Teknologi Canggih untuk Meningkatkan Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat tak bisa hanya mengandalkan teknologi canggih. Hal tak kalah penting adalah perubahan perilaku warga agar hidup lebih sehat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F21%2F94e26c4e-2d5b-4df5-bc52-42ed4f86e7a0_jpg.jpg)
Anak-anak bermain sepeda listrik di Pantai Ancol, kawasan Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2023). Meski bukan hari libur, Pantai Ancol menjadi pelarian warga Ibu Kota untuk menghilangkan kepenatan dan menikmati sepoi angin laut. Seiring semakin terkendalinya pandemi Covid-19, pergerakan masyarakat untuk tujuan wisata juga meningkat.
Pandemi Covid-19 telah berlalu di Indonesia. Kini, kita berada dalam masa endemi Covid-19 . Pengalaman sekitar tiga tahun bersama pandemi Covid-19 tak dapat dilupakan. Banyak pelajaran bisa kita ambil.
Semula kita berdebat apakah Indonesia juga akan terkena pandemi Covid-19. Ada warga merasa Indonesia akan bebas pandemi Covid-19, bahkan ada pejabat berpendapat begitu. Nyatanya kita bersama banyak negara lain terkena pandemi dan korbannya, ribuan orang yang kita cintai, meninggal dunia.
Ketika kita mengurangi perdebatan dan mulai berjuang bersama pemerintah, sedikit demi sedikit pandemi dapat dikendalikan. Tersedianya vaksin Covid-19 memperkuat upaya pengendalian sehingga kita dapat masuk dengan rasa lebih aman ke masa endemi. Kegiatan ekonomi mulai menggeliat lagi, pariwisata mulai bergairah, serta pendidikan mulai berjalan seperti semula.
Keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 selain usaha bersama pemerintah dan masyarakat Indonesia, juga didukung kerja sama internasional. Dalam pemantauan kasus, penyuluhan, dan pencegahan Covid-19, Indonesia bekerja sama dengan negara lain dan lembaga internasional.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F30%2F9671be6a-317d-431c-b896-5570eaf57614_jpg.jpg)
Tanda cinta dari keluarga yang kehilangan di lokasi pemakaman khusus Covid di Tempat Pemakaman Umum Keputih, Surabaya, Kamis (22/6/2023). Setelah sekitar tiga tahun, pemerintah kini mencabut status pandemi Covid-19. Hingga akhir Juni 2023, akumulatif ada 161.501 orang meninggal akibat Covid-19.
Kita cepat dapat mengadakan mesin PCR untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2, kita juga membeli vaksin Covid-19 serta bekerja sama mengembangkannya. Bahkan, kita dapat berbangga hati akhirnya kita juga mampu membuat dari awal vaksin Covid-19 berdasarkan virus yang bersirkulasi di negeri kita.
Baca juga: Layanan Rumah Sakit yang Nyaman
Pelajaran yang kita petik yakni dalam menyelesaikan masalah kesehatan kita perlu bekerja sama serta memanfaatkan teknologi terbaru. Saya mohon pendapat Dokter apakah derajat kesehatan kita akan dapat ditingkatkan secara nyata jika kita dapat memanfaatkan teknologi canggih yang tersedia di dunia kesehatan dewasa ini.
Bukankah tersedia operasi dengan mesin robot, kecerdasan buatan untuk menganalisis hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Juga kita akan lebih dapat memprediksi kanker atau penyakit menular di masa depan. Latar belakang pendidikan saya teknik.
Saya merasa banyak hal akan terbantu jika kita memanfaatkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Mohon pendapat Dokter. Terima kasih.
J di B
Anda benar. Pengendalian pandemi Covid-19 yang dapat kita capai bersama adalah berkat kerja sama semua pihak. Kita punya badan khusus yang menjadi komando pengendalian, didukung masyarakat serta organisasi profesi kedokteran.
Masing-masing pihak memberikan kontribusi pada keberhasilan itu. Kita juga harus berterima kasih kepada media massa yang tak sedikit jasanya membentuk opini masyarakat yang mendukung pengendalian Covid-19.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F27%2Fc2e0d35d-c985-405d-a344-953cef901dd8_jpg.jpg)
Tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 memberikan hormat pada bendera Merah Putih saat mengikuti upacara perayaan HUT Ke-76 RI di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Meski pada permulaan pandemi terjadi debat cukup ramai, akhirnya pesan-pesan benar tentang pengendalian Covid-19 sampai ke masyarakat. Warga mendukung dan mengamalkannya. Kita patut bangga suntikan pertama vaksin Covid-19 kita mencapai lebih dari 200 juta orang. Ini merupakan kerja besar melibatkan banyak pihak.
Kita juga, seperti Anda katakan, berhasil membuat vaksin Covid-19 mulai dari virusnya, platformnya, sampai dapat digunakan untuk masyarakat kita. Teknologi kedokteran memang amat mendukung pengendalian penyakit serta peningkatan derajat kesehatan, tetapi masih banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan.
Perilaku masyarakat
Salah satu faktor penting dalam peningkatan derajat kesehatan adalah perilaku hidup sehat pada masyarakat. Jika masih banyak warga yang merokok meski kita punya alat diagnostik untuk mendeteksi kanker paru, teknik operasi terbaik untuk paru atau obat kemoterapi mutakhir untuk kanker paru, kanker paru akan tetap banyak dan menimbulkan banyak korban.
Apa yang terjadi jika kita berhasil mengubah kebiasaan merokok? Sekitar 70 persen pria dewasa di Indonesia masih perokok. Bahkan, tak sedikit yang merokok sejak usia sekolah dasar. Jika kita bisa menekan angka perokok sampai 10 persen, dampaknya luar biasa. Angka kanker paru kita akan turun tajam.
Baca juga: Jaminan Keselamatan Pasien
Begitu pula dengan kebiasaan makan gula dan garam berlebih yang meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi, kebiasaan makan lemak tinggi dan kurang olahraga meningkatkan risiko penyakit jantung.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F27%2F113b8c34-05fc-4505-801b-acc6ff61f408_jpg.jpg)
Vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac Biotech, China, yang digunakan untuk vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih, Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/1/2021). Sebanyak 1,4 juta tenaga kesehatan menjadi prioritas utama pemberian vaksin tahap pertama.
Sementara infeksi hepatitis B dan C yang bisa berakibat kanker hati, infeksi HPV yang berkaitan dengan kanker serviks. Banyak usaha lebih sederhana jika kita lakukan bersama akan berdampak besar pada kesehatan masyarakat kita.
Di dunia teknologi kedokteran saat ini mulai tersedia peralatan disebut point of care (POC). Peralatan sederhana dengan fungsi hampir sama dengan peralatan canggih. Alat itu lebih murah, bisa dioperasikan tenaga yang hanya dilatih sebentar, tidak butuh listrik, dan kinerjanya sama dengan alat canggih.
Sebagai contoh, untuk menilai kekebalan tubuh seseorang perlu diperiksa sel yang diklasifikasikan sebagai CD4. Sel ini dapat dihitung dengan alat flow cytometry yang harganya sekitar Rp 6 miliar, harus dijalankan saintis berpendidikan S-2, serta hasilnya dapat diperoleh dalam waktu sekitar 24 jam.
Alat POC berukuran sebesar komputer jinjing atau laptop, mudah dibawa-bawa, harganya hanya sekitar Rp 400 juta, dapat dioperasikan oleh perawat atau lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang dilatih, dapat menyediakan hasil pemeriksaan CD4 dalam 30 menit.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F19%2F9b82c7d0-19be-4226-afb1-422ad81fec02_jpg.jpg)
Anggota staf bagian radiologi Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, mempersiapkan proses pemeriksaan pasien dengan alat baru multislice computerized tomography (MSCT), Kamis (19/1/2023). Alat ini merupakan generasi terbaru dari CT-scan. MSCT memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi dengan akurasi tinggi yang berkaitan dengan pemeriksaan organ bergerak yang salah satunya adalah jantung.
Nah, jika kita harus memilih, alat canggih atau alat POC yang akan kita pilih? Untuk negara kita yang amat luas, fasilitas listrik yang belum merata, serta kemampuan ekonomi yang masih terbatas, tentu kita tak akan menghabiskan uang untuk membeli alat canggih, tetapi memilih alat POC.
Pemanfaatan teknologi canggih ada tempatnya, tapi bukan menjadi satu-satunya cara meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kita masih menghadapi beban penyakit menular dan penyakit kronik yang secara bersamaan memengaruhi derajat kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, semua pendekatan perlu dikaji dengan baik.
Komunikasi yang baik antara pembuat kebijakan, mereka yang bekerja di lapangan, dan masyarakat harus ditingkatkan. Kita tak boleh merasa hebat sendiri dan memaksakan kehendak kita.
Kita memiliki kerja besar mengubah perilaku, melakukan upaya pencegahan, diagnostik penyakit yang cepat dan murah, penatalaksanaan penyakit yang bisa memperoleh hasil baik.
Baca juga: Makanan Masa Depan
Kita juga harus memanfaatkan semua tenaga kesehatan secara optimal. Kita membutuhkan dokter spesialis, dokter umum, perawat, tenaga kesehatan masyarakat, farmasi, penyuluh kesehatan, pemantau penyakit, pakar lingkungan hidup, dan lain-lain.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F13%2F4ef93d9a-cde3-46d9-8de5-3f4f33447b9b_jpg.jpg)
Salah satu makanan cepat saji, ayam goreng tepung asal Negeri Paman Sam ini juga populer keberadaannya di India, seperti di Tanah Air. Menu ayam goreng tepung dan nasi yang disajikan tentu saja disesuaikan dengan selera dan lidah orang setempat, yang gemar makanan berempah dan pedas.
Semua perlu dihimpun agar bisa bekerja sama dengan baik untuk meningkatkan derajat kesehatan kita. Pemanfaatan teknologi canggih ada tempatnya, tapi bukan menjadi satu-satunya cara meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.