Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Bantu Siswa Beradaptasi
Siswa baru yang beralih jenjang mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS di hari-hari awal masuk sekolah. MPLS membantu mereka beradaptasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian sekolah memulai tahun ajaran baru 2023/2024 pada Rabu (12/7/2023) dan sebagian lainnya pada Senin (17/7/2023). Tahun ajaran baru ini dimulai dengan masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS selama beberapa hari. MPLS diharapkan membantu siswa beradaptasi setelah beralih jenjang dari PAUD ke SD, SD ke SMP, dan SMP ke SMA.
Sekolah-sekolah di Jakarta melaksanakan MPLS di hari pertama sekolah pada 12 Juli 2023. Rata-rata MPLS berlangsung selama tiga hari. MPLS umumnya diisi dengan pemaparan materi, pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah, hingga lomba dan ajang unjuk bakat.
Adapun SD Negeri 07 Cideng, Jakarta, melakukan MPLS selama 10 hari pada 12-25 Juli 2023. Ada 53 siswa baru kelas I SD yang mengikuti kegiatan ini. MPLS diupayakan berlangsung secara menyenangkan.
Kepala SDN 07 Cideng Ratna Suminar mengatakan, siswa baru diajak mengelilingi sekolah. Kepada mereka ditunjukkan ruang perpustakaan, ruang guru, toilet, kantin, dan unit kesehatan sekolah (UKS). Mereka juga diajak ke ruang kelas lain dan mengenal kakak-kakak kelas.
”Kami minta kakak kelasnya mendampingi adik-adiknya untuk mencegah bullying (perundungan). Ada 10 kakak kelas IV-VI SD yang dilibatkan secara bergantian selama 10 hari,” kata Ratna di Jakarta, Senin. ”Ini juga agar kakak kelas punya keterikatan dan sayang dengan adik-adiknya,” tambahnya.
Kami minta kakak kelasnya mendampingi adik-adiknya untuk mencegah bullying.
MPLS di sekolah ini biasanya berlangsung selama tiga hari, kemudian ditambah tujuh hari lagi untuk memantapkan kesiapan siswa belajar di kelas. Ratna mengatakan, masih ada sejumlah siswa baru yang terikat dengan kehadiran orangtua pada hari-hari awal sekolah.
Di sekolah ini, orangtua diperbolehkan memantau kegiatan siswa di kelas selama tiga hari awal MPLS. Selain untuk membantu anak terbiasa berada di kelas baru, hal ini juga untuk mengurangi kekhawatiran sejumlah orangtua.
”Ada orangtua yang terlalu khawatir sehingga saya siapkan orangtuanya dulu (di hari awal sekolah). Ibu dan bapak sudah memberi kepercayaan ke sekolah, maka beri kesempatan ke sekolah untuk mendampingi anak-anak,” ucapnya.
Wira (7), siswa kelas I SDN 07 Cideng, menyebut, ia sudah mengelilingi lingkungan sekolah, berkenalan dengan teman sebaya dan kakak kelas, serta bermain dengan warga sekolah. Ia mengaku senang di sekolah barunya.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 33 Jakarta Reny Ika Suzanty mengatakan, sekolahnya menggelar MPLS selama tiga hari pada 12-14 Juli 2023. Ada 288 siswa baru yang mengikuti kegiatan ini.
MPLS, antara lain, diisi dengan pemberian materi dari pihak sekolah tentang Kurikulum Merdeka, tata tertib sekolah, dan Profil Pelajar Pancasila. Pihak sekolah juga mengundang sejumlah narasumber eksternal, misalnya dari Kepolisian Sektor Cengkareng dan Badan Narkotika Nasional untuk membahas perihal narkotika dan obat-obat terlarang. Ada pula pihak puskesmas yang memberi paparan materi tentang bahaya merokok, kesehatan reproduksi, serta perundungan.
Selain itu, diadakan lomba menghias pot, mendaur ulang botol dan kertas bekas, serta pemilihan Abang dan None SMAN 33 untuk MPLS. ”Seleksinya tidak hanya dari cantik secara fisik, namun mereka harus membuat esai serta wawancara dalam bahasa Inggris dan Indonesia,” ucap Reny. ”Kami juga melakukan psikotes ke anak-anak kelas X SMA untuk mengenali potensi, bakat, dan minatnya. Sebab, di kelas XI nanti, mereka mesti memilih mata pelajaran sesuai (kemampuan) akademis dan keinginannya,” tambahnya.
Adaptasi
Saat dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan, MPLS penting untuk membantu siswa beradaptasi di sekolah baru. Rasa akrab dengan lingkungan baru membuat siswa merasa nyaman dan siap untuk belajar.
Siswa yang nyaman dengan tempat belajarnya pun cenderung bisa menyerap pelajaran dengan baik, berani menyampaikan gagasannya, serta dapat berekspresi dengan bebas. Jika siswa langsung diajak belajar tanpa beradaptasi di lingkungan baru, mereka akan tegang atau tertekan. Hal ini memberi pengalaman bersekolah yang tidak menyenangkan sehingga siswa malas ke sekolah di kemudian hari.
”Pada dasarnya, tahap pengenalan ini adalah parenting atau pendampingan dari kakak kelas, bapak dan ibu guru, serta wali kelas. Mereka mendampingi siswa baru yang sedang menuju pembelajaran,” katanya.