam konteks kebangsaan, Pesparani juga memiliki spirit untuk mempersatukan perbedaan. Sebab, pada prinsipnya seni memiliki sifat dan peran moral yang universal.
Pesparani menyuarakan kebinekaan untuk memperkokoh persatuan dan perdamaian. Pesparani merupakan wadah konsolidasi umat Katolik untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan memperkuat toleransi serta moderasi beragama melalui seni dan budaya.
Ketua Umum Panitia Pesparani III Sebastian Salang menuturkan, selain bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Pesparani juga diselenggarakan dalam momentum tahun politik. Oleh karena itu, Pesparani hadir sebagai pengingat kepada seluruh komponen bangsa untuk senantiasa menjaga nilai-nilai Pancasila dan kebinekaan di tengah pertarungan politik.
Ia menegaskan, seluruh rangkaian acara Pesparani disaripatikan pesan secara nasional melalui tema “Kebersamaan Dalam Keberagaman”.Melalui tema tersebut diharapkan seluruh kekuatan bangsa ini dapat menjadi potensi pembangunan bila dirajut dengan baik.
Momen ini menjadi sangat berharga karena tidak hanya sebagai momentum iman dan budaya, tetapi juga sekaligus kebangsaan.
“Momen ini menjadi sangat berharga karena tidak hanya sebagai momentum iman dan budaya, tetapi juga sekaligus kebangsaan. Bangsa ini ibarat telur yang tidak dirawat dengan baik makan akan mudah pecah,” ungkapnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang turut hadir dalam acara tersebut menambahkan, tema yang diangkat dalam Pesparani III sangat kontekstual dengan momentum Hari Sumpah Pemuda bahwa pemuda menjadi kunci kemerdekaan negeri ini. Pemuda juga menjadi kunci membangun cita-cita besar Indonesia ke depan.
“Saya percaya umat Katolik akan terus menjaga keberagaman dan pluralitas yang kita miliki sebagai sebuah kebersamaan sekaligus kekuatan. Tanpa hal ini, kita sebagai bangsa tidak akan ada nilainya,” katanya.
Pesparani III diselenggarakan pada 27 Oktober-1 November 2023 di Jakarta dengan mengangkat tema “Kebersamaan Dalam Keberagaman”. Tema ini menggambarkan Pesparani sebagai pesta persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerja sama, solidaritas, serta semangat pengorbanan dari umat Katolik.
Pesta paduan suara ini diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN). Pesparani diikuti kontingen dari 38 provinsi yang terdiri dari peserta lomba, dirigen, pelatih, organis, dan ofisial. Setiap kontingen mengirimkan maksimal 250 orang. Jumlah total peserta Pesparani tahun ini mencapai 7.500 orang.
Terdapat 13 cabang yang akan dilombakan dalam Pesparani Katolik III dan terbagi dalam empat kategori, yaitu paduan suara, menyanyikan Mazmur, cerdas cermat rohani, dan tutur Kitab Suci. Proses penilaian dalam Pesparani akan dilakukan oleh dewan juri dan inspektur yang telah melalui proses pengambilan sumpah.
Jumlah anggota dewan juri yang bertugas sebanyak 52 orang dan 13 orang inspektur yang akan bertugas di 18 lokasi. Dewan juri dan inspektur akan bertugas untuk pelaksanaan penilaian perlombaan Pesparani III yang akan berlangsung mulai tanggal 29-30 Oktober 2023 di Jakarta.
Selain perlombaan, Pesparani III juga diisi oleh kegiatan karnaval budaya 38 provinsi saat hari bebas kendaraan bermotor (CFD) di Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Pesparani pertama kali diselengarakan di Ambon, Maluku pada 2018 yang dikuti lebih dari 5.000 anggota umat Katolik dari seluruh Indonesia. Penyelenggaraan ini kemudian dilanjutkan melalui Pesparani II yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2022.
Tahun lalu ada kisah menarik dari penyelenggaraan Pesparani II di Kupang. Umat Islam di NTT melalui Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan NTT menyumbang dana Rp 100 juta untuk penyelenggaraan Pesparani. Bantuan itu amat berarti bagi umat Katolik di NTT yang saat itu tengah berjibaku menggalang dana untuk penyelenggaraan Pesparani yang terus tertunda di masa pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Sekitar 2-3 bulan menuju hari-H, banyak dukungan muncul dari pemerintah, warga, serta pihak swasta.(Kompas, 23 Juli 2022)