Seni tradisi harus lentur sehingga tak mudah patah dan mati terbentur zaman.
Oleh
MOHAMMAD HILMI FAIQ, DEFRI WERDIONO, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
ARSIP ABING TARI (B _W)
Tangkapan layar dari akun Youtube Abing Tari (B_W) yang menunjukkan proses belajar dan latihan tari tradisi oleh Abing Santoso.
Seni tradisi tak akan mati. Ungkapan optimistis ini relevan ketika dikaitkan dengan cara-cara baru para pelaku seni tradisi untuk mempertahankannya. Mereka amat dinamis dan fleksibel membaca zaman dalam upaya pelestarian, utamanya dalam memanfaatkan media sosial.
Mari simak misalnya yang dilakukan Abing Santoso. Dia guru dan Ketua Program Keahlian Seni Tari SMK Negeri 12 Surabaya, Jawa Timur. Abing terkenal setelah viral di media sosial sejak April 2022 dengan metode pengajaran yang unik dan melibatkan siswa siswi. Dalam satu video berdurasi 1 menit 17 detik yang diunggah akun Abing Tari (B_W) di Youtube, Abing mengajak murid-muridnya menari dengan koreografi gabungan antara tarian tradisi dan modern. Musiknya pun modern yang dia sebut ”musik jedag jedug”. Video ini ditonton 365.840 kali sejak diunggah pada Februari 2023.
Pelibatan peserta didik bertujuan memelihara kecintaan pada program keahlian sekaligus percaya diri dengan kompetensi dan pengembangannya di masa depan. Abing amat dekat dengan siswa siswi seni tari, program keahlian yang sudah ada sejak 1973 saat masih bernama Sekolah Menengah Karawitan Indonesia lalu menjadi SMK Negeri 9 Surabaya. Dalam mengajar, Abing mendengarkan kebutuhan peserta didik lalu mendorong untuk menari dan diabadikan dengan video serta diunggah di media sosial.
”Tujuan awal saya ialah menggali dan mengangkat potensi teman-teman, mendorong mereka memahami akan seperti apa di masa depan lalu mempersiapkannya,” kata Abing saat ditemui pada Kamis (21/9/2023) siang.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Ketua Kompetensi Keahlian Seni Tari SMK Negeri 12 Surabaya Abing Santoso dan para siswi kelas XII berlatih menari di salah satu studio di kompleks sekolah tersebut, Jumat (22/9/2023). Mereka dikenal luas sejak 2022 setelah viral di media sosial karena metode pembelajaran yang unik untuk pelestarian seni tari.
Ketika siswa siswi sedang tak ingin menari tradisional, Abing mendorong untuk menari lainnya termasuk musik pengiring. Dari gending Jawa hingga ke musik pop, dangdut, koplo, R&B, bahkan DJ. Peserta didik diharapkan tetap memelihara kecintaan pada seni tari meski profesi di masa depan tak selalu menjadi penari atau koreografer. Dari seni tari, profesi kompeten yang bisa dikembangkan ialah profesional artistik, pencipta tari, instruktur tari, artist organizer, event organizer, penata rias tari, penata busana tari, wirausaha properti/produk tari.
”Kompetensi itu bisa kian ditingkatkan menjadi lebih tajam di perguruan tinggi,” ujar Abing. Akibat viral di media sosial, seni tari menjadi salah satu program keahlian paling favorit di mana dalam sistem penerimaan peserta didik baru cuma bisa menampung 78 siswa siswi dari beratus-ratus peminat.
Di Banyuwangi, pemerintah setempat memasukkan seni tradisi ke dalam pelajaran ekstrakurikuler pada SD-SMA dan sederajat. Gandrung yang menjadi tari khas Banyuwangi mendapat prioritas.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Penari menari bersama dalam Festival Gandrung Sewu 2023 di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (16/9/2023). Tema festival tahun ini Omprog, the Glory of Art. Sebanyak 1.200 penari gandrung yang merupakan pelajar SD-SMA yang terseleksi menari bersama dalam festival tersebut.
Patung sosok dua penari gandrung dan omprog (mahkota penari gandrung) berukuran raksasa menghiasi halaman SDN Model, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi. Beberapa nama kesenian lokal juga diabadikan menjadi nama kantin sekolah, seperti seblang, barong, dan kuntulan. Kepala SDN Model Idham Kholid, mengatakan, gandrung menjadi salah satu dari 20 ekstrakurikuler di sekolahnya, selain gamelan, melukis, pramuka, dan lainnya. Gandrung diajarkan di sekolah ini sejak 2008 atau 2009 dengan jumlah siswa peminat sekitar 30 anak dari 620 siswa yang ada. Tiga siswa SD Model lolos seleksi menari bersama dalam Festival Gandrung Sewu 2023. Gandrung Sewu tahun ini melibatkan 1.200 penari yang diseleksi dari SD-SMA di 25 kecamatan di kabupaten itu.
Suratno dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi mengatakan, pengenalan seni budaya dilakukan sebelum ada pergelaran tari kolosal Festival Gandrung Sewu. Gandrung Sewu pertama diadakan pada 2012. Generasi muda di Banyuwangi, kata dia, boleh tumbuh adaptif dengan perkembangan zaman, tetapi tidak boleh tercerabut dari akar budaya. Karena itu, ekstrakurikuler di sekolah dikembangkan, salah satunya seni tradisi.
”Jadi, ketika ide pergelaran Gandrung Sewu dimunculkan, secara materi siswa sudah benar-benar siap. Tinggal mereka dilatih dengan tema tertentu dan koreografi tertentu saja,” ucapnya melalui sambungan telepon, Minggu (17/9/2023).
Keahlian prinsip
Senada dengan itu, meski mengakomodasi keinginan siswa siswi dan perkembangan di media sosial, Abing mengatakan, kompetensi dasar seni tari di SMK Negeri 12 Surabaya tidak ditinggalkan. Keahlian prinsip itu ialah tari Surabaya-Jombang (Jatim 1), Malang-Banyuwangi-Madura (Jatim 2), Surakarta, Bali, koreografi, pergelaran, dan tata teknik pentas.
”Tari tradisional tidak ditinggalkan, bahkan tetap menjadi kompetensi penting,” kata Abing, lulusan dan dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta. Dengan perkembangan media sosial dan lalu lintas produk budaya, terutama tari-tarian dari seluruh penjuru dunia, Abing melihatnya bukan melulu sebagai ancaman terhadap eksistensi seni tradisi melainkan tantangan untuk pengembangan.
”Dengan mencoba sendiri misalnya tari dari luar negeri dan ternyata tidak sekaya tari tradisi, siswa siswi menjadi paham dan bersemangat untuk menggali dan mengembangkan tari tradisi,” ujar Abing, yang pada Agustus 2023 menerima wisuda magister teknologi pendidikan dari Universitas Dr Soetomo.
ARSIP EKO CROZHER
Karya seni tari kontemporer Musikal Meta Tubuh Mighty Indonesia” karya koreografer Eko Supriyanto ditampilkan di Pekan Kebudayaan Nasional 2020 secara virtual. Kegiatan ini diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara 31 Oktober dan 30 November 2020 dengan beragam acara pementasan.
Yang diungkapkan Abing mengandung makna bahwa seni tradisi harus lentur sehingga tak mudah patah dan mati terbentur zaman. Ini juga tecermin dalam pergelaran tari Topeng Losari Cirebon sebagaimana yang dilakukan Nurani, dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 19 September 2020, misalnya. Kala itu, pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dan hampir semua pertunjukan, termasuk seni tradisi, terhenti. Pemerintah mencoba hadir dengan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) disusul dengan PKD di banyak daerah. Ada ratusan pelaku seni tradisi di masing-masing daerah yang kemudian bisa manggung secara virtual.
Peristiwa itu mengajarkan bahwa selalu ada jalan keluar dalam setiap kesempitan atau tantangan. Bentuk tantangannya selalu berubah, tetapi kreativitas perlu terus ditumbuhkan sebagai pijakan jalan keluar. Yang dilakukan Abing, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan lewat PKN adalah beberapa contoh inovasi mencari jalan keluar. Selalu ada seribu akal, terutama di media sosial.