Jalan Terang Pendidikan Singapura Berdayakan Gudang Pengetahuan
Pendidikan di Singapura tidak ”terkurung” di dalam tembok-tembok sekolah. Berbagai fasilitas pendukung, seperti galeri dan museum, diberdayakan sebagai gudang pengetahuan untuk memperkaya wawasan siswa.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
Jarum jam masih menunjukkan pukul 08.30, tetapi sejumlah siswa sekolah dasar di Singapura telah meninggalkan sekolahnya, Selasa (10/10/2023). Mereka tidak pulang ke rumah, tetapi ”memungut” pengetahuan yang tersebar di Singapore City Gallery.
Sambil membawa buku catatan, belasan siswa dari berbagai sekolah menjelajah setiap sudut galeri dengan riang. Di lantai dasar, beberapa siswa berjalan mengelilingi maket yang menggambarkan tata kota Singapura. Ada juga yang lebih tertarik mengamati panel berisi infografik tentang evolusi negara tersebut.
Dalam lima dekade, Singapura bertransformasi dari pelabuhan perdagangan sederhana menjadi kota metropolitan kelas atas. Gedung pencakar langit menjulang di mana-mana. Capaian kemajuan di berbagai bidang tidak terlepas dari keseriusan negara itu membangun sumber daya manusianya.
”Singapura negara kecil, tidak punya banyak sumber daya alam. Jadi, kualitas sumber daya manusia menjadi modal penting menopang pembangunan,” ujar Ng Wai Fun, pemandu eksternal di galeri itu, saat memandu peserta program kunjungan jurnalis oleh Singapore International Foundation (SIF).
Pendidikan menjadi jembatan membangun SDM berkualitas. Di Singapura, pendidikan tidak meninabobokkan siswa di dalam kelas, tetapi dikombinasikan dengan pembelajaran di luar sekolah dengan memanfaatkan fasilitas seperti galeri dan museum.
Ng Wai Fun yang akrab disapa Maxine mengatakan, Singapore City Gallery sering dikunjungi pelajar dari berbagai jenjang untuk belajar tentang sejarah dan fase pembangunan negara itu. Di sana, para siswa juga bisa melihat masterplan pembangunan jangka panjang.
Galeri ini mendokumentasikan tantangan dan upaya perencanaan Singapura untuk lebih dari sepuluh bidang tematik, di antaranya hunian, energi, dan digitalisasi. Di sana juga terdapat lebih dari 50 pameran audiovisual dan interaktif.
Pendidikan menjadi jembatan membangun SDM berkualitas. Di Singapura, pendidikan tidak meninabobokkan siswa di dalam kelas, tetapi dikombinasikan dengan pembelajaran di luar sekolah dengan memanfaatkan fasilitas seperti galeri dan museum.
”Galeri dan museum menjadi tempat favorit bagi siswa. Mereka bisa belajar sambil jalan-jalan sehingga tidak membosankan,” katanya.
Menumbuhkan ketertarikan
Di Singapura, orangtua terbiasa membawa anak-anaknya ke galeri atau museum. Bahkan, termasuk mengajak anak yang belum berusia sekolah. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan ketertarikan dengan tempat-tempat yang akan mendukung pendidikan anak di masa depan.
Pagi itu, Alamsyah (39) mengajak anaknya yang masih berusia lima tahun berkeliling Singapore City Gallery. Di bagian depan galeri, ia membawa putrinya mendekati patung tiga perempuan Samsui. Patung ini mengacu pada perempuan imigran Tiongkok yang datang ke Singapura antara tahun 1920-an dan 1940-an.
Kerja keras mereka berkontribusi pada perkembangan Singapura di masa lalu. Perempuan Samsui melakukan pekerjaan kasar, tetapi dianggap lebih mandiri.
”Ada banyak ilmu atau pengetahuan yang tersimpan di galeri ini. Tetapi, yang paling penting bagi anak-anak adalah bagaimana membuat mereka senang berada di sini. Jadi, ketika tumbuh besar, mereka terbiasa mendatangi tempat yang baik untuk mereka,” ujarnya.
Bagi Alamsyah, mengajak anak ke galeri sejak dini merupakan investasi berharga untuk masa depan mereka. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Pendidikan Singapura (MOE), yaitu ”Membentuk masa depan bangsa dengan membentuk orang-orang yang menentukan masa depan kita”.
Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan Singapura, www.moe.gov.sg, Singapura membekali generasi muda dengan pendidikan yang seimbang dan menyeluruh. Selain itu, membina mereka menjadi pembelajar seumur hidup dan warga negara yang baik serta sadar akan tanggung jawab terhadap keluarga, komunitas, dan negara.
Berjarak sekitar 4 kilometer dari Singapore City Gallery, Sustainable Singapore Gallery yang terletak di Marina Barrage juga menjadi incaran pelajar untuk menimba pengetahuan. Di galeri ini, pengunjung dapat mengetahui langkah Singapura dalam melestarikan lingkungan.
Masalah-masalah lingkungan, seperti sampah, pencemaran air, penggunaan energi kotor, dan pemanasan global, diilustrasikan melalui permainan, pameran, dan media interaktif. Glenn (16), siswa pendidikan menengah, mengatakan, galeri itu membantunya untuk memahami dampak pemanasan global terhadap negaranya dan kehidupannya sehari-hari.
”Sebagai negara dataran rendah, Singapura sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Perubahan iklim akan memengaruhi kehidupan kami. Mungkin akan ada wilayah yang tenggelam jika hal ini tidak dicegah,” ucapnya.
Meskipun luasnya hanya sedikit lebih besar daripada Jakarta, Singapura sukses menjadi salah satu negara terkaya di Asia berdasarkan pendapatan per kapita. Pendidikan berkualitas menjadi kunci utama ”Negeri Singa” menghadirkan kemakmuran bagi warganya.