Perayaan Hari Batik Nasional 2023 mengusung tema ”Batik Bangkit” dengan harapan bangkit pascapandemi Covid-19 dan makin sadar lingkungan.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)
Murid-murid tunarungu SLB Mekar Sari 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, belajar membatik di sekolah, Rabu (18/9/2019). Kegiatan ekstrakurikuler itu dilaksanakan rutin tiap minggu sekali untuk memberikan keterampilan membatik kepada para siswa. Mereka dibimbing para pembatik dari Komunitas Batik Cibuluh.
JAKARTA, KOMPAS — Yayasan Batik Indonesia menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Perindustrian untuk menggelar perayaan Hari Batik Nasional 2023. Momentum itu diharapkan bisa membangkitkan industri batik dan menjadikannya sebagai industri sadar lingkungan.
Ketua Pelaksana Perayaan Hari Batik Nasional 2023 Shanty Leksono, dalam keterangan pers, Senin (25/9/2023) mengatakan, Hari Batik Nasional ke-14 diperingati pada 2 Oktober.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu membangkitkan industri batik secara menyeluruh setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19 mulai dari aspek produksi, perdagangan, perkembangan, hingga inovasinya.
Aktivitas ini sekaligus untuk meningkatkan kepedulian anak muda pada Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) tersebut.
”Kami akan mengedukasi warga tentang keragaman batik di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Shanty.
Sementara Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengutarakan, pihaknya ingin menjadikan batik sebagai industri ramah lingkungan dengan memperbaiki teknologi batik agar bisa terus diturunkan kepada generasi berikutnya.
Hal ini diupayakan lewat pengolahan limbah sisa lilin atau malam agar kegiatan membatik tak lagi mencemari lingkungan. ”Kami ingin batik di-branding (dicitrakan) jadi batik ramah lingkungan. Jadi, kita mulai memperbaiki dengan teknologinya, pakai warna alam untuk membatik,” kata Reni.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pekerja memberi motif warna pada batik yang dibuat di industri batik motif geblek renteng Sembung Batik di Desa Gulurejo, Lendah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (10/1).
Wakil Ketua Yayasan Batik Indonesia Diana Santosa menegaskan, mereka ingin terus mengedukasi anak muda bahwa batik yang benar adalah batik tulis, bukan batik cetak. Sebab, tidak ada proses membatik dalam batik cetak.
Kami ingin batik di- branding (dicitrakan) jadi batik ramah lingkungan.
Dengan edukasi yang tepat, anak muda diharapkan akan lebih bangga dan mau menjadi generasi penerus batik Indonesia. ”Batik print ini bukan batik, tapi hanya memakai motif batik karena batik adalah proses dan di situ ada lilin panas,” tutur Diana.
Batik tulis
Untuk menggaet anak muda berminat memakai batik dalam kesehariannya, Yayasan Batik Indonesia akan mengupayakan harga batik tulis terjangkau. Sebab, selama ini harga batik tulis tergolong mahal dan produksinya kalah dibandingkan dengan batik cetak.
Dalam perayaannya, Yayasan Batik Indonesia akan menyumbangkan lebih dari 730 batik Nusantara koleksi mereka kepada Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Kemudian, ada acara pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia bersama seluruh sentra batik di Indonesia.
ERWIN EDHI PRASETYA
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo (depan kiri) dan Ny Mufidah Yusuf Kalla (kanan depan) menunjukkan karya mereka setelah mencoba membatik dalam acara peringatan Hari Batik Nasional 2019 Membatik untuk Negeri” di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019).
Agenda ini akan turut dihadiri para perajin batik yang telah dikurasi dan memiliki keahlian tinggi untuk membuat karya masterpiece demi menghasilkan artwork untuk Ibu Kota Nusantara.
Perayaan Hari Batik Nasional 2023 juga mengadakan kompetisi karya tulis ilmiah tentang batik yang dibagi menjadi beberapa kategori, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga umum. Hasilnya akan diumumkan pada puncak perayaan pada 2 Oktober 2023 di Museum Batik Indonesia.
Ada pula kegiatan edukasi batik kepada pelajar di sekolah-sekolah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikudristek). Mereka akan diajak mengeksplorasi Museum Batik Indonesia dan membatik bersama para pembatik dari seluruh Indonesia.
Terakhir, ada pertunjukan busana batik yang menampilkan berbagai motif kain batik dari seluruh Indonesia. ”Semoga dengan perayaan Hari Batik Nasional ini kita dapat meneguhkan kembali komitmen terhadap batik Indonesia,” ucap Diana.
”Perayaan ini sekaligus jadi komitmen kita untuk membentuk generasi muda Indonesia yang juga melestarikan batik dan menciptakan karya adiluhung bagi bangsa, bagi negara, serta menggoreskan jati diri kita dan memberikan sumbangsih Indonesia kepada kebudayaan dunia,” tutur Diana.