logo Kompas.id
HumanioraEkspansi Pertambangan Nikel...
Iklan

Ekspansi Pertambangan Nikel Picu Deforestasi Seluas 25.000 Hektar

Analisis Auriga juga menunjukkan, secara kumulatif dalam 20 tahun terakhir seluas 24.811 hektar lahan hutan dibuka karena pertambangan nikel. Deforestasi akibat pertambangan nikel ini paling besar terjadi pada 2012.

Oleh
PRADIPTA PANDU
· 3 menit baca
Tambang nikel di Desa Tapunggaya, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Rabu (7/8/2019).
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Tambang nikel di Desa Tapunggaya, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Rabu (7/8/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia terus berupaya mengembangkan pertambangan dan industri nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Namun, ekspansi besar-besaran dari pertambangan nikel ini telah memicu deforestasi hingga mencapai hampir 25.000 hektar di berbagai wilayah di Indonesia.

Peneliti Auriga Nusantara, Dedy Sukmara, mengemukakan, masifnya pengembangan kendaraan listrik yang dipandang sebagai transportasi ramah lingkungan justru berpotensi mengancam kelestarian hutan alam. Sebab, ekspansi pertambangan nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik telah menyebabkan deforestasi di berbagai wilayah di Indonesia.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000