Hilang 10 Hari, Tiga Anggota Jemaah RI dalam Pencarian
Tiga anggota jemaah haji Indonesia yang tergolong lansia dilaporkan hilang selama 10 hari lebih. Ketiganya hingga Senin (10/7/2023) dalam proses pencarian.
Oleh
ADI PRINANTYO dari Mekkah, Arab Saudi
·4 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Tiga anggota jemaah haji Indonesia hilang selama10 hari lebih, dan hingga Senin (10/7/2023) masih dalam proses pencarian di Mekkah, Arab Saudi, dan sekitarnya. Seiring dengan tergolong lamanya masa pencarian dan belum berbuah hasil, tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH Arab Saudi segera melaporkan kehilangan tiga orang ini ke Kepolisian Arab Saudi.
Ketiga anggota jemaah yang hilang itu ialah Suharja Wardi Ardi (69) dari Kelompok Terbang (Kloter) KJT (Kertajati) 10, Idun Rohim Zen (87) dari Kloter PLM (Palembang) 20, dan Niron Sunar Suna (77) dari Kloter SUB (Surabaya) 65. Mereka dilaporkan hilang dalam waktu dan sebab yang berbeda, tetapi masih dalam rangkaian puncak ibadah haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina).
Suharja, dalam laporan Ketua Sektor 2 Mekkah Deni Rusli, disebutkan menghilang sejak wukuf di Arafah pada Selasa (27/6/2023). Menurut Deni, Suharja bersama istri keluar tenda untuk buang hajat di toilet dan mengambil wudu. Selesai dari toilet, Suharja terpisah dari istrinya dan belum kembali ke tenda semula. Keberadaan Suharja tak diketahui hingga Minggu (9/7/2023).
Ketua Kloter KJT 10 Cece Moh Ihya menerima laporan kehilangan Suharja setelah selesai wukuf di Arafah. ”Teman-teman petugas haji lalu berusaha mencari di sekitar Maktab 12, lokasi tenda Suharja, tetapi belum ditemukan. Mungkin karena padat jemaah. Laporan lalu saya perluas ke berbagai tingkatan. Sampai rombongan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah, lalu ke Mina, sampai sekarang ini kembali ke hotel, belum ditemukan,” kata Cece.
Sementara Niron mulai terpisah dari rombongannya pada 29 Juni 2023 setelah menunaikan lempar jumrah hari kedua, yang dijalaninya selepas shalat Subuh. Menurut Hartono Sunayar, Ketua Kloter SUB 65, dalam perjalanan dari Mina ke Jamarat, Niron masih berkumpul dengan rombongannya.
”Tetapi, sepulang ke Mina, Pak Niron tidak terlihat di tenda. Setelah hingga sore hari tidak kunjung datang, istri pak Niron lapor ke saya. Maka, saya dan istri Pak Niron melapor ke tim Perlindungan Jemaah di Mina, diikuti laporan-laporan berikutnya. Pencarian sejauh ini belum berhasil,” ujar Hartono.
Pada Rabu (5/7/2023), lanjutnya, ada informasi penemuan barang-barang Niron, seperti tas, paspor, kalung identitas, dan baju. ”Setelah dicek, benar barang-barang itu milik Pak Niron. Yang bersangkutan sampai tanggal 8 Juli belum ditemukan,” kata Hartono.
Terakhir minta izin ke toilet
Adapun Idun juga terpisah dari rombongannya pada saat wukuf di Arafah, Selasa (27/6/2023). Ketua Kloter PLM 20 Maytizah Husna menyampaikan, Idun terakhir kali meminta izin kepadanya untuk ke toilet sekitar pukul 15.30 waktu Arab Saudi, atau sore hari di tengah wukuf.
Sejak itu pula Idun belum kembali bersama kloternya. ”Ketika itu, ia minta izin ke toilet dan tidak mau ditemani. Setelah itu, hilang sampai sekarang. Kita sempat sisir waktu itu di maktab di Arafah, tidak ketemu,” kata Maytizah.
Kepala Bidang Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi Harun Al Rasyid mengungkapkan, pencarian telah diupayakan di berbagai tempat, termasuk untuk kasus Niron misalnya, di tempat mulai terpisah dari rombongan, yaitu di Arafah. ”Kami berulang kali mencari di Arafah. Beberapa tim kami turunkan, termasuk pada Sabtu (8/7/2023) malam kembali menyisir kawasan tersebut,” ujar Harun.
Selain itu, beberapa rumah sakit di Kota Mekkah juga ditelusuri, antara lain RS Abdul Malik Azis dan MMC Mekkah. Tim Perlindungan Jemaah mengecek data jemaah haji Indonesia yang sedang dirawat, juga di kamar jenazah. ”Tetapi, terkait tiga nama yang ada di daftar, belum ada titik terang,” ujarnya.
Seiring tuntasnya puncak ibadah haji dan mencegah kejadian anggota jemaah terpisah dari rombongan, Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Mekkah Zulkarnain Nasution mengimbau jemaah mengendalikan diri dengan tidak memforsir tenaga untuk menunaikan amalan-amalan sunah yang melampaui kemampuan diri, terutama untuk yang sudah lanjut usia (lansia).
”Amalan sunah itu misalnya umrah sunah berulang kali. Kemungkinan terpisah dari rombongan, harus benar-benar diantisipasi. Ada baiknya fokus pada amalan sunah yang lebih relevan, seperti mengkhatamkan Al Quran, shalat Sunah, bersedekah, dan iktikaf. Sembari menyiapkan kepulangan,” kata Zulkarnain.
Dia juga mengimbau jemaah membatasi kegiatan-kegiatan ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Mekkah. ”Ziarah atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah harus betul-betul dijalankan sesuai kemampuan. Sebaiknya juga tidak melakukan perjalanan ke luar Mekkah,” kata Zulkarnain.
Hingga Senin (10/7/2023), anggota jemaah haji RI yang wafat tercatat 530 orang. Jumlah kumulatif wafat tahun 2023 hingga hari ke-48 itu menjadi yang kedua tertinggi dalam lima tahun terakhir, setelah total 658 yang wafat pada 2017. Jika dibandingkan dengan sesama yang wafat hingga hari ke-48, angka pada tahun 2023 menjadi yang tertinggi. Disusul angka di 2017, dengan 489 wafat hingga hari ke-48.