Tuntutan Layanan Kesehatan Kian Tinggi, Wapres: Tingkatkan Mutu Tenaga Kesehatan
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut tantangan aksesibilitas, kesetaraan layanan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang semakin tinggi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
TUBAN, KOMPAS — Selain aksesibilitas dan kesetaraan layanan kesehatan bagi masyarakat, tuntutan terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang semakin tinggi juga menjadi tantangan tersendiri. Kondisi ini turut meningkatkan kebutuhan tenaga kesehatan yang semakin berkualitas dan berkompeten. Karena itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengharapkan mutu lulusan pendidikan tenaga kesehatan terus ditingkatkan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Agustus 2023 terdapat sekitar 1,6 juta tenaga kesehatan yang mencakup 9 jenis tenaga kesehatan prioritas di Indonesia. Perawat dan bidan merupakan dua tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak, yaitu mencapai 66 persen.
Saat ini terdapat sekitar 657.000 perawat dan 392.000 bidan tersebar di Indonesia. Adapun rasio perawat Indonesia saat ini masih sekitar 2,39 per 1.000 penduduk dan rasio bidan 1,43 per 1.000 penduduk.
”Angka ini cukup baik jika disandingkan dengan target rasio perawat 2 per 1.000 penduduk hingga 2025 sesuai yang ditetapkan dalam Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan,” kata Wapres Amin saat memberi sambutan pada pembekalan Wisuda III dan Peresmian Gedung Baru Kampus C Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban, di Tuban, Provinsi Jawa Timur, Kamis (10/8/2023).
Di sisi lain, Wapres Amin menuturkan, tenaga kesehatan Indonesia sebetulnya banyak dibutuhkan oleh negara lain. Permintaan perawat dari Jepang, Arab Saudi, dan Jerman cukup tinggi meskipun belum sepenuhnya dapat dipenuhi.
Salah satunya karena standar kompetensi dan kualifikasi perawat Indonesia belum memenuhi standar kompetensi negara tujuan. ”Oleh karena itu, segenap potensi dan peluang di bidang pelayanan kesehatan masyarakat ini harus terus digarap dengan optimal,” kata Wapres Amin.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin meminta, antara lain, agar segenap sivitas akademika dari perguruan tinggi pencetak tenaga kesehatan di Indonesia, terkhusus IIK-NU Tuban, untuk terus meningkatkan kontribusi nyata.
”Pastikan mutu lulusan tenaga kesehatan terus ditingkatkan agar memenuhi standar mutu kerja di dalam maupun luar negeri. Perkuat jejaring alumni agar mereka menjadi jembatan penghubung yang efektif antara kampus dan berbagai sektor kesehatan,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin pun meminta agar memperluas kerja sama dan kolaborasi riset dan pengembangan bidang kesehatan, khususnya dengan perguruan tinggi dan rumah sakit, baik dalam maupun luar negeri.
IIKNU Tuban juga diminta agar mempersiapkan mahasiswa sejak dini untuk penuhi kebutuhan pasar tenaga kerja, seperti menambah keterampilan bahasa dan pengenalan budaya negara tujuan.
Pastikan mutu lulusan tenaga kesehatan terus ditingkatkan agar memenuhi standar mutu kerja di dalam dan luar negeri.
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, masalah mendasar masih dihadapi, termasuk di bidang kesehatan. Masalah dimaksud antara lain tengkes dan angka kematian ibu dan anak. Semua wisudawan dan wisudawati menjadi tumpuan bagi Jatim.
Rektor IIKNU Miftahul Munir dalam laporannya menuturkan, wisuda kali ini diikuti 183 peserta wisuda yang terdiri dari 120 sarjana keperawatan dan 63 sarjana kebidanan. IIKNU terus berusaha menambah fasilitas, sarana dan prasarana, serta gedung baru.
Dia pun memberikan pesan kepada peserta wisuda. ”Amalkan ilmu kalian. Beri sentuhan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan,” kata Miftahul.