Episkop Daniel, Pemimpin Baru Gereja Ortodoks Indonesia
Pemimpin Gereja Ortodoks Indonesia, Episkop Daniel dari Nikopolis, baru saja ditahbiskan. Ia merupakan episkop pertama Gereja Ortodoks yang merupakan warga Indonesia.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS – Pemimpin Gereja Ortodoks Indonesia, Episkop Daniel dari Nikopolis baru saja ditahbiskan. Episkop Daniel merupakan Episkop Ortodoks Indonesia pertama yang merupakan warga negara Indonesia.
Episkop atau uskup dalam Gereja Ortodoks merupakan pemimpin bagi Gereja Ortodoks di suatu wilayah. Kepemimpinannya bersifat sakramental dan konstitusional. Episkop bertugas untuk melakukan penahbisan presbiter atau romo, pengkhotbah, pengajar, penggembala, serta menjaga umat di wilayah kepemimpinannya.
”Setelah melewati perjalanan panjang selama lebih dari 30 tahun, Gereja Ortodoks ada di Indonesia, Gereja Ortodoks Indonesia akhirnya memiliki episkop putra asli Indonesia yang adalah orang pertama yang membawa ajaran Ortodoks di Indonesia,” ujar Romo Yakobus di sela-sela acara penyambutan Yang Mulia Episkop Daniel di Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (23/7/2023).
Yang Mulia Episkop Daniel dari Nikopolis Indonesia ditahbiskan ke dalam jenjang keepiskopan oleh Sinode Suci Gereja Ortodoks Yunani pada Jumat, 21 Juli 2023, waktu setempat. Penahbisan tersebut dilakukan di Gereja Kabar Sukacita, Dorileu, Piraeus, Yunani, oleh Hierarki Pertama dari Gereja Ortodoks Yunani, Yang Mulia Episkop Agung Kallinikos.
Romo Yakobus menyampaikan, penahbisan Episkop Daniel menjadi harapan baru bagi umat Gereja Ortodoks Indonesia. Sejak Gereja Ortodoks Indonesia diakui di Indonesia di bawah Bimas Kristen Kementerian Agama pada 1981, episkop yang menjadi pemimpin Gereja Ortodoks Indonesia berasal dari negara lain. Hal itu terkadang membuat umat berjarak dengan pemimpinnya.
”Dengan adanya Episkop Daniel, umat sangat bersukacita karena mereka lebih dekat dengan uskupnya. Umat pun merasa dekat dengan gembalanya. Selain itu, episkop dari Indonesia juga diharapkan dapat mendukung perkembangan Gereja Ortodoks di Indonesia,” tuturnya.
Setelah melewati perjalanan panjang selama lebih dari 30 tahun Gereja Ortodoks ada di Indonesia, Gereja Ortodoks Indonesia akhirnya memiliki episkop putra asli Indonesia.
Saat ini, jumlah umat Gereja Ortodoks Indonesia sekitar 4.000 orang. Ajaran Gereja Ortodoks pertama kali dibawa oleh Daniel yang kini telah ditahbiskan sebagai Episkop Gereja Ortodoks Indonesia pada 1988. Untuk itu, Daniel pun telah dikenal sebagai Bapak Ortodoks Indonesia yang juga menjadi pendiri Gereja Ortodoks Indonesia.
Setelah penahbisannya, ia akan dikenal sebagai Episkop Daniel dari Nikopolis, Indonesia. Nikopolis berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”Kota Kemenangan” atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ”Jayakarta”. Sebutan itu merupakan nama lain dari Jakarta. Dengan demikian, Episkop Daniel membawahi seluruh wilayah Indonesia dan berkedudukan di Jakarta.
Episkop Daniel menyampaikan, sebagai episkop ia berharap dapat semakin mewartakan pesan persaudaraan dan perdamaian di tengah keberagaman yang ada di Indonesia. Sebagai warga Indonesia, umat Gereja Ortodoks harus bisa menjadi ortodoks yang utuh, tetapi juga sebagai warga Indonesia sejati.
”Visi saya bahwa kita ini jangan dipecah-pecahkan oleh budaya. Pesan damai harus selalu dibawa karena agama tanpa perdamaian berarti gagal,” katanya.