Kerontokan Rambut pada Pria Dapat Dipengaruhi Varian Genetik Langka
Hasil studi menunjukkan bahwa kerontokan rambut pada pria dapat dipengaruhi lima varian genetik langka, yakni EDA2R, WNT10A, HEPH, CEPT1, dan EIF3F.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para peneliti internasional terus mengamati faktor genetik yang mendasari terjadinya kerontokan atau kebotakan rambut pada pria. Sebab, sebagian besar kerontokan disebabkan oleh faktor genetik. Hasil studi terbaru para peneliti pun menemukan hubungan antara kerontokan rambut dan varian genetik langka.
Ahli genetika manusia dariUniversity Hospital of Bonn (UKB) dan Unit Penelitian Transdisipliner”Kehidupan dan Kesehatan” University of Bonn, Jerman, melakukan pengamatan terkait varian genetik langka yang dapat berkontribusi terhadap kerontokan rambut pada pria. Laporan studi ini terbit di Nature Communications, 22 September 2023.
Sampai saat ini, penelitian di seluruh dunia berfokus terutama pada varian genetik yang umum dan telah melibatkan lebih dari 350 lokus genetik, khususnya gen reseptor androgenyang terletak pada kromosom X yang diturunkan dari ibu. Sebaliknya, masih banyak pihak yang menganggap tidak ada kaitan antara varian genetik langkadan masalah kerontokan rambut pada pria.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis urutan genetik dari 72.469 laki-laki peserta Biobank Inggris. Para ahli genetika di Bonnbersama dengan para peneliti dari IGSB dan Pusat Genetika Manusia di Rumah Sakit Universitas Marburg kemudian meneliti varian gen langka yang terjadi pada kurang dari satu persen populasi.
Dengan menggunakan metode bioinformatika dan statistik modern, peneliti menemukan hubungan antara kerontokan rambut pada pria dan varian genetik langka pada lima gen, yakni EDA2R, WNT10A, HEPH, CEPT1, dan EIF3F. Gen EDA2R dan WNT10A sudah dianggap sebagai gen kandidat berdasarkan analisis varian umum yang dilakukan sebelumnya.
”Studi kami memberikan bukti lebih lanjut bahwa kedua gen ini (EDA2R dan WNT10A) berperan dalam kerontokan rambut pada pria,” kata Stefanie Heilmann-Heimbach yang terlibat dalam penelitian ini seperti dikutip dari situs resmi University of Bonn, Senin (9/10/2023).
Sementara gen HEPH terletak di wilayah genetik yang telah terimplikasi oleh varian umum, yaitu reseptor EDA2R atau androgen. Gen ini secara konsisten menunjukkan hubungan paling kuat dengan pola kerontokan rambut pada pria dalam studi asosiasi sebelumnya.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan peran genetik dalam perkembangan pola kerontokan rambut pada pria.
Ahli Genetika dari University of Bonn, Sabrina Henne, yang juga terlibat dalam penelitian ini menjelaskan, meski ada hubungan yang sangat erat, selama ini HEPH tidak pernah dianggap sebagai gen kandidat dalam kerontokan rambut pada pria. Hasil studi yang dilakukannya menunjukkan bahwa gen ini mungkin juga berperan dalam kerontokan.
Sementara gen CEPT1 dan EIF3F terletak di wilayah genetik yang belum dikaitkan dengan pola kerontokan rambut pada pria. Oleh karena itu, gen-gen tersebut merupakan kandidat gen yang sepenuhnya baru dalam kerontokan pria.
”Kami berhipotesis bahwa varian langka dalam gen-gen ini berkontribusi terhadap kecenderungan genetik. HEPH, CEPT1, dan EIF3F mewakili kandidat gen baru yang sangat masuk akal, mengingat perannya yang telah dijelaskan sebelumnya dalam perkembangan dan pertumbuhan rambut,” katanya.
Lebih jauh, hasil penelitian ini juga menunjukkan peran genetik dalam perkembangan pola kerontokan rambut pada pria. Sebelumnya, genetik hanya diketahui dapat menyebabkan penyakit bawaan langka yang memengaruhi kulit dan rambut seperti displasia ektodermal.
Para peneliti berharap bahwa potongan teka-teki yang mereka temukan akan meningkatkan pemahaman tentang penyebab kerontokan rambut. Dengan demikian, hal ini dapat memberikan wawasan untuk memprediksi risiko terjadinya kerontokan pada pria sekaligus meningkatkan strategi pengobatan.