Pasien diabetes biasanya memiliki lidah berwarna kuning dan pasien kanker memiliki lidah berwarna ungu.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
Warna lidah ternyata bisa menunjukkan kesehatan kita dan penyakit yang diderita. Hasil riset ini bisa membantu kita untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini sehingga bisa lebih awal diobati.
Diagnosis penyakit dengan mengamati kondisi lidah ini sebenarnya sudah dipraktikkan herbalis dari China setidaknya sejak 2.000 tahun lalu. Oleh para ilmuwan komputer, metode ini dibuat lebih canggih dan modern dengan memanfaatkan pembelajaran mesin (machine learning) dan kecerdasan buatan (AI).
Dalam kajian ini, para peneliti Irak dan Australia memberikan lebih banyak bukti untuk meningkatkan akurasi teknologi ini dalam mendeteksi penyakit. Jika hal ini terus dikembangkan, sistem diagnostik lidah akan sangat mendukung layanan kesehatan dalam memantau kesehatan jarak jauh di banyak negara. Hal ini terutama bagi negara-negara dengan kondisi geografis menantang dan ketimpangan distribusi infrastruktur serta sumber daya kesehatan.
Dalam risetnya, para insinyur dari Middle Technical University (MTU) di Bagdad, Irak, dan University of South Australia (UniSA) menggunakan kamera web dan komputer. Kamera ini digunakan untuk menangkap gambar lidah dari 50 pasien diabetes, gagal ginjal, dan anemia. Foto-foto itu lalu dibandingkan dengan basis data 9.000 gambar lidah yang sudah tersimpan sebelumnya.
Dengan menggunakan teknik pemrosesan gambar, mereka mendiagnosis penyakit dengan tepat pada 94 persen kasus, dibandingkan dengan hasil laboratorium. Profesor tidak tetap (adjunct associate professor) MTU dan UniSA, Ali Al-Naji dan rekan-rekannya menyampaikan hal ini dalam makalah baru di AIP Conference Proceedings beberapa waktu lalu.
”Pengobatan konvensional telah lama mendukung metode ini, menunjukkan bahwa warna, bentuk, dan ketebalan lidah dapat mengungkap tanda-tanda diabetes, masalah hati, masalah peredaran darah dan pencernaan, serta penyakit darah dan jantung,” kata Ali Al-Naji, Kamis (19/10/2023), dalam laman internet UniSA.
Para peneliti meng-update metode pengobatan tradisional dari China itu menjadi lebih canggih. ”Selangkah lebih maju, metode baru untuk mendiagnosis penyakit dari tampilan lidah kini dilakukan dari jarak jauh menggunakan kecerdasan buatan dan kamera bahkan ponsel pintar,” ujarnya.
Pada pasien stroke akut memiliki lidah berwarna merah dengan bentuk yang sering kali bengkok.
Analisis pada lidah yang terkomputerisasi ini diklaim sangat akurat dan dapat membantu mendiagnosis penyakit dari jarak jauh dengan cara yang aman, efektif, mudah, tanpa rasa sakit, dan hemat biaya. Hal ini sangat relevan dengan perkembangan kebutuhan layanan kesehatan jarak jauh (telemedisin) yang terungkit saat pandemi Covid-19.
Hasil riset Ali Al-Naji mengungkapkan, pasien diabetes biasanya memiliki lidah berwarna kuning dan pasien kanker memiliki lidah berwarna ungu dengan lapisan berminyak yang tebal. Pada pasien stroke akut memiliki lidah berwarna merah dengan bentuk yang seringkali bengkok.
Penelitian sebelumnya yang menggunakan sistem diagnostik lidah telah secara akurat mendiagnosis radang usus buntu, diabetes, dan penyakit tiroid. ”Ada kemungkinan untuk mendiagnosis dengan akurasi 80 persen lebih dari 10 penyakit yang menyebabkan perubahan nyata pada warna lidah. Dalam penelitian kami, kami mencapai akurasi 94 persen pada tiga penyakit sehingga ada potensi untuk menyempurnakan penelitian ini lebih jauh lagi,” kata Al-Naji.
Pemanfaatan warna lidah untuk menentukan kesehatan juga pernah dilakukan para peneliti Ukraina pada tahun 2021. Dalam risetnya, Liudmyla Horzov dan kawan-kawan dari Departemen Kedokteran Gigi pada Uzhhorod National University mengamati warna lidah pada pasien Covid-19.
Hasilnya, warna lidah yang teramati paling umum adalah merah jambu pucat, merah, dan merah tua (warna merah anggur). Sebanyak 64,29 persen pasien dengan penyakit tingkat ringan menunjukkan warna lidah merah muda pucat dan 62,35 persen pasien tingkat sedang memiliki lidah berwarna merah. Pasien Covid-19 yang parah, hampir pada 90 persen kasus, memiliki warna lidah merah atau merah anggur.
”Infeksi SARS-COV-2 (penyebab Covid-19) tidak bermanifestasi melalui tanda dan ciri yang menargetkan lidah atau spesifik pada lidah. Namun, penyakit virus korona memicu perubahan pada warna lidah dan warna plak lidah serupa dengan yang terjadi pada patologi internal lain,” ungkap Horzov dalam publikasi ilmiah di Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e Clínica Integrada.