Menumbuhkan Kesadaran Mengenai Pentingnya Kesehatan Kulit
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan kulit masih rendah. Karena itu, kampanye untuk melindungi kulit perlu digalakkan, termasuk melalui media sosial.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
Sebanyak 80 persen bagian tubuh pada manusia adalah kulit. Namun, kesadaran publik tentang pentingnya menjaga kesehatan kulit masih rendah. Situasi ini mendorong para ahli kulit di seluruh dunia berkumpul untuk mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan kulit. Edukasi bisa dilakukan melalui media sosial.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam Kongres Dermatologi Sedunia 2023 atau World Congress Dermatology (WCD) 2023 di Singapura pada 3-8 Juli ini adalah rendahnya kesadaran publik mengenai ancaman kesehatan kulit. Kongres ini diadakan setiap empat tahun sekali di bawah pengawasan kongres dermatologi terbesar di dunia, yaitu International League of Dermatological Societies (ILDS).
Sebanyak 11.000 orang, termasuk dokter spesialis kulit dari 130 negara, menghadiri simposium dan pameran produk kesehatan kulit ini. Acara itu juga dihadiri ilmuwan, profesional perawatan kesehatan, dan mitra industri, untuk memperkenalkan inovasi riset dermatologi dan kulit.
Presiden WCD Roy Chan, saat pembukaan acara itu, Senin (3/7/2023) malam, mengutarakan, pekerjaan dermatolog kurang dikenal. Padahal, dokter kulit berperan penting menjaga kesehatan fisik dan mental warga. Karena itu perlu edukasi pencegahan dan perawatan ahli untuk penyakit kulit yang umum, ataupun langka dan terabaikan.
Kongres tersebut terdiri dari setidaknya 200 simposium dan pidato utama yang membahas topik kesehatan kulit, termasuk psoriasis, kanker kulit, dermatologi estetika dan prosedural, penyakit rambut dan kuku, gangguan pigmen, dan infeksi.
Acara itu juga membahas pengobatan baru untuk mengatasi kerontokan rambut akibat penyakit autoimun ataupun gangguan hormon setelah perempuan melahirkan. Untuk penyakit kulit eksim yang memicu kulit kering, gatal, dan meradang, juga dibahas mengenai hasil uji klinis kemanjuran terapi biologi.
Kongres memaparkan harapan penemuan terbaru bagi pasien dengan vitiligo atau noda, di mana seseorang kehilangan warna kulit alami mereka. Para peneliti masalah kulit melakukan uji klinis fase awal metode pengobatan baru untuk terapi masalah pigmentasi tersebut. Selain itu, ada perawatan dan aneka macam produk perawatan kulit untuk masalah jerawat dan penuaan kulit.
”Dengan menyediakan forum bagi spesialis dari seluruh penjuru dunia, kami berharap WCD 2023 dapat meramu ide, meningkatkan kolaborasi, dan membangun kembali jaringan yang memperluas batas-batas pengetahuan dermatologi dan ilmu kulit,” kata Chan.
Paparan ultraviolet
Salah satu topik yang mengemuka dalam forum tersebut adalah pentingnya mengatasi dampak buruk perubahan iklim, polusi udara, gaya hidup masyarakat perkotaan, dan konsumsi makanan tak sehat, terhadap kesehatan kulit manusia. Namun, upaya memproteksi, misalnya memakai tabir surya (sunscreen) untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet (UV), masih rendah.
”Banyak kesalahpahaman di masyarakat tentang spektrum sinar UV. Banyak orang mengira tabir surya hanya digunakan saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pantai. Itu salah karena bahkan saat cuaca mendung atau hujan, di dalam atau di luar ruangan pun, kita bisa terpapar sinar UV yang efek jangka panjangnya berbahaya,” kata Stanley Setiawan, dokter spesialis kulit dari Indonesia.
Salah satu spektrum dalam sinar UV ialah long UVA yang berbahaya bagi kesehatan kulit karena bisa menembus lapisan kulit dalam. Namun, banyak orang belum memahami hal itu. Efeknya, orang bisa terancam kanker kulit, soal pigmentasi, jerawat, dan sebagainya. Namun, publik tak memiliki pemahaman dan sadar menjaga kesehatan kulit dari ancaman sinar ultraviolet itu.
Banyak kesalahpahaman di masyarakat tentang spektrum sinar UV. Banyak orang mengira tabir surya hanya digunakan saat beraktivitas di luar ruangan. Itu salah karena bahkan saat di dalam atau di luar ruangan, kita bisa terpapar sinar UV.
Terkait hal itu, warga dianjurkan memakai tabir surya setiap hari, saat beraktivitas di dalam maupun di luar ruangan. Sebab, meski berada di dalam mobil, spektrum long UVA bisa menembus kulit manusia. ”Ada banyak cara melindungi kulit dari paparan sinar UV. Salah satunya memakai pakaian yang menutupi kulit. Jika ingin lebih optimal harus memakai sunscreen ke mana-mana,” katanya.
Memperluas akses
Edukasi untuk menjaga kesehatan kulit, termasuk melindungi kulit dari paparan UV, tak hanya dilakukan para ahli kulit, tetapi juga industri produk kesehatan kulit. Salah satu perusahaan multinasional yang mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan kulit ialah L’Oréal.
”Kami memiliki program masa depan yang menawarkan kepada masyarakat di seluruh dunia untuk melakukan yang terbaik dalam hal mutu, khasiat, keamanan, keikhlasan, dan tanggung jawab, sambil merayakan keindahan pluralitasnya tak terbatas,” ungkap Presiden L’Oréal Kecantikan Kulit Seluruh Dunia Myriam Cohen-Welgryn, saat konferensi pers, Selasa (4/7/2023).
Cohen-Welgryn berpandangan akses layanan kesehatan kulit seharusnya menjadi hak setiap orang. Karena itu, L’Oréal menginisiasi program filantropi berfokus pada pencegahan dan edukasi kesehatan kulit, peningkatan mutu hidup dan kepercayaan diri bagi orang-orang yang menghadapi masalah kulit, dan penyediaan fasilitas perawatan.
Sementara dokter spesialis kulit Fitria Agustina mengungkapkan, tema menarik yang dibahas dalam WCD 2023 ialah penggunaan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk mendekatkan publik kepada layanan kesehatan kulit. Warga bisa memeriksakan kesehatan kulit dengan kecerdasan buatan.
Sebagai contoh, dalam program acnes spot scan yang bisa diakses di situs resmi L’Oréal, warga bisa mengecek kondisi kesehatan kulit mereka, terutama kulit wajah. ”Ini bagus karena mereka bisa diberi saran untuk memilih produk kesehatan kulit yang cocok. Jika parah, mereka bisa berkonsultasi melalui telemedicine,” jelasnya.
Fitria juga sepakat bahwa edukasi menyeluruh kepada publik terkait kesehatan kulit penting digencarkan kepada publik. Sebab, 80 persen tubuh manusia terdiri dari jaringan kulit. Di Indonesia ada 1.600-2.300 dokter kulit. Jika 50 persen dari dokter kulit itu bisa jadi pemengaruh di media sosialnya, hal itu akan bermanfaat bagi masyarakat luas.