Pelajar Indonesia Raih Aneka Prestasi di Panggung Internasional
Pelajar Indonesia unjuk prestasi di berbagai ajang kompetisi keilmuan internasional. Prestasi ini menunjukkan bahwa anak-anak muda Indonesia punya potensi unggul yang perlu terus didukung.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pelajar Indonesia mempersembahkan tiga medali emas dan dua medali perak di ajang Olimpiade Ekonomi Internasional (IEO) 2023 yang digelar di Volos, Yunani, pada 24 Juli 2023 hingga 2 Agustus 2023. Indonesia menjadi juara umum kedua dari 50 negara.
Prestasi gemilang Tim Olimpiade Ekonomi Indonesia tersebut dipersembahkan oleh Himyar Arsenio Kamaka (SMAN 8 Jakarta) yang meraih medali emas dan mendapatkan honorary mention dalam bidang Financial Game Literacy. Medali emas juga berhasil diraih Muhammad Amadeus Ihsan (SMA Kharisma Bangsa Kota Tangerang Selatan) dan mendapatkan honorary mention dalam bidang Economics serta Reyhan Muhammad Hatta (SMA Cikal Amri Jakarta) yang mendapat honorary mention dalam Financial Game Literacy.
Adapun medali perak dipersembahkan Naufal Wiwit Putra (MAN 2 Kota Malang) dan William Philip Karnadi dari (SMA Kristen 3 Penabur Jakarta). Tim ini didampingi dua mentor, yakni dosen Universitas Negeri Malang, Dwi Wulandar, dan dosen Universitas Gadjah Mada, Taufikur Rahman.
Dwi menjelaskan, kompetisi Olimpiade Ekonomi Internasional 2023 mempertemukan siswa-siswa berbakat dari seluruh penjuru dunia yang telah melalui proses seleksi ketat di negara masing-masing. Untuk mewakili Indonesia, kelima siswa terbaik telah melalui tahap pembinaan dan seleksi ketat yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Prestasi yang mengharumkan nama bangsa sebelumnya juga dipersembahkan para pelajar yang tergabung dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang berkompetisi di Tokyo, Jepang, pada pertengahan Juli lalu. Lima siswa berhasil meraih dua medali perak, satu perunggu, dan dua honourable mentions di ajang Olimpiade Fisika Internasional Ke-53.
Siswa yang menorehkan prestasi di ajang Olimpiade Fisika Internasional itu adalah Savero Lukianto Chandra (SMA Fransiskus Kota Bandar Lampung) dan Fansen Candra Funata (SMA Darma Yudha Pekanbaru) dengan medali perak. Selain itu, medali perunggu diraih oleh Muhammad Arif Khalfani Ismail (SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh). Adapun honourable mentions diraih oleh Muhammad Zaidan Naja (MAN 2 Kota Malang) dan Ahmad Nafi Ramadhan (SMA Al Kahfi Kabupaten Bogor).
Saya mendapatkan pengalaman yang berharga bisa bertemu dengan peserta dari banyak negara.
Tim Indonesia bersaing dengan 394 peserta dari 80 negara. Peserta mengikuti tes eksperimen dan tes teori. Savero Lukianto Chandra mengatakan, kompetisi di Olimpiade Fisika Internasional berjalan sangat kompetitif. Savero yang berhasil meraih medali perak mengatakan, kesuksesan ini bukan hanya dari kerja keras dirinya semata-mata, melainkan juga dari para pembina.
”Saya mendapatkan pengalaman yang berharga bisa bertemu dengan peserta dari banyak negara. Saya berharap prestasi di Olimpiade Fisika Internasional ini bisa membawa saya ke masa depan yang lebih cemerlang,” kata Savero.
Di bidang matematika, pelajar Indonesia yang berkompetisi di Olimpiade Matematika Internasional Ke-64 di Chiba, Jepang, yang diikuti 618 siswa dari 112 negara, juga mempersembahkan satu medali perak, tiga medali perunggu, dan tiga honourable mentions.
Peraih medali perak adalah Rafael Kristoforus Yanto (SMAK BPK Penabur Gading Serpong). Kemudian, medali perunggu diraih oleh Rizky Rajendra Anantadewa (SMAN 5 Surabaya), Evelyn Lianto (SMA Mawar Sharon Christian School Surabaya), dan Evan Nathanael (SMAK Yos Sudarso Batam).
Selanjutnya, penghargaan honourable mentions diberikan kepada Axel Giovanni Hartanto (SMA Kharisma Bangsa Tangerang) dan Joshua Marvel Salomo (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta).
Ketua Tim Delegasi Indonesia Olimpiade Matematika Internasional 2023 Aleams Barra yang juga dosen Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung, mengatakan, pelajar Indonesia berhasil memecahkan masalah yang kompleks dan merumuskan solusi luar biasa dalam waktu yang terbatas di antara ratusan peserta dari banyak negara di dunia yang ikut serta.
Para siswa diuji dengan enam soal matematika yang menantang, mencakup aljabar, kombinatorika, geometri, dan teori bilangan. Penyelesaian semua soal tersebut membutuhkan pemikiran cepat, stabilitas mental, dan kreativitas.
”Prestasi ini menegaskan potensi luar biasa yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia di bidang matematika,” kata Aleams.
Peraih medali perak, Evelyn Lianto, mengatakan, matematika semestinya jangan dilihat sebagai pelajaran sulit dengan berbagai rumus yang rumit. ”Namun, ciptakan cara yang menyenangkan untuk memecahkan persoalan matematika sekaligus ajang mencapai prestasi,” ujar Evelyn.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek Hendarman menambahkan, para talenta muda bangsa yang berprestasi hingga tingkat internasional akan mendapat perhatian pemerintah, salah satunya lewat pemberian beasiswa, yaitu Beasiswa Indonesia Maju (BIM). ”Program BIM juga sebagai bentuk penghargaan dan upaya jaminan karier belajar untuk siswa berprestasi melanjutkan studi di pendidikan tinggi,” kata Hendarman.
Lebih lanjut, ia mengatakan, keberhasilan yang telah ditunjukkan pelajar Indonesia di berbagai ajang kompetisi internasional merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan bimbingan pemerintah lewat Puspresnas serta para guru dan pembimbing yang terlibat. ”Prestasi yang luar biasa ini juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta dan potensi yang sangat besar di berbagai bidang,” ujarnya.
Puspresnas mendukung tim Indonesia untuk berprestasi optimal di berbagai ajang internasional. ”Puspresnas juga akan mengadakan evaluasi agar ke depannya lebih baik lagi dan tentunya kami berharap agar lebih banyak medali yang diperoleh dan dari daerah yang beragam,” katanya.