Polusi Udara Berpotensi Meningkatkan Kasus Influenza di Indonesia
Sekitar 4 juta kasus flu di Indonesia terjadi setiap tahun dan mengakibatkan hampir 200.000 rawat inap terkait dengan flu. Polusi udara bisa memperparah kondisi ini.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polusi udara di Jabodetabek serta asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Indonesia yang tak kunjung membaik berpotensi membuat masyarakat terjangkit virus influenza. Sementara kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi influenza masih sangat kurang. Kelompok dokter dan tenaga kesehatan mendorong agar vaksinasi influenza masuk dalam program imunisasi wajib nasional.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sukamto Koesnoe mengatakan, gejala terjangkit influenza atau flu biasanya batuk, pilek, dan demam di atas 37 sampai 38 derajat celsius. Namun, jika seseorang tersebut mengeluarkan dahak berwarna hijau, kemungkinan bukan terkena influenza, melainkan dipicu hal lain, misalnya polusi.
”Kalau begitu gejalanya bukan flu. Kalau flu tidak menyebabkan dahak berwarna hijau. Kalau sudah lebih dari 10 hari tidak sembuh-sembuh, pasti bukan influenza. Influenza itu inkubasinya cepat, biasanya dalam waktu 10 hari akan membaik,” kata Sukamto, di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Polusi ini bisa meningkatkan penularan dan prevalensi dari influenza, termasuk juga penyakit dalam lainnya.
Dalam penelitian yang dilakukan Kosen S pada 2011, sekitar 4 juta kasus flu di Indonesia terjadi setiap tahun dan mengakibatkan hampir 200.000 rawat inap terkait dengan flu. Hal ini menimbulkan beban biaya yang tinggi, baik bagi masyarakat maupun keuangan negara.
Indonesia telah mengeluarkan biaya Rp 831 miliar untuk rawat jalan dan Rp 540 miliar untuk rawat inap. Dengan demikian, total biaya yang berkaitan langsung dengan kesehatan mencapai Rp 1,396 triliun. Jumlah ini belum termasuk biaya tidak langsung, misalnya hilangnya produktivitas, transportasi, penanganan penyakit, dan kematian yang secara signifikan menambah biaya terkait influenza di Indonesia.
Influenza diperparah polusi udara
Wakil Ketua Indonesia Influenza Foundation dan Pakar Imunisasi dari Pengurus Besar PAPDI Samsuridjal Djauzi khawatir kondisi polusi saat ini bisa semakin meningkatkan kasus influenza di Indonesia. Terlebih, masyarakat belum sadar pentingnya vaksinasi influenza.
”Polusi ini bisa meningkatkan penularan dan prevalensi dari influenza, termasuk juga penyakit dalam lainnya. Karena polutan yang kecil itu masuk ke saluran napas kita dan menimbulkan inflamasi kronik, ini merupakan bahan bakar untuk terjadinya proses yang tidak seimbang di tubuh kita,” ucap Samsuridjal.
Dia berharap pemerintah segera mencari solusi berkelanjutan agar masalah polusi ini bisa dikendalikan demi kesehatan masyarakat. Salah satu cara yang diusulkan adalah dengan memasukkan vaksin influenza dalam program imunisasi rutin wajib di Indonesia.
Menurut Samsuridjal, vaksin influenza sudah masuk dalam rencana pemerintah untuk masuk program imunisasi nasional dalam lima tahun yang akan datang. Pemerintah akan mempertimbangkan anggaran dan kemampuan produksinya. Selain itu, pemerintah juga masih mempertimbangkan kondisi kesehatan masyarakat sebelum menentukan jenis vaksin yang dimasukkan dalam program imunisasi nasional.
”Jenis vaksin yang antre itu banyak untuk masuk program nasional. Jadi, kita masih bersaing dengan jenis vaksin lain yang kelihatannya masih berdampak lebih besar dan biayanya mungkin lebih mampu. Kami hanya merencanakan, mudah-mudahan lima tahun lagi jadi,” ucapnya.
Sejauh ini baru ada 14 jenis vaksin dalam imunisasi rutin yang diprogramkan Kementerian Kesehatan, di antaranya BCG Polio 1, DPT-HB-Hib 1 Polio 2 (mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia), DPT-HB-Hib 2 Polio 3, DPT-HB-Hib 3 Polio 4, campak, DPT-HB-Hib 1 (mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis), campak rubella, campak rubella dan DT, tetanus difteri td, vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Lebih lanjut, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Wismandari Wisnu menambahkan, vaksinasi influenza sangat penting bagi pengidap diabetes. Sebab, pengidap diabetes berisiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk influenza, karena lemahnya sistem kekebalan tubuh penyandang diabetes sehingga sulit melawan infeksi.
Vaksinasi influenza pada penyandang diabetes dengan risiko kardiovaskular juga terbukti menurunkan risiko kematian karena penyakit kardiovaskular serta angka kejadian komplikasi kardiovaskular. ”Inilah mengapa perlindungan seperti vaksinasi influenza sangat penting bagi para penyandang diabetes,” kata Wismandari.