Penghargaan Achmad Bakrie untuk Empat Tokoh dan Ilmuwan
Empat orang menerima penghargaan Achmad Bakrie 2023, yakni Fachry Ali untuk bidang pemikiran sosial, Joko Pinurbo untuk bidang sastra, Andrijono untuk bidang kedokteran, dan Carina Joe untuk bidang sains.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Penghargaan Achmad Bakrie kembali digelar tahun ini dengan memberikan penghargaan kepada empat orang dalam bidangnya masing-masing. Penerima penghargaan tersebut yakni Fachry Ali untuk bidang Pemikiran Sosial, Joko Pinurbo untuk bidang Sastra, Andrijono untuk bidang Kedokteran, dan Carina Joe untuk bidang Sains.
Acara pemberian penghargaan Achmad BakrieXIX diselenggarakan di Jakarta, Kamis (31/8/2023) dan disiarkan melalui kanal televisi swasta pada Sabtu (2/9/2023) malam. Acara tersebut dihadiri langsung sejumlah tokoh seperti Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, beberapa menteri kabinet Indonesia Maju, dan sejumlah anggota legislatif.
Ketua Panitia Pengarah Penghargaan Achmad Bakrie, Anindya Novyan Bakrie menyampaikan, tokoh-tokoh yang diberikan penghargaan ini memiliki dedikasi, dharma bakti, serta sumbangan positif dalam bidang ilmu atau pengabdiannya masing-masing. Mereka membuktikan bahwa segala karya yang dituju bisa dicapai bila tekun dan kreatif.
“Mereka membuktikan bahwa Indonesia tidak pernah kekurangan ilmuwan dan tokoh pemikir yang baik di masa depan. Mereka memperkaya kebudayaan Indonesia modern serta memperdalam pandangan tentang sejarah dan masyarakat kita,” ujarnya.
Selain itu, para penerima penghargaan ini juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa pentingnya seni, sastra, dan perasaan manusia untuk mengagumi kebesaran Tuhan. Mereka tak lupa membuka cakrawala pengetahuan baik di bidang ilmu pengetahuan maupun pengabdian pada dunia kesehatan dan kedokteran khususnya saat era Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Fachry Ali diberikan penghargaan ini karena dinilai berjasa memakai ilmu-ilmu sosial dalam melihat Islam Indonesia dan berkontribusi memperkenalkan kajian-kajian ilmu sosial kepada komunitas intelektual Islam Indonesia. Pada bidang sastra, penghargaan diberikan kepada Joko Pinurbo karena puisinya yang secara tajam menggabungkan warisan puisi lirik dengan budaya populer dan satire sosial.
Dari laboratorium dan tim yang kecil serta alat-alat yang sederhana kami bisa membuat vaksin yang telah didistribusikan ke 184 negara. Sampai sekarang, vaksin ini sudah diproduksi dan dipakai 4 miliar dosis serta menyelamatkan jutaan jiwa
Sementara Andrijono yang merupakan dokter kebidanan dan kandungan diberi penghargaan ini karena penemuannya terkait deteksi dini atas kanker rahim melalui air kemih. Temuan ini dianggap sangat revolusioner membantu dalam mengantisipasi dan mengatasi kanker rahim sebagai penyebab tertinggi kedua meninggalnya kaum perempuan setelah kanker payudara.
Kemudian dalam bidang sains, penghargaan diberikan kepada Carina Joe yang merupakan diaspora peneliti bioteknologi di Jenner Institute, University of Oxford. Ia juga salah satu ilmuwan yang membantu mempercepat pengembangan vaksin AstraZeneca dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Sejak digelar pertama kali pada tahun 2003 sampai 2022, Penghargaan Achmad Bakrie telah diberikan kepada 82 penerima yang terdiri dari 78 perorangan dan 4 lembaga atau kelompok. Ditambah tahun ini, maka penghargaan ini sudah diberikan kepada 86 penerima.
Para penerima penghargaan merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Ini sesuai dengan amanah dari pendiri Bakrie, HAchmad Bakrie (1916-1988) yang tertuang dalam filosofi Bakrie atau Trimatra Bakrie yaitu keIndonesiaan, kemanfaataan dan kebersamaan.
Sambutan penerima
Joko Pinurbo dalam sambutannya menyebut bahwa penghargaan Achmad Bakrie mengingatkannya kepada sebuah pesan yang tertera dalam sepucuk sajak karya Hendro Mulyo. Ia pun berterimakasih telah mendapat penghargaan tersebut di tengah kurangnya apresiasi terhadap karya intelektual, penelitian, dan sastra.
“Kerja penyair sejatinya sebuah bagian dari jiwa yang bersedia berbagi ketekunan kecil untuk merawat dan mengolah potensi bahasa indonesia. Hal ini agar bahasa kita bisa mekar menjadi bahasa ekspresi yang lebih kaya dan fleksibel,” tuturnya.
Sementara Carina Joe merasa sangat terhormat telah menerima penghargaan Achmad Bakrie XIX. Ia juga menceritakan pengalamannya saat pertama kali berpindah dari Australia ke Inggris untuk berkarir di University of Oxford. Saat itu, Carina melihat kualitas laboratorium di University of Oxford tidak sebaik saat di Australia.
“Namun, dari laboratorium dan tim yang kecil serta alat-alat yang sederhana kami bisa membuat vaksin yang telah didistribusikan ke 184 negara. Sampai sekarang, vaksin ini sudah diproduksi dan dipakai 4 miliar dosis serta menyelamatkan jutaan jiwa,” katanya.
Menurut Carina, hal-hal besar dapat dimulai dari sesuatu yang sederhana. Hal yang diperlukan hanyalah kemauan untuk melakukan dan mengetahui bagaimana cara serta tujuannya. Ia pun berpesan kepada masyarakat luas yang ingin menjadi seorang ilmuwan harus keluar dari zona nyaman dan kerap kali mengalami kegagalan.