Luna-25, Wahana Pendarat Bulan Milik Rusia, Memasuki Orbit Bulan
Wahana milik Rusia, Luna-25, memasuki orbit Bulan dan bersiap melakukan pendaratan di sekitar kutub selatan Bulan pada 21 Agustus 2023. Misi ini akan membuat persaingan pendaratan di kutub selatan Bulan makin kompetitif.
Setelah menempuh perjalanan sekitar lima hari, wahana pendarat Bulan milik Rusia, Luna-25, berhasil memasuki orbit Bulan, Rabu (16/8/2023). Ini adalah babak baru bagi Rusia sebagai penerus kejayaan teknologi luar angkasa Uni Soviet, setelah 47 tahun lebih absen dalam eksplorasi Bulan.
Luna-25 diluncurkan menggunakan roket Soyuz-2.1b dari landas luncur 1C Bandar Antariksa Kosmodrom Vostochny di Amur, wilayah timur jauh Rusia, pada Jumat (11/8/2023) pukul 08.10 waktu setempat atau pukul 06.10 waktu Jakarta.
Seperti dikutip dari akun Telegram Badan Antariksa Rusia Roscosmos, beberapa menit setelah peluncuran, roket tingkat kedua Soyuz bernama Fregat berhasil memisahkan diri dari roket tingkat pertama. Setelah itu, kendali peluncuran diambil alih oleh pusat kendali di Bumi. Data telemetri yang diterima menunjukkan wahana Luna-25 bekerja dan berfungsi dengan baik.
Lihat juga : Rusia Luncurkan Luna-25 Menuju Bulan
Sesuai perkiraan, Rabu (16/8/2023), Luna-25 memasuki orbit Bulan. Satelit buatan ini ini akan mengelilingi satelit alami Bumi pada jarak 100 kilometer dari permukaan Bulan. Selain itu, Luna-25 sempat mengambil citra kawah Zeeman di permukaan Bulan dan mengukur parameter plasma ruang angkasa, gas dan debu di eksosfer Bulan, serta fluks sinar gamma dan neutron dari permukaan Bulan.
”Semua sistem Luna-25 berfungsi normal, komunikasi dengan wahana juga berlangsung stabil,” tulis Roscosmos dalam pernyataannya di Telegram yang dikutip Space, Rabu (16/8/2023).
Jika semua berjalan sesuai rencana, Luna-25 diperkirakan akan mendarat di permukaan Bulan di utara kawah Boguslavsky yang masuk wilayah kutub selatan Bulan pada Senin (21/8/2023). Selain itu, ada dua lokasi pendaratan cadangan jika lokasi pendaratan utama mengalami masalah, yaitu di barat daya kawah Manzini dan selatan kawah Pentland A.
Jika pendaratan berjalan sukses, wahana ini akan bekerja selama satu tahun di Bulan untuk berburu air es, sumber daya yang diprediksi ada dalam jumlah melimpah di kutub selatan Bulan, serta melakukan sejumlah penelitian.
Sejarah baru pendaratan di Bulan
Luna-25 adalah misi ke Bulan pertama dalam sejarah modern Rusia. Peluncuran terakhir ke Bulan dilakukan tahun 1976 melalui misi Luna-24 saat Rusia masih tergabung dalam Uni Soviet. Ketika itu, misi ini berhasil membawa 170 gram tanah Bulan ke Bumi.
Tugas terpenting Luna-25 adalah mendarat di daerah yang belum pernah didarati siapa pun.
Peluncuran Luna-25 ini tertunda beberapa kali dengan berbagai alasan teknis. Kendala utama penundaan itu adalah invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022. Invasi itu membuat Badan Antariksa Eropa (ESA) yang ditunjuk untuk menyediakan kamera navigasi Pilot-D membatalkan kerja sama. Padahal, kamera itu diperlukan agar wahana ini bisa mendarat dengan presisi di permukaan Bulan.
Namun, situasi itu tidak mengendurkan tekad Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Bandar Antariksa Vostochny pada April 2022 menegaskan bahwa sanksi yang diberikan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain tidak akan menghalangi tekad Rusia untuk mengeksplorasi antariksa.
”Terlepas dari semua kesulitan dan upaya dari luar untuk mengganggu, Rusia pasti akan mewujudkan semua rencana yang dibangun dengan konsisten dan penuh ketekunan,” kata Putin seperti dikutip Space, 10 Agustus 2023.
Berbeda dengan pendahulunya yang biasanya mendarat di sekitar khatulistiwa Bulan, Luna-25 akan mendarat di sekitar kutub selatan Bulan, yaitu kawah Boguslavsky. Ini adalah medan yang rumit. Karena itu, salah satu tujuan utama Luna-25 ini adalah untuk menguji teknologi pendaratan lunak di kutub selatan Bulan untuk masa yang akan datang.
Baca juga : Terbangkan Luna ke Bulan, Rusia Tegaskan Status Adidaya Antariksa
”Secara sederhana, tugas terpenting Luna-25 adalah mendarat di daerah yang belum pernah didarati siapa pun,” kata kepala ilmuwan untuk misi Luna-25, Maxim Litvak, dari Institut Penelitian Antariksa Rusia (IKI).
Wahana pendarat Luna-25 dirancang, dibangun, dan diuji oleh perusahaan dirgantara Rusia, NPO Lavochkin. Wahana ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu platform pendaratan yang dilengkapi dengan sistem propulsi, roda pendaratan, hingga pengukur jarak dan kecepatan. Sementara bagian lainnya berupa wadah instrumen tanpa tekanan yang sarat dengan peralatan ilmiah, radiator, aneka peranti elektronik, panel surya, sumber panas dan daya radioisotop, antena, hingga kamera televisi.
Jika pendaratan nantinya berjalan lancar, selain mencari tanda keberadaan air es di kutub selatan Bulan, wahana ini akan mempelajari lapisan atas regolith atau tanah di permukaan Bulan yang menutupi batuan padat dan mengukur atmosfer Bulan yang sangat tipis.
Untuk mendukung misi ini, Luna-25 dilengkapi dengan sejumlah instrumen seberat 30 kilogram. Instrumen tersebut antara lain sistem layanan televisi (STS-L), manipulator Bulan kompleks dengan alat pengambil tanah Bulan (LMK), serta detektor neutron dan sinar gamma (ADRON-lR) untuk mencari air es.
Baca juga : Rusia dan Program Bulan-nya
Ada pula spektrometer inframerah (LIS-TV-RPM), spektrometer laser (LAZMA-LR), penganalisis massa-energi ion (ARIES-L), pemonitor debu (PmL), dan unit pengendali informasi ilmiah (BUNI).
Kutub selatan Bulan
Saat ini, bukan hanya Luna-25 yang sedang menyasar kutub selatan Bulan. Sejumlah misi eksplorasi Bulan juga menjadikan kutub selatan sebagai tujuan utama misi mereka. Wilayah ini menjadi daerah yang menarik bagi komunitas ilmiah karena dari pemantauan di orbit menemukan adanya tanda-tanda es di dalam tanah Bulan. Air es itu tidak ditemukan di sekitar khatulistiwa Bulan.
Luna-25 dijadwalkan mendarat di tempat dan waktu yang hampir bersamaan dengan wahana Chandrayaan-3 milik India. Chandrayaan-3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dawan, Sriharikota, India, pada 14 Juli 2023, memasuki orbit Bulan pada 6 Agustus 2023, dan dijadwalkan mendaratkan wahana pendarat Vikram yang membawa wahana penjelajah Pragyaan pada 23-24 Agustus 2023.
Vikram akan didaratkan di daerah permukaan Bulan dengan posisi astronomis 69,367621 Lintang Selatan dan 32,348126 Bujur Timur Bulan. Sementara Luna-25 yang mendarat di dekat kawah Boguslavsky memiliki posisi pendaratan 69,5450 derajat Lintang Selatan dan 43,5440 derajat Bujur Timur.
Ada pula Amerika Serikat yang berencana membangun pangkalan di Bulan pada akhir dekade 2020-an. Bahkan, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) berencana mendaratkan dua antariksawan di kutub selatan Bulan pada 2025 melalui misi Artemis-3 setelah pendaratan manusia terakhir mereka lakukan pada 1972. Hingga kini, AS menjadi satu-satunya negara yang pernah mendaratkan manusia di Bulan.
Selain itu, ada China yang juga berencana mengirimkan wahananya ke kutub selatan Bulan pada tahun 2026 dalam misi Chang’e 7. Dikutip dari Space, 27 Januari 2023, misi ini akan terdiri dari wahana pengorbit, pendarat, dan juga detektor terbang kecil untuk berburu air es. China adalah negara ketiga yang bisa mendaratkan wahananya dengan mulus di permukaan Bulan, setelah Uni Soviet dan AS. Jika berhasil, India akan menjadi yang keempat.
Lihat juga : China Akan Terbangkan Astronotnya ke Bulan Sebelum 2030
Litvak mengatakan, Rusia telah menyiapkan misi masa depan pendaratan di Bulan berdasarkan pengembangan Luna-25. Misi Luna-26 yang akan dikirimkan berupa wahana pengorbit. Setelah itu, akan diikuti dua misi pendarat, yaitu Luna-27 yang akan mengirimkan wahana untuk pengeboran ke Bulan dan Luna-28 untuk mengirimkan tanah regolit dari kutub Bulan kembali ke Bumi.
Pengiriman wahana-wahana ke Bulan itu merupakan bagian dari rencana Rusia untuk mengoperasikan stasiun ilmiah secara penuh di Bulan bekerja sama dengan China. Stasiun Riset Bulan Internasional (ILRS) itu, seperti dikutip The Guardian, 25 Juni 2021, direncanakan beroperasi tahun 2036. Sama seperti misi Artemis, ILRS juga terbuka untuk berkolaborasi dengan negara-negara lain.
”Saya berharap Rusia bisa menjadi yang pertama mendarat di sekitar kutub Bulan dan melakukan eksperimen langsung pertama untuk mempelajari dan mencari air di Bulan. Ini akan menjadi tonggak untuk memulai segala sesuatu (di Bulan),” kata Direktur Ilmiah IKI untuk tahap pertama misi Rusia ke Bulan, Lev Zelyony.
Jika Luna-25 nantinya berhasil mendarat di utara kawah Boguslavsky pada 21 Agustus 2023, maka peristiwa ini akan menjadi pendaratan teknologi manusia pertama di kutub selatan Bulan. Keberhasilan ini tidak hanya penting bagi Rusia, tetapi juga bagi eksplorasi manusia terhadap Bulan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.